Jilid 42

810 27 0
                                    

"Terima kasih? Hemmm, apakah jika aku bersedia mengobati kawanmu itu, engkau hanya akan mengucapkan terima kasih?!" tanya orang tua itu, sikapnya ku-koay sekali, aneh luar biasa.

Yo Him melengak tertegun mendengar pertanyaan orang tua itu, sampai akhirnya dia bertanya dengan ragu: "Lalu, apa yang harus kuberikan kepada Locianpwe sebagai ucapan terima kasih atas budi kebaikan Locianpwe.....!"

"Kau bersedia memberikan sesuatu kepadaku, sebagai imbalan jika aku berhasil menyembuhkan kawanmu itu?!" tanya orang tua tersebut.

Yo Him mengangguk segera, ia menduga paling tidak orang tua ini tentu akan meminta sejumlah uang yang tinggi sekali sebagai imbalan atas jasanya mengobati Hok An.

"Ya...., berapa yang harus kubayar untuk biaya pengobatan itu?!" tanya Yo Him kemudian.

Orang tua itu tertawa.

"Aku tidak menghendaki uang.....!" katanya.

Yo Him kembali melengak.

"Lalu apa yang diingini Locianpwe?!" Tanya Yo Him sambil mengawasi tajam pada orang tua itu.

Orang tua aneh itu tertawa kecil, suaranya begitu sinis, dan sikapnya juga acuh tak acuh.

"Sudah kukatakan bahwa aku tidak menghendaki uang.....!" kata orang tua tersebut.

"Lalu apa yang dikehendaki oleh Locianpwe.....?" tanya Yo Him.

"Ada dua syaratku, jika memang engkau memenuhi ke dua syaratku itu, maka kawanmu itu akan kuobati! Walaupun bagaimana parahnya luka kawanmu itu, pasti aku akan dapat mengobatinya!" kata orang tua itu.

Yo Him walaupun mendongkol melihat lagak orang tua ini, yang seperti juga sengaja untuk mengulur-ulur waktu, namun ia bertanya juga: "Apa ke dua syarat dari Locianpwe itu!"

"Syarat yang pertama, aku menghendaki imbalan sebagai pembayaran atas jerih payahku mengobati kawanmu itu dengan pembayaran!"

"Pembayaran dengan apa?!" tanya Yo Him tidak sabar memotong perkataan orang tua itu.

"Pembayaran itu adalah jiwamu! Engkau harus memberikan jiwamu kepadaku! Maka kawanmu itu akan segera kuobati!" menjawab orang tua itu.

Yo Him tertegun, dia kaget dan heran bercampur mendongkol.

"Locianpwe, Boanpwe harap kau si orang tua tidak bergurau!" kata Yo Him kemudian "Hal itu mana mungkin.....!"

"Mungkin atau tidak itu urusanmu..... tetapi memang begitulah syaratku.....!" kata orang tua itu.

Yo Him berdiri menjublek.

Orang tua ini benar-benar luar biasa sekali, dia mengajukan syarat yang benar-benar mengejutkan. Bagaimana mungkin, sebagai pembayaran untuk mengobati Hok An, Yo Him harus menyerahkan jiwanya kepada orang tua itu? Bagaimana mungkin dia bisa untuk menerimanya? Karena itu, segera juga dia berkata dengan suara yang dingin: "Tidak mungkin syarat itu dapat dipenuhi olehku!"

"Hemmm, jika memang engkau tidak bisa memenuhi syaratku itu, aku tidak akan memaksa. Bukankah yang meminta pertolongan adalah engkau, bukan aku yang menawarkan? Dan jika memang engkau tidak dapat memenuhi syaratku yang pertama itu, silahkan engkau angkat kaki meninggalkan tempat ini......!"

Mendengar perkataan orang tua itu. Yo Him berdiam diri, sampai akhirnya dia telah bilang dengan sikap tidak senang: "Jika memang Locianpwe mengajukan syarat seperti itu, berarti sama saja Locianpwe menolak permohonan kami agar Locianpwe menolongi kawanku itu......!"

"Aku tidak mau tahu apa yang hendak kau katakan, tetapi yang pasti, aku akan menolongi kawanmu itu, jika engkau dapat memenuhi ke dua syaratku!"

"Lalu bagaimana bunyi syarat yang kedua," tanya Yo Him, yang ingin mengetahui syarat yang kedua itu.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now