Jilid 179

526 17 0
                                    

"Ihhh, kau sudah terbebaskan?!" katanya dengan suara terkejut.

Dia menunda serangannya kepada Oey Yok Su dan melompat ke samping untuk menghindarkan diri dari serangan Oey Yok Su. Kemudian dia menyentil dengan jari telunjuk tangan kanannya, dengan tenaga dalamnya dia bermaksud menotok si gadis lagi.

Tapi Kam Lian Cu sekarang ini telah bersiap sedia, dia tidak mau membiarkan dirinya ditotok lagi oleh kakek tua itu.

Begitu dia melihat si kakek menyentil dan merasakan menyambarnya angin serangan, seketika itu juga Kam Lian Cu melesat menjauhi diri. Kakek tua itu tertegun melihat totokannya tidak berhasil mengenai sasarannya, malah Kam Lian Cu telah melesat menjauhi diri dari tempatnya.

"Ihhhhh, kau mau ke mana?!" teriaknya. Dia bermaksud meninggalkan Oey Yok Su, buat mengejar si gadis.

Tapi Oey Yok Su kini gilirannya buat merintangi si kakek, dia menyerang hebat pada kakek itu.

"Mengapa engkau harus mengurusi urusan kecil tidak ada artinya dengan menunda pertempuran kita?!" Setelah berkata begitu, gencar sekali Oey Yok Su menyerang si kakek.

Dengan demikian kakek tua baju kuning tersebut sudah tidak memiliki kesempatan buat mengejar Kam Lian Cu.

Dia telah melayani Oey Yok Su dengan penasaran sekali, dan juga setiap serangan yang dilakukannya merupakan serangan yang mengandung kematian.

Ko Tie yang menyaksikan hal itu jadi menghela napas. Dia berpikir di dalam hatinya:

"Mereka berdua memiliki kepandaian yang tinggi luar biasa, jika memang mereka bertempur terus seperti itu, niscaya akhirnya mereka akan terluka bersama atau terbunuh bersama..... Tidak mungkin di antara mereka ada yang menang atau kalah, pasti ke duanya yang akan menerima malapetaka tidak kecil......!"

Setelah berpikir begitu, Ko Tie jadi menghela napas berulang kali lagi.

Sedangkan dari kejauhan tampak berlari-lari sesosok bayangan kuning! Dialah kera bulu kuning itu, yang mendatangi sambil memperdengarkan suaranya yang aneh.

Melihat Kam Lian Cu sudah berdiri dan berada di tempat yang terpisah jauh, justeru kera bulu kuning itu telah mengeluarkan suara pekik yang aneh lagi.

Kemudian dengan buas dia menghampiri Ko Tie.

Tampaknya kera bulu kuning itu bermaksud hendak melampiaskan kemarahan hatinya kepada Ko Tie.

Menyaksikan hal itu Kam Lian Cu jadi kaget bukan main, karena dia mengetahui bahwa Ko Tie bukanlah seorang yang dapat diandalkan menghadapi kera itu dengan keadaannya yang tengah terluka parah itu. Tentu Ko Tie akan terbunuh di tangan kera yang buas tersebut.

Dengan segera si gadis telah melompat ke dekat kera bulu kuning. Dia telah mengayunkan tangannya menyerang kera itu.

Jika tadi dia dalam keadaan tertotok memang dia tidak berdaya menghadapi kera itu. Justeru sekarang ini dia dalam keadaan bebas, karenanya dia bisa menyerang dengan hebat kepada kera itu.

Sedangkan kera tersebut yang menyadari bahwa Kam Lian Cu memang memiliki kepandaian yang tinggi, dan jeri buat pedang si gadis, telah melawan setengah hati.

Kera itu selalu main mundur.

Namun akhirnya setelah lewat beberapa saat, dia melihat si gadis tidak mencabut keluar pedangnya, yang ternyata pedangnya telah terpental mengeletak jauh di tanah, maka kera bulu kuning itu jadi semakin berani.

Semula kera ini menduga bahwa pedang si gadis belum dicabut keluar. Sekarang setelah pertempuran itu berlangsung sekian lama dan si gadis masih tidak bersenjatakan pedang, hanya mengandalkan ke dua tangannya, kera itu semakin berani.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now