Jilid 4

1.5K 35 0
                                    

Dia telah melompat mendekati Bin Wan-gwe dengan mata yang memancarkan sinar yang sangat menyeramkan, tubuhnya menggigil.

"Jika kau berusaha menghalang-halangi pertemuan kami..... akan kubunuh.....!" kata Hok An dengan suara yang bengis dan gemetar.....

Melihat sikap Hok An seperti itu, Bin Wan-gwe jadi ketakutan, terlebih lagi waktu itu semua tukang pukulnya tengah tidak berdaya, jelas mereka tidak bisa melindungi dirinya. Maka Bin Wan-gwe telah melangkah mundur dengan muka yang pucat.

Dengan memaksakan diri dia berusaha bersenyum, katanya: "Tenang..... sabarlah mari kita bicara secara baik-baik!"

Mendengar perkataan Bin Wan-gwe itu Hok An agak berkurang beringasnya.

"Cepat panggil Kim Hoa keluar....., biarkan kami bertemu, banyak yang ingin kukatakan kepadanya!" kata Hok An kemudian.

Sedangkan Bin Wan-gwe mengangguk beberapa kali sambil menelan air ludahnya.

"Ya, untuk itu mudah saja, aku akan segera memanggilnya keluar. Akan tetapi katakanlah dulu, siapa kau sebenarnya dan bagaimana caranya engkau bisa berkenalan dengan isteriku itu?"

Ditanya begitu Hok An seketika terdiam, seperti juga tertegun. Tetapi akhirnya mukanya memperlihatkan kegetiran dari perasaan yang tertekan, dengan suara tidak lancar dia bilang: "Sebenarnya..... sebenarnya hal itu akan kau ketahui dengan jelas, kalau saja aku telah dipertemukan dengan Kim Hoa......!"

Bin Wan-gwe memandang curiga, dia menggeleng perlahan, katanya: "Tidak bisa aku meluluskan permintaanmu itu! Sayangnya engkau tidak mau memberitahukan asal usulmu dengan jelas, sehingga aku bisa mempertimbangkannya, apakah aku akan memperkenankan engkau buat menemui isteriku itu atau tidak.....!"

Setelah berkata begitu, Bin Wan-gwe memberi isyarat kepada semua tukang pukulnya, maksudnya agar semua tukang pukulnya itu bersiap-siap buat menghadapi sesuatu yang tidak diinginkan jika saja Hok An mengamuk.

Benar saja, Hok An telah memperlihatkan sikap yang beringas lagi, dia telah berseru marah.

"Hemmmm, engkau memang seorang manusia jahat yang ingin merintangi dan menghalangi pertemuan kami!" teriak Hok An dengan suara bengis dan telah melompat ke dekat Bin Wan-gwe.

Gerakan Hok An begitu gesit, jangankan Bin Wan-gwe memang tidak mengerti ilmu silat, jika dia memiliki kepandaian yang lumayan, belum tentu bisa menghindar dari Hok An.

Dengan cepat tangan Hok An pun telah terangkat, dia bersiap-siap hendak memukul kepala Bin Wan-gwe.

Bin Wan-gwe jadi ketakutan bukan main, semangatnya seperti juga terbang meninggalkan raganya, dia berseru kaget bercampur takut.

Hok An yang sedang mengayunkan tangan melihat betapa Bin Wan-gwe sangat ketakutan. Hatinya jadi tidak tega, dia membentaknya lagi: "Katakan, kau masih berusaha menghalangi pertemuanku dengan Kim Hoa atau tidak!"

Bin Wan-gwe cepat-cepat berseru: "Aku akan segera memanggil Kim Hoa keluar..... aku akan segera memanggilnya!"

Hok An membatalkan maksudnya buat menghantam tangannya pada kepala Bin Wan-gwe.

Akan tetapi waktu itu dari dalam telah terdengar suara seorang anak kecil yang bertanya: "Tahan..... apa yang terjadi?!"

Hok An menoleh. Ternyata yang bertanya itu seorang gadis cilik berusia empat tahun lebih. Wajahnya yang kecil mungil tampak manis sekali, dengan sepasang mata yang jeli dan senyumnya yang berlesung pipit.

Waktu itu gadis cilik tersebut, yang mengenakan kun warna merah dengan kombinasi bajunya berwarna kuning, telah menghampiri Bin Wan-gwe.

Ternyata gadis cilik itu adalah puteri dari hartawan she Bin tersebut. Sedangkan Bin Wan-gwe jadi tambah gugup.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now