Namun memang kepandaian Lam-siong maupun Pak-kiang tampaknya berimbang, usahanya itu tidak berhasil. Malah lawannya telah balas menyerang.
Berbareng dengan itu, See-bun juga telah menyerang kepada Lam-siong, dengan begitu Lam-siong menghadapi seranganan dari dua jurusan. Sedangkan Tong-ling tidak tinggal diam, diapun menyerang Pak-kiang.
Dengan begitu, mereka jadi saling serang silih berganti, mereka tidak memiliki sistim kawan, karena ke empat orang ini sama-sama bertempur dan merupakan lawan! Mereka bertempur untuk kepentingan dan keselamatan diri mereka. Jika dapat mereka masing-masing ingin sekaligus merubuhkan ke tiga orang lawan mereka.
Sedangkan Tong-ling yang nampaknya agak berangasan, dan juga selalu menyerang dengan mempergunakan kekuatan dan tenaga yang dahsyat, sudah tidak sabar, karena dia berulang kali membuka serangan tanpa memperdulikan lagi apakah serangannya itu bisa menimbulkan goncangan pada air permukaan empang itu. Padahal, setiap kali tenaga serangan dari Tong-ling berhasil dielakkan lawannya, tenaga serangannya menghantam permukaan air empang, membuat air empang itu bergolak cukup keras.
Dengan terjadinya gerakan pada permukaan air empang, juga terjadi gerakan pada daun-daun teratai itu, sehingga membuat ke empat orang yang tengah bertempur di atas daun-daun teratai di permukaan air empang tersebut, lebih sulit lagi mengimbangi dirinya.
Tong Ling berulang kali gagal dengan serangannya, sampai akhirnya Lam-siong membentak nyaring, menyusul mana dia bilang: "Kau hanya mengacau saja. Jangan anggap bahwa ginkangmu yang paling sempurna, walaupun air permukaan empang ini bergolak, aku tidak akan menyerah.....!"
Setelah berkata begitu, Lam-siong melayani setiap serangan Tong-ling. Dan juga tenaga pukulan yang dipergunakannya memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.
Tong-ling tidak menyahuti bentakan dan ejekan Lam-siong, hanya saja dia menyambuti serangan lawannya itu. Akan tetapi begitu tenaga dalamnya tengah berusaha membendung tenaga serangan Lam-siong, justru di saat bersamaan, Pak-kiang telah menyerang kepadanya dengan pukulan yang tidak kurang kuatnya.
Dengan bersiul nyaring, Tong-ling kemudian melompat ke tengah udara. Gerakan yang dilakukannya luar biasa gesitnya. Dengan melompat seperti itu, tenaga serangan dari Lam-siong jadi lenyap karena tenaga itu tidak memperoleh tenaga melawan, dan lenyap di udara. Sedangkan gempuran dari Pak-kiang pun telah mengenai tempat kosong.
Namun Tong-ling sendiri tidak tinggal diam. Dia melihat ke dua lawannya telah gagal menyerangnya, cepat sekali dia membarengi buat menyerang Lam-siong.
Di waktu tubuh Lam-siong tengah doyong ke depan, waktu itulah tenaga serangan dari Tong-ling telah tiba. Memang Tong-ling menyerang di saat tubuhnya berada di tengah udara, diapun telah menghantam begitu tiba-tiba sekali, di saat dia telah berhasil memunahkan dan mengelakkan serangan ke dua lawannya.
Walaupun diserang secara hebat seperti itu, Lam-siong pun bukan orang lemah. Tiba-tiba dia membuka mulutnya, dia memonyongkan dan menyemburnya dengan kuat. Luar biasa sekali. Angin semburan mulut Lam-siong justru telah berhasil menangkis dan memunahkan tenaga serangan Tong-ling.
Waktu itu See-bun pun tidak tinggal diam, melihat tubuh Tong-ling tengah meluncur turun, dia membarengi dengan uluran tangan kanannya, yang hendak mencengkeram. Yang membuat Hok An jadi memandang terpaku di tempatnya menyaksikan cara menyerang See-bun, waktu tangan See-bun diulurkan seperti itu, justru telah keluar asap yang tebal dari telapak tangannya! Itulah menunjukkan lwekang See-bun telah mencapai tingkat yang tinggi!
Tong-ling tidak gugup.
"Hu, hu, cara permainan anak-anak hendak dipergunakan di hadapanku! Jika memang, terkena air empang ini, tentunya panas telapak tanganmu itu akan lenyap.....!"

YOU ARE READING
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia