Jilid 168

509 21 0
                                    

Ko Tie menyadari, dia baru saja disembuhkan Oey Yok Su, tenaganya belum pulih keseluruhannya. Dan ia tidak bisa mempergunakan tenaga berkelebihan. Kembali dia tidak menangkis dua serangan itu, dia mengelak dengan lincah sekali.

Tapi Phan Chin Shia sama sekali tidak memberikan kesempatan kepadanya, beruntun dia menyerang dengan gencar. Setiap serangannya mengandung maut.

Ko Tie suatu kali sudah tidak bisa menghindar dari serangan Phan Chin Shia, karenanya terpaksa sekali ia menangkis.

"Dukkkk!" tangan mereka saling bentur, namun waktu itulah mata Ko Tie berkunang-kunang, karena ia mempergunakan tenaga berlebihan. Kuda-kuda ke dua kakinya tergempur, malah tubuhnya seketika terjungkal rubuh bergulingan di lantai.

Disaat itu, tampak Phan Chin Shia telah meluncur lagi menerjang Ko Tie. Dia menghantam dengan telapak tangan kanannya, telak sekali mengenai dada Ko Tie.

Ko Tie mengerang sedikit, mulutnya memuntahkan darah segar dua kali, mukanya pucat pias. Ia kembali terluka di dalam.

Namun dirinya tengah terancam bahaya yang tidak kecil. Dia memaksakan diri buat merangkak bangun, tapi Phan Chin Shia telah menghantam lagi sampai Ko Tie bergulingan pula di lantai.

Tiba-tiba terdengar jeritan yang menyayatkan hati, dua orang tentara kerajaan di luar ruang sidang Tie-kwan itu telah menjerit dan jatuh di tanah tanpa bernapas lagi. Disusul melangkah masuk seseorang yang mengenakan jubah berwarna hijau, di tangannya memegang seruling, itulah yang tadi dipergunakan memukul perlahan kepada ke dua tentara kerajaan itu.

Dia seorang tua, dan tidak lain dari Oey Yok Su, salah seorang datuk rimba persilatan yang memiliki kepandaian terlihay dan adat yang ku-koay sekali.

"Phan Chin Shia, ternyata engkau mengumbar kepandaianmu buat melakukan banyak kejahatan!" berseru Oey Yok Su dengan suara yang dalam menyeramkan, tangannya menggoyang-goyangkan perlahan serulingnya, dan kakinya pun melangkah perlahan. Perlahan tindakan kakinya, tapi tubuhnya melesat cepat sekali, tahu-tahu dia telah berada di samping Phan Chin Shia.

Phan Chin Shia ketika mengenali siapa orang yang baru datang itu, tubuhnya menggigil.

"Oey Locianpwe..... kau.....?!" tanyanya.

Baru saja dia bertanya sampai di situ, justeru seruling Oey Yok Su telah bergerak. Perlahan. Dan Phan Chin Shia melihat bergeraknya seruling itu, dia bermaksud hendak menghindar. Namun belum keburu dia menggerakkan sepasang kakinya, justeru di saat itu seruling dari Oey Yok Su telah mengetuk perlahan kepalanya.

Phan Chin Shia menjerit dengan suara yang menyayatkan hati, menjatuhkan diri di lantai bergulingan sambil memegangi kepalanya. Dari telinga, hidung, mulut dan matanya telah mengalir darah yang deras sekali. Dia pun cuma bisa bergulingan di lantai tidak terlalu lama, sebab kemudian dia telah putus napas, diam tidak bergerak.

Yang Uh Tie-kwan dan Ma Ie Tie-kwan jadi ketakutan. Sambil memutar tubuh hendak melarikan diri dari tempat itu, mereka berseru-seru: "Pengawal! Pengawal..... tangkap penjahat!"

"Hai, kamu berdua ke mari!" bentak Oey Yok Su dengan suara yang dingin. Wajahnya walaupun telah tua, sangat angker sekali seperti muka mayat, dingin tidak berperasaan.

Yang Uh Tie-kwan dan Ma Ie Tie-kwan jadi merandek, mereka tengah ketakutan, juga Oey Yok Su memanggil dengan suara yang berpengaruh sekali, mereka jadi merandek dan akhirnya menghampiri dengan takut-takut.

"Lo-enghiong..... kami adalah pembesar negeri yang menjalankan tugas, karena itu..... kami tidak punya salah apa-apa dengan Lo-enghiong......!" kata Yang Uh Tie-kwan dengan sikap ketakutan sekali.

"Hemmm, justeru pembesar negeri seperti engkau inilah yang perlu dibasmi! Tidak ada seorang manusia busuk yang bisa lolos dari tangannya Oey Loshia.....!"

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now