Muka Yo Kouw-nio berobah mendengar ayahnya disebut si buntung, tahu-tahu tubuhnya ber kelebat, tangan kanannya menampar ke mulut Auwyang Phu.
Auwyang Phu waktu mengetahui wanita yang ada di hadapannya adalah orang she Yo yang memiliki hubungan dengan Sin-tiauw-tay-hiap, sejak tadi dia telah bersiap-siap.
Sekarang melihat Yo Kouw-nio dengan gesit bergerak ingin menampar mulutnya, segera dia mengelak. Tubuhnya lincah sekali melompat ke samping.
"Hahaha...... jangan terlalu galak seperti itu!" ejeknya. "Mari kita bicara dulu?"
Bola mata Yo Kouw-nio terbuka lebar-lebar mendelik kepada Auwyang Phu, bukan main penasaran dan bencinya kepada pemuda ini yang telah menghina ayah angkatnya. Dia berusaha menahan kemarahannya, bentaknya: "Katakan siapa kau."
"Aku? Aku orang she Auwyang..... tentu kau tidak asing dengan she tersebut, bukan? Namaku hanya tunggal, yaitu Phu! Akulah Auwyang Phu, putera sejati dari Auwyang Hong!"
Berobah muka Yo Kouw-nio melihat lagak pemuda itu berbicara, dan juga mendengar ia adalah putera Auwyang Hong. Inilah aneh dan sulit sekali bisa dipercaya oleh pendengarannya.
Setelah tertegun beberapa saat, dia bertanya: "Jadi...... jadi engkau puteranya Auwyang Hong Locianpwe?!"
Auwyang Phu memperlihatkan sikap congkak. Dia mengangguk segera, "Tepat! Sedikitpun tidak meleset! Memang aku putera Auwyang Hong! Putera sejati! Kau dengar, aku putera sejati Auwyang Hong. yang telah mewarisi seluruh kehebatan ayahku!" Dan setelah berkata begitu ia tertawa bergelak-gelak lagi.
Sedangkan Yo Kouw-nio menghela napas.
"Auwyang Hong Locianpwe dengan ayahku memiliki hubungan yang baik. Karena itu, memandang ayahmu, aku bersedia buat menyudahi urusan sampai di sini saja, dan cepat kau bebaskan totokanmu pada muridku itu......" kata Yo Kouw-nio sambil menghela napas mengalah.
Tetapi Auwyang Phu justeru jadi sebaliknya, dia menduga Yo Kouw-nio gentar dan jeri begitu mendengar dia adalah puteranya Auwyang Hong.
"Hmmm, jadi engkau adalah puteri si buntung Yo Ko?" tanyanya dengan sikap mengejek.
Meluap lagi darah Yo Kouw-nio.
"Mulutmu jangan kurang ajar!" bentaknya. "Atau memang engkau minta aku menghajarnya agar kelak engkau dapat bersikap lebih sopan dan baik-baik?"
Melihat Yo Kouw-nio gusar Auwyang Phu sama sekali tidak jeri, malah dia tertawa tergelak-gelak dengan sikap yang angkuh sekali.
"Hemmm, engkau marah? Baik! Baik-baik! Aku memang selalu menyebut ayahmu itu dengan sebutan si buntung Yo Ko! Lalu sekarang apa yang hendak kau lakukan?!"
Yo Kouw-nio sudah tidak, bisa menahan dirinya lagi mendengar perkataan dan sikapnya Auwyang Phu seperti itu. Tahu-tahu tubuhnya melesat dan tangan kanannya bergerak kembali berusaha menempeleng mulut Auwyang Phu.
"Menghajar mulutmu!" teriaknya gusar.
Tetapi kali ini Auwyang Phu sama sekali tidak berkelit, malah dia telah menangkis dengan pedang rampasannya.
Tentu saja tangan Yo Kouw-nio akan terkutungkan, jika saja ia menyerang terus. Cepat-cepat dia menahan tangannya, namun bukan buat berdiam diri, melainkan dengan segera dia telah membarengi menghantam lagi.
Auwyang Phu kagum juga melihat kesebatan tangan Yo Kouw-nio,
"Bagus!" berseru pemuda itu dengan suara nyaring dan tubuhnya melejit ke sana ke mari, berkelit dari serangan-serangan Yo Kouw-nio yang gencar. Malah dia juga mempergunakan pedangnya, berusaha buat balas menyerang. Setiap serangannya cukup baik.

ANDA SEDANG MEMBACA
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia