Hatinya memang berbisik begitu, namun nyatanya dia tidak bisa menjelaskan yang sebenar-benarnya kepada Giok Hoa.
"Ko Tie Koko..... bagaimana?" tanya Giok Hoa yang jadi heran bercampur lucu melihat sikap Ko Tie.
Ko Tie seperti baru tersadar dari tidurnya, dia gelagapan.
"Oya, aku sedang memberitahukan kepadamu tentang kesulitanku itu!" katanya kemudian. "Dan seperti aku telah jelaskan, aku memang sesungguhnya tidak memiliki keberanian buat menanyakan kepada suhu apakah suhu cocok dengan tempat ini, karena.....!
"Karena apa, Ko Tie Koko?" tanya Giok Hoa ingin sekali mengetahuiuya. "Katakanlah, aku ingin sekali mendengarnya Ko Tie Koko..... Jika benar engkau memiliki kesulitan, siapa tahu aku bisa membantunya?!"
"Tetapi ini..... ini......!" Dan Ko Tie tidak bisa meneruskan perkataannya, dia mengangkat kepalanya memandang ragu kepada si gadis.
"Tetapi apa, Ko Tie Koko?!" mendesak Giok Hoa.
"Apakah engkau tidak akan marah jika hal ini kukatakan terus, terang?!" tanya Ko Tie.
Giok Hoa menggeleng.
"Tidak!" katanya kemudian. "Mengapa aku harus marah jika engkau terus terang menceritakan persoalanmu itu?!"
"Sesungguhn ya..... urusan ini menyangkut urusan kita berdua!" akhirnya Ko Tie bisa juga berkata seperti itu.
Tetapi waktu dia mengucapkan kata-kata itu, dia amat likat dan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Dia malu dan jengah serta tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dia seperti juga ingin cepat-cepat berlari menjauhi si gadis, karena perasaan malunya itu, diapun serasa ingin menyembunyikan mukanya di bantal.
Giok Hoa mementang matanya lebar-lebar, tampaknya dia tambah heran dan bingung.
"Menyangkut urusan kita berdua?!" tanya Giok Hoa akhirnya. "Ko Tie Koko, katakanlah yang jelas, aku sungguh-sungguh tidak mengerti..... maksudmu?!"
Ko Tie menghela napas, buat sementara dia tidak bisa berkata-kata, dia melirik si gadis beberapa kali, dan berusaha menenangkan hatinya, lalu katanya:
"Apakah benar-benar engkau tidak akan marah jika aku menjelaskan, Hoa-moay? Berjanjilah Hoa-moay!"
"Ya, katakanlah, apa saja yang kau katakan, aku tidak akan marah!" menegaskan si gadis.
"Sesungguhnya..... suhuku telah mengetahui bahwa aku...... aku.....!"
"Kenapa dengan kau, Ko Tie Koko?!"
"Aku..... menyukaimu..... Hoa-moay, aku mencintaimu!" menjelaskan Ko Tie.
Giok Hoa tertegun sejenak, kemudian dengan muka berobah merah terasa panas, dia menunduk dalam-dalam. Inilah pernyataan Ko Tie yang membuat hatinya bergoncang hebat sekali. Dia tidak menyangka bahwa pemuda itu akan menyatakan isi hatinya begitu saja.
Melihat si gadis berdiam diri dengan kepala tertunduk dalam-dalam, Ko Tie tambah bingung.
"Hoa-moay, apakah engkau marah?" tanya tergagap, sebab ia menduga Giok Hoa tersinggung dan marah mendengar pertanyaannya.
Giok Hoa masih menunduk, namun dia menggeleng perlahan dan dengan suara yang perlahan serak ia menyahuti: "Tidak.....!"
Dan kemudian setelah hatinya tenang kembali, dia mengangkat kepalanya. Dia memandang kepada Ko Tie dengan sinar mata penuh arti, katanya: "Dan apa hubungannya antara kau menyukai aku dengan putusan gurumu senang atau tidak tinggal di tempat ini?!"
Ko Tie sudah bisa menenangkan hatinya, karena melihat si gadis tidak marah.
"Sesungguhnya..... jika saja guruku tidak mengetahui bahwa aku menyukaimu, tentu aku bisa menanyakannya langsung soal keputusannya itu, sekarang justeru lain!"
![](https://img.wattpad.com/cover/119954152-288-k140091.jpg)
YOU ARE READING
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia