Ko Tie tersenyum sinis, katanya: "Ya, memang kami belum lagi mengetahui siapa kau, dan jika engkau mau memperkenalkan diri, sebutkanlah namamu, karena kami juga ingin sekali mengetahui sebenarnya siapa engkau ini seorang pemuda yang congkak dan tidak tahu aturan!"
"Apa kau bilang? Kau berani berbuat kurang ajar di hadapan majikan kami?" berseru seorang lelaki bertubuh tinggi tegap yang berada di dekat pemuda itu. Malah sambil membentak dia mengulurkan tangan kanannya, bermaksud mencengkeram baju di dada Ko Tie.
Ko Tie memiringkan tubuhnya sedikit. Jambretan tangan itu gagal mengenai sasarannya dan jatuh di tempat kosong. Hal ini membuat orang itu jadi penasaran.
"Ehhhh...... engkau berani melawan, heh?" bentaknya, tinju tangan kirinya melayang akan menghantam muka Ko Tie.
Tindakan orang ini sudah melampaui batas, karenanya Ko Tie juga tidak bisa berdiam diri dan mengalah terus. Dia memiringkan kepalanya, menghindar dari tinju orang itu dan membarengi dengan itu, cepat sekali tangan kirinya menyampok.
"Dukkkk!" tubuh orang tersebut seketika kena disampoknya terpental keras sekali dan terbanting di tanah. Dalam keadaan seperti itu segera juga tampak, tubuh orang itu menggelepar-gelepar di tanah tanpa bisa segera bangun, seperti orang ayan.
Dan juga, dia mengerang-erang kesakitan. Dari mulutnya telah memuntahkan darah, hidungnya juga mengucurkan darah. Sebab waktu dia jatuh terjerembab akibat terkena sampokan tangan Ko Tie, dia mencium tanah, sehingga hidungnya bocor dan darah mengucur keluar!
Bukan main kagetnya pemuda berpakaian perlente itu. Dia memandang tersenyum dan mundur dua langkah karena kuatir Ko Tie memukulnya.
Sedangkan empat orang laki-laki lainnya yang semuanya bertubuh tinggi tegap, tampaknya pengawal pemuda itu, segera melompat mengurung Ko Tie. Merekapun bergerak buat menyerang Ko Tie.
Tapi Ko Tie bersikap tenang sekali. Dia telah menggerakkan pauw-hoknya, menghantam sekaligus ke empat orang itu sehingga jungkir balik semuanya.
Pemuda berpakaian perlente itu semakin ketakutan, dia tidak menyangka Ko Tie merupakan seorang pemuda yang tangguh.
"Kau..... kau berani memukul anak buah Cin Wan-gwe?" bentak seorang tukang pukul pemuda itu, yang telah melompat bangun. "Benar-benar engkau mencari mampus!"
"Hemmm, aturan apa yang kalian pergunakan sehingga malang melintang sekehendak kalian dan juga turun tangan mau memukul orang tidak pada tempatnya?!" tegur Ko Tie.
Orang yang bertubuh tinggi tegap itu, yang tadi membentak, dengan muka merah padam dan menakutkan telah mencabut goloknya. Dengan goloknya dia membacok.
Semua orang yang menyaksikan hal ini mengeluarkan jerit kaget, begitu juga para pelayan dan tamu-tamu di rumah makan atau orang-orang yang kebetulan lewat di depan rumah makan tersebut menyaksikan peristiwa tersebut.
Sedangkan pemuda berpakaian perlente itu tampak senang, hilang kagetnya, karena melihat anak buahnya mempergunakan goloknya. Dia yakin pemuda yang tangguh itu dapat dilukainya.
Giok Hoa berdiri di pinggir, dengan tenang dia mengerti segala macam bangsa buaya darat ini tak mungkin berdaya menghadapi Ko Tie. Dan Ko Tie tentunya tidak akan memperoleh kesulitan. Maka dari itu si gadis tetap berdiri tenang-tenang di tempatnya.
Ko Tie melihat menyambarnya golok, sama sekali dia tidak berusaha menyingkir, dia mengawasi saja golok yang tengah meluncur menyambar kepada dirinya.
Setelah golok itu menyambar dekat, tahu-tahu Ko Tie mengulurkan tangannya. Dia mementang ke dua jari tangannya, jari telunjuk dan jari tengah, menjepit golok itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/119954152-288-k140091.jpg)
YOU ARE READING
Anak Rajawali
PertualanganLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia