Jurang itu ternyata sangat dalam sekali. Waktu Hok An tiba di dasar jurang tersebut, di saat itu hampir menjelang sore hari.
Yang pertama-tama dilihatnya adalah Bin Hujin, yang rebah tengkurap dengan keadaan yang sangat mengiriskan hati. Tubuhnya hancur dan juga tentunya tulang-tulang di tubuhnya telah patah dan remuk.
Hok An segera menjatuhkan dirinya berlutut di dekat mayat Bin Hujin. Dengan air mata berlinang-linang dia berkata:
"Kim Hoa, Kim Hoa..... aku tidak menyangka bahwa engkau akan pergi lebih dulu meninggalkan aku..... Kim Hoa..... Kim Hoa..... mengapa engkau begitu nekad, sehingga engkau membunuh diri? Bukankah segala persoalan apapun juga masih bisa diselesaikan? Bukankah masih ada aku, yang bersedia buat melakukan suatu apapun juga demi kebahagiaanmu?!"
Terus menerus Hok An menangis dan juga menyesali kenekadan Kim Hoa, sampai akhirnya dia telah menangis terisak-isak.
Selama bertahun-tahun dia telah berkelana mencari jejak Kim Hoa. Selama itu pula Hok An selalu diliputi oleh khayalannya.
Jika saja dia berhasil menemui jejak Kim Hoa, betapa akan membahagiakannya. Secuil kegembiraan tentu akan diperolehnya, dan juga sedikit kebahagiaan yang masih bersisa di hatinya pasti akan hidup kembali..... Tentu Kim Hoa pun akan gembira dan bahagia bisa bertemu dengannya. Masih mencintai dan mengasihinya.
Akan tetapi kenyataan yang ada justeru berlainan sama sekali dengan apa yang dikhayalkannya itu, bahkan juga memang di waktu itu Kim Hoa telah menjadi milik orang. Dengan demikian membuat kandas seluruh harapan Hok An.
Dan sekarang justeru diapun harus menghadapi peristiwa seperti ini, di mana Kim Hoa telah menghabisi jiwanya sendiri dengan membuang diri ke dalam jurang. Sedangkan suami Kim Hoa juga telah menghembuskan napasnya, karena telah terluka berat di tangan Lung Hie.
Malah yang membuat Hok An semakin sedih, karena puteri Bin Wan-gwe pun telah terbinasa dilempar ke dalam jurang ini. Semua kehancuran keluarga Bin tersebut sejak kemunculannya, membuat Hok An menjadi menyesal bukan kepalang.
Teringat kepada puteri Bin Wan-gwe, segera juga dia menoleh ke kiri ke kanan, dia mencari-cari mayat puteri Bin Wan-gwe.
Di saat itu, dia tidak melihat mayat puteri Bin Wan-gwe, sehingga membuat Hok An terheran-heran. Dia berdiri dari duduknya dengan segera dan matanya telah memandang ke sana kemari mencari-cari mayat puteri Bin Wan-gwe.
Tetap saja dia tidak berhasil menemui mayat puteri Bin Wan-gwe.
"Ohhh, ke manakah mayat puteri Bin Wan-gwe, apakah memang mayat puteri Bin Wan-gwe telah dibawa oleh binatang buas yang mendiami dasar jurang ini?!" menggumam Hok An dengan hati yang berdebar keras. "Apakah mayatnya telah dijadikan santapan binatang buas itu.....?!"
Hok An jadi penasaran, dia telah mencari terus ke sana ke mari.
Sampai akhirnya hatinya berdebar keras sekali, dia melihat sesosok tubuh kecil yang rebah di atas tumpukan rumput, rebah dalam keadaan diam tidak bergerak sedikitpun juga.
Cepat-cepat Hok An melompat dan memeriksa sosok tubuh kecil itu.
Seorang gadis cilik dan tidak lain dari puteri Bin Wan-gwe!
Waktu Hok An memeriksa keadaannya, dia memperoleh kenyataan puteri Bin Wan- gwe itu masih bernapas. Hati Hok An semakin berdebar.
Tidak terlihat luka sedikitpun juga di tubuh puteri Bin Wan-gwe.
Diam-diam Hok An pun heran, mengapa puteri Bin Wan-gwe bisa terlontar dan jatuh di tempat yang sejauh ini dari sasaran tempat jatuhnya yang semula? Malah mengapa bisa jatuh di atas tumpukan rumput-rumput yang tumbuh tebal sekali di bagian tempat tersebut?
![](https://img.wattpad.com/cover/119954152-288-k140091.jpg)
YOU ARE READING
Anak Rajawali
AbenteuerLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia