Jilid 21

943 23 0
                                    

Dilihatnya burung rajawali putih yang tengah dipangku oleh si Giok dalam keadaan sekarat.

"Apakah ular itu yang telah melukaimu?!" tanya Hok An kepada burung rajawali tersebut dengan memperlihatkan gerakan tangannya.

Burung rajawali putih itu mengeluarkan suara pekikan perlahan dan menggerakkan sayapnya, seperti juga membenarkan.

Baru saja Hok An ingin bertanya lagi, ternyata burung rajawali itu sudah tidak bisa bertahan lebih lama pula, sebab dia telah diam kaku tidak bergerak, telah mati.

"Hai! Sungguh menakjubkan sekali bisa menemui peristiwa seaneh ini.....!" menggumam Hok An.

Si Giok segera menanyakan kepadanya, apa yang telah terjadi.

Hok An segera menceritakannya apa yang telah dilihatnya.

"Seekor ular naga.....?!" tanya si Giok sambil mementang sepasang matanya lebar-lebar, tampaknya dia merasa ngeri bukan main.

Hok An mengangguk.

"Akan tetapi kau tidak perlu kuatir, itu bukan naga sungguhan, karena dia tidak memiliki tanduk. Hanya saja seekor ular yang memiliki ukuran tubuh sangat panjang dan besar!"

"Aku sering mendengar cerita naga dari ibu..... ibu memang selalu menceritakan kepadaku, bahwa di kerajaan langit terdapat naga dengan tubuhnya yang panjang dan besar! Jika naga itu marah-marah, maka dia mengamuk dan dunia kita ini akan tergetar, sampai terjadi getaran-getaran yang bisa menumbangkan gunung dan merubuhkan rumah..... benarkah itu paman Hok?!"

Hok An mengangguk.

"Ya..... itulah yang dinamakan gempa bumi. Akan tetapi itu hanya terdapat di dalam dongeng belaka, karena itu, aku sendiri belum mengetahui dengan pasti, apakah di dunia ini memang benar-benar terdapat seekor naga.

"Namun yang membuat aku heran ular itu, walaupun sangat besar, dia tidak ganas. Ular besar itu telah melihatku, tapi dia tidak menyerang. Dengan demikian, dia memang bukan merupakan seekor ular ganas! Namun mengapa burung rajawali putih itu dilukainya juga, sehingga luka disebabkan serangan burung rajawali hitam yang diderita burung rajawali putih itu bertambah parah?!"

Sesungguhnya apa yang terjadi pada diri burung rajawali putih itu sebagai berikut:

Waktu burung rajawali itu terbang berputaran di puncak gunung Hoa-san dan bertemu dengan si Giok dan Hok An, sesungguhnya burung rajawali putih itu tengah mencari tempat buat bertelur. Akan tetapi dia tidak menemukan tempat yang cocok. Setelah berputar-putar ke sana ke mari, akhirnya dia berpapasan dengan burung rajawali hitam.

Burung rajawali hitam memang terkenal ganas, dan seperti juga terdapat permusuhan yang hebat antara burung rajawali hitam dengan burung rajawali putih. Jika memang burung rajawali putih dan burung rajawali hitam saling bertemu, maka mereka akan saling serang.

Cuma saja, kali ini disebabkan burung rajawali putih itu ingin bertelur, dia tidak bisa bergerak leluasa, dengan begitu dia telah dilukai oleh burung rajawali hitam, dan jatuh di bawah angin.

Sampai akhirnya burung rajawali putih itu telah berhasil ditolong oleh Hok An.

Sesungguhnya burung rajawali putih itu pun menyadari akan maksud Hok An yang hendak mengobati luka-lukanya, namun dia sudah hampir bertelur, karenanya dia terbang cepat-cepat meninggalkan Hok An dan si Giok.

Setelah terbang ke sana ke mari, dia melihat goa yang besar dan luas itu, yang tampaknya cukup hangat. Maka segera juga burung rajawali putih itu memutuskan bahwa dia ingin bertelur di dalam goa itu. Begitulah, dia segera masuk ke dalam goa tersebut, dan bertelur. Telur tunggal.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now