Ko Tie mengangguk.
"Membicarakan soal kecantikan yang engkau miliki mereka mengatakan bahwa engkau adalah seorang dewi dari kerajaan langit yang tengah turun ke Heng-san, untuk melihat-lihat dan menikmati keindahan di gunung ini.....
"Ada beberapa penduduk kampung itu yang telah melihat engkau tengah berlari-lari melompati jurang bagaikan terbang, dan juga mereka telah melihat engkau bersilat, yang dianggap mereka kau tengah menari! Maka di kampung itu telah tersiar berita bahwa di puncak gunung Heng-san berdiam seorang bidadari cantik luar biasa yang baru turun dari kerajaan langit......!"
Giok Hoa tertawa sambil kemudian cemberut, dia memukul dada Ko Tie perlahan dan manja.
"Ko Tie, kau nakal sekali! Kau hendak menggoda aku dengan cerita bohongmu itu..... Sudah, lepaskan cekalanmu, aku tidak bisa mempercayai lagi ceritamu......!" kata Giok Hoa sambil meronta melepaskan cekalan tangan dari Ko Tie.
Akan tetapi Ko Tie tidak mau melepaskan cekalannya dia malah mencekal lebih kuat.
"Dengarlah Giok Hoa, aku telah bicara dari hal yang sebenarnya..... aku tidak mendustaimu..... aku telah menceritakan apa yang kudengar sendiri....."
Tetapi Giok Hoa hanya tersenyum, kemudian dia berkata: "Engkau saja yang hendak memuji aku. Lalu engkau sengaja melalui perantaraan penduduk kampung itu, engkau menceritakannya seakan juga penduduk kampung itu yang telah memuji-muji diriku!"
"Ya, ya, jika penduduk kampung itu memuji engkau setinggi langit. Maka aku justeru memuji engkau sampai langit yang ke tujuh, malah aku ingin memohon kepada Thian agar tetap selalu dapat memiliki kesempatan buat memandangi kecantikanmu ini!"
"Cisss..... pemuda ceriwis......!" kata Giok Hoa.
"Giok Hoa adikku, dengarlah dulu.....!" kata Ko Tie sambil mencekal kuat-kuat, karena Giok Hoa meronta hendak melepaskan cekalannya itu.
Tetapi Giok Hoa terus juga meronta.
"Oh, lepaskan..... lepaskan.....!" kata Giok Hoa.
Namun karena Giok Hoa meronta seperti itu, telah membuat Ko Tie mencekalnya semakin kuat. Malah karena terlalu keras Giok Hoa meronta, cekalan itu terlepas.
Dan waktu cekalan tangan Ko Tie terlepas, di saat itu tubuh Giok Hoa kehilangan keseimbangan kuda-kuda ke dua kakinya, hampir saja tubuhnya terjerembab. Beruntung Ko Tie cepat sekali mengulurkan kedua tangannya. Dia telah memeluk gadis itu sehingga Giok Hoa jatuh dalam pelukan Ko Tie dan kepalanya direbahkan di dada pemuda itu.
Tetapi semua itu hanya berlangsung sangat cepat sekali, di mana Ko Tie membaui harum semerbak dari rambut si gadis. Anak rambut gadis itu beberapa helai yang terhembus angin telah mengilik hidungnya. Dan juga dada Ko Tie berdebar sangat keras sekali.
Demikian juga halnya dengan Giok Hoa yang merasakan mukanya jadi panas sekali. Ia likat dan malu bukan main. Setelah terpeluk sejenak lamanya dan merebahkan kepala di dada pemuda itu, yang sangat bidang dan kuat, tiba-tiba, dia meronta dan kemudian berlari dengan cepat sekali.
Ko Tie kaget, dia mengejarnya.
"Giok Hoa! Adikku...... berhentilah..... berhentilah.....!" teriak Ko Tie memanggil- manggilnya.
Tetapi Giok Hoa seperti juga tidak mendengar teriakan tersebut, karena dia telah berlari terus dengan cepat sekali, tubuhnya lincah dan ringan sekali melompati jurang-jurang yang terbentang merintanginya.
Ko Tie juga mengempos semangatnya, dia telah mengejar terus sambil memanggil-manggil gadis itu.
Waktu itu Giok Hoa malu bukan main.

ANDA SEDANG MEMBACA
Anak Rajawali
AventuraLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia