Ketiga Tojin itu kaget tidak terkira, karena segera juga mereka merasakan diri mereka menggigil kedinginan. Karena semakin dekat dengan Ko Tie mereka merasa semakin kedinginan, seperti juga memasuki kolam es.
Karena itu cepat-cepat mereka mengerahkan tenaga dalam, agar tubuh mereka hangat dan melawan hawa yang dingin itu.
Mereka berhasil, karena memang mereka memiliki lweekang tinggi. Mereka berhasil membuat tubuh mereka menjadi hangat.
Dalam keadaan seperti itulah terlihat Ko Tie memperhebat pukulannya. Dia menambah hawa dingin yang tersalur pada setiap serangannya.
Ke tiga Tojin itu kembali merasakan tubuh mereka menggigil dingin.
"Setan, bocah busuk ini mempergunakan ilmu siluman apa?!" berpikir mereka bertiga yang jadi heran dan bingung sekali.
Karena mereka tidak bisa menduganya. Entah ilmu apa yang dipergunakan oleh Ko Tie, sehingga dia bisa membuat ke tiga Tojin itu menggigil kedinginan, sedangkan ke tiga Tojin itu melihat usia Ko Tie masih muda sekali, dan dia memiliki sin-kang yang begitu hebat, tentunya sangat mengherankan sekali.
Dikala itu tampak Ko Tie telah melesat ke tengah udara. Dia melambung tinggi sekali ke tengah udara, dan sekonyong-konyong dia telah membentak dengan suara yang nyaring: "Rebahlah kalian!"
Waktu membentak begitu, cepat luar biasa ke dua tangan Ko Tie telah berkelebat. Dan di waktu itulah terlihat betapa tubuh ke tiga orang Tojin tersebut seperti diterjang oleh angin pukulan yang sangat dahsyat, dan telah membuat mereka hampir terjengkang.
Beruntung sekali, mereka cepat-cepat dapat mengerahkan tenaga dalam pada ke dua kaki mereka, memperkokoh kuda-kuda kaki mereka masing-masing, membuat mereka tidak perlu sampai terjungkal karena sampokan tenaga dalam Ko Tie.
Ko Tie telah meluncur turun, sedangkan ke tiga Tojin itu memencarkan diri di tiga jurusan. Mereka telah merobah cara mendesak dan menyerang Ko Tie, karena mereka sekarang tidak merangsek dengan serentak seperti tadi. Mereka bergiliran.
Jika yang seorang di antara mereka tengah menyerang, maka yang dua lagi tidak menerjang. Dan begitu yang seorang telah melompat mundur, barulah mereka menerjang maju secara bergantian.
Dengan cara seperti itu membuat Ko Tie tidak bisa sekaligus mengerahkan tenaga Inti Es nya, karena dia tidak bisa sembarangan hanya mencurahkan perhatiannya buat seorang lawan saja.
Dia telah bertempur dengan seru sekali. Selama itu Ko Tie memaksa ketika Tojin itu tidak bisa datang dekat karena hawa dingin yang luar biasa kuatnya terpancar dari tubuh Ko Tie.
Orang dari Hauw-sim-pay, yang memakai baju hijau itu, ketika menyaksikan jalannya pertempuran itu, jadi bengong. Karena seumur hidupnya belum pernah dia menyaksikan pertempuran sehebat itu!
Dengan demikian telah membuat orang itu tertegun mementang matanya lebar-lebar dan mulut terbuka lebar.
Setelah lewat sepuluh jurus lagi, Ko Tie menjejakkan ke dua kakinya, tahu-tahu tubuhnya melesat ke sana ke mari dengan lincah sekali, seperti juga bayangan.
Ke tiga orang Tojin itu jadi bingung bukan main, karena mereka tidak bisa menerka di mana beradanya Ko Tie yang sebenarnya. Maka dari itu, mereka tidak bisa mendesak dengan serangan mereka yang sesungguhnya.
"Bocah setan!" teriak salah seorang di antara ke tiga Tojin itu. "Jika memang engkau gagah, mari bertempur dengan cara berterang. Mengapa engkau seperti main kucing-kucingan dengan kami?"
Ko Tie tertawa nyaring, dia menantang. "Jika memang kalian memiliki kepandaian yang tinggi, ayo keluarkanlah, biarlah tuan muda kalian melihatnya!"

YOU ARE READING
Anak Rajawali
AventuraLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia