Jilid 92

762 18 0
                                    

Waktu serangan telah dekat, dia berkelit sambil mengibaskan lengan bajunya. Gerakan yang dilakukannya begitu cepat dan mengandung kekuatan sin-kang yang hebat membuat Siauw Kwie satu kali lagi harus melompat mundur, karena dia terdorong oleh suatu kekuatan yang dingin, menggigilkan tubuh.

Bukan kepalang penasaran dan kaget Siauw Kwie, karena dia tidak tahu ilmu apa yang dipergunakan Swat Tocu. Setiap kali dia mempergunakan tenaga dalamnya, akan mendatangkan rasa dingin yang begitu hebat di samping sangat kuat sekali! Dia seperti berada di sekeliling es yang bisa membekukan darah di sekujur tubuhnya!

Sekali ini Siauw Kwie ragu-ragu buat menerjangnya lagi, karena telah dua kali ia melihat, begitu Swat Tocu mengerahkan tenaga dalam dan menyerangnya, dia terdorong hebat dan juga diterjang oleh hawa dingin yang luar biasa hebatnya yang seperti bisa membekukan tubuhnya. Dia memperhitungkannya tidak mau Siauw Kwie berlaku nekad.

Setelah memandang sejenak lamanya kepada Swat Tocu dengan mata memancarkan kemarahan dan penasaran, Siauw Kwie berkata dengan marah:

"Baiklah, rupanya kali ini aku tidak dapat menghukummu, tetapi Lang-kauw tidak akan menghabisi urusan ini sampai di sini saja...... Kami akan datang mencarimu suatu saat kelak engkau harus menerima hukuman dari Lang-kauw!"

Waktu berkata begitu, Siauw Kwie bermaksud hendak memutar tubuhnya, karena ia ingin meninggalkan tempat itu, guna mengajak anak buahnya berlalu, dia berpikir, tidak ada manfaatnya jika dia bertempur terus melayani Swat Tocu. Namun belum lagi dia menggeser kedudukan kakinya dan belum memutar tubuhnya, justru di waktu itu terdengar suara orang yang bernina bobo:

"Tidurlah anakku sayang..... tidurlah,
ibu akan menemanimu,
nanti ibu akan memetikkan buah,
menangkap burung buat engkau bermain,

Sekarang engkau tidurlah manis......,
tidurlah yang nyenyak,
karena besok engkau akan bermain lagi dengan riang......
tidurlah anak sayang......."

Senandung itu disenandungkan seorang wanita, yang suaranya sangat bening sekali.

Mendengar suara senandung itu, wajah Siauw Kwie tiba-tiba berobah menjadi cerah dan terang, karena dia menjadi girang sekali.

"Tok-kui-sin-jie (Setan Racun dengan Anak Sakti) Khiu Bok Lan!" Berseru Siauw Kwie dengan suara yang nyaring, memperlihatkan kegirangan hatinya yang meluap-luap.

Swat Tocu sendiri mengerutkan sepasang alisnya. Dia menoleh ke arah datangnya suara senandung itu, demikian juga Ko Tie, Giok Hoa dan yang lainnya, telah menoleh ke tempat dari mana datangnya suara senandung tersebut. Cuma bedanya, anak buah dari Siauw Kwie memperlihatkan kegirangan bukan main, seperti juga mereka telah kedatangan seorang yang sangat mereka andalkan!

Dari arah sebelah kanan, di balik dari batu-batu gunung yang bertonjolan dan diselimuti oleh tumpukan salju, tampak melangkah ke luar seorang wanita. Usianya telah setengah baya, namun wajahnya masih cantik dan ia bersolek sangat jelita sekali.

Di punggungnya tampak tersembul gagang pedang yang berkilauan kekuning-kuningan, pakaiannya sangat reboh sekali. Rambutnya disanggul dua, dan yang luar biasa, di tangannya tampak dia menina-bobokan sesuatu. Bukan seorang anak, melainkan sebatang pohon yang dipahat kasar dalam bentuk seperti seorang anak kecil!

Menyaksikan sikap dan kelakuan wanita itu, yang melangkah keluar mendatangi ke tempat Siauw Kwie berada, rupanya wanita ini tidak beres pikirannya alias sinting. Karena batang kayu yang digendongnya itu digoyang-goyangkan, seperti juga dia tengah menina-bobokan seorang anak kecil dengan penuh kasih sayang dan sangat memanjakannya. Begitu merdu suaranya, halus dan lembut sekali, penuh kasih sayang seorang ibu.

Siapakah wanita aneh ini yang tampaknya sinting? Tentu para pembaca telah dapat menduganya siapa dia!

Benar! memang dia tidak lain dari Tok-kui-sin-jie Khiu Bok Lan, wanita sinting yang selalu membawa-bawa mayat anaknya. Sayang sekali mayat anaknya telah dibanting oleh Ko Tie, sehingga rusak, dan akhirnya dikubur.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now