Jilid 22

918 22 0
                                    

Terjadilah pertempuran yang mengerikan antara seekor ular raksasa dengan belasan ekor burung rajawali. Itulah pertempuran yang benar-benar jarang sekali bisa disaksikan di dalam rimba persilatan.

Pertempuran di antara dua jenis binatang yang sama-sama tangguh! Yang seekor ular itu sangat beracun, sedangkan belasan ekor burung rajawali itupun merupakan binatang yang ganas bukan main.

Tubuh ular itupun telah kena dicakar dan dipatuki berulang kali, membuat ular itu kesakitan dan mengeluarkan desis marah, sehingga akhirnya ular itu telah mulai menyerang burung-burung rajawali hitam itu dengan ganas.

Karena gencarnya serangan belasan ekor burung rajawali itu, akhirnya ular itu sudah tidak dapat memikirkan telur yang tengah dieraminya. Dia melingkar dan menggeleser ke luar goa, meninggalkan telur burung rajawali putih yang tengah dieraminya itu. Kemudian mengamuk, di mana beberapa ekor burung rajawali hitam telah dapat disampok dan juga digigitnya, sehingga burung rajawali hitam itu terluka dan keracunan.

Walaupun pertama-tama memang burung-burung rajawali itu tidak merasakan akibat racun yang mulai menjalar di tubuh mereka, namun akhirnya burung-burung rajawali hitam yang keracunan itu memekik nyaring dan terbang keluar dari goa. Hanya tinggal tujuh atau delapan burung rajawali hitam yang masih menyerang ular itu bertubi-tubi dengan ganas sekali.

Ular itu sendiri telah terluka di beberapa bagian tubuhnya, akan tetapi semakin terluka ular itu telah memberikan perlawanan yang kian gigih.

Malah dalam suatu kesempatan, ular tersebut berhasil melibat seekor burung rajawali dengan tubuhnya, begitu kencang libatannya, sampai terdengar suara "Kreeekkk!" dari patah dan hancurnya tulang-tulang burung rajawali tersebut. Waktu libatannya dilepaskan, maka rajawali tersebut telah terbunuh menjadi bangkai!

Sedangkan rajawali-rajawali hitam lainnya semakin ganas, tubuh ular itu telah dipatukinya sampai terluka cukup parah.

Demikian juga dengan tenaga ular itu rupanya semakin berkurang, darah yang keluar dari tubuh ular itu tampak semakin deras dan banyak, menyebabkan darah itu bepercik di sekitar lantai goa tersebut.

Burung-burung rajawali hitam itu menyerang semakin ganas juga, rupanya rajawali-rajawali hitam itu menyadari keadaan ular raksasa tersebut semakin parah dan lemah, maka mereka tidak membiarkan ular tersebut berdiam diri, dia telah menyerang terus. Disaat mana ular itu juga semakin kalap, justru tubuhnya yang membentur-bentur dinding goa jadi terluka lebih hebat.

Menyaksikan perkelahian antara ular dengan burung-burung rajawali tersebut, Si Giok merasa ngeri bukan main. Hok An sendiri jadi bergidik.

Dia segera berpikir, walaupun bagaimana dia harus menolongi ular itu.

Setelah melihat keadaan ular itu yang semakin lemah, gerakan tubuhnya yang semakin perlahan, menyebabkan burung-burung rajawali hitam itu menyerang semakin gencar dan ganas, maka Hok An jadi nekad. Dia telah melompat keluar dari tempat persembunyiannya. Dengan mengandalkan ginkangnya yang tinggi, tubuhnya mencelat keluar dari goa tersebut. Kemudian diambilnya sebatang kayu yang cukup besar.

Seekor burung rajawali hitam yang melihat gerakan Hok An, segera terbang keluar goa dan mengejar Hok An, kemudian menyerangnya.

Hok An menyadari, percuma saja dia melayani serangan burung rajawali itu dengan mengadu kekuatan. Dia hanya mengandalkan melompat ke sana ke mari dengan lincah dan akhirnya berlari masuk kembali ke dalam goa itu.

Setelah herada di tempat persembunyiannya di dekat Si Giok, dia bilang: "Aku akan membantu ular itu.....!"

Si Giok memandang heran.

"Apakah paman Hok bisa menghadapi burung-burung rajawali hitam itu?" tanyanya ragu-ragu dan merasa ngeri.

"Aku akan mempergunakan ini!" kata Hok An sambil memperlihatkan kayu yang baru saja diambilnya.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now