"Paman Hok, kami akan berangkat meninggalkan tempat ini. Semoga saja paman Hok selalu bahagia.....!"
Hok An cepat-cepat membalas pemberian hormat dari gadis berbaju kuning itu. Dia telah berkata dengan suara yang mengandung haru:
"Baiklah, jika memang demikian halnya, maka akan membahagiakan sekali hatiku. Dan selanjutnya, jika memang aku harus mati, maka aku bisa mati dengan mata yang meram.....!"
Gadis berbaju kuning itu mengangguk beberapa kali, dia tersenyum dan melambaikan tangannya kepada Giok Hoa.
"Tunggu dulu suhu!" kata Giok Hoa.
"Ya?!" tanya gadis baju kuning itu sabar sambil mengawasi muridnya.
"Apakah memang Pek-jie dapat kubawa serta, Suhu?!" tanya Giok Hoa.
"Ya, ya.....!" mengangguk gadis berpakaian serba kuning itu. "Kau boleh membawanya!"
Bukan main girangnya Giok Hoa, segera juga dia bersiul nyaring. Dan segera tampak berkelebat bayangan di tengah udara, seekor burung rajawali putih yang gagah perkasa telah hinggap di sisi Giok Hoa dengan sikap yang setia sekali.
Giok Hoa mengusap-usap leher burung rajawali putih itu, dan diapun telah berkata: "Pek-jie, kita akan berangkat ikut dengan suhuku, engkau harus baik-baik dan patuh pada perintahnya, jangan nakal dan jangan terlalu liar!"
Burung rajawali tersebut memekik nyaring, dia seperti mengerti apa yang dikatakan Giok Hoa.
Sedangkan gadis berpakaian kuning itu telah berkata kepada Giok Hoa.
"Apakah kita bisa berangkat sekarang?" tanyanya.
"Ya, suhu......!" menyahuti Giok Hoa.
Begitulah, Giok Hoa telah ikut dengan gadis berbaju kuning itu, sebelum berlalu dia berlutut di hadapan Hok An dan menangis terharu. Ia menyatakan jika kelak dia sudah selesai belajar, tentu dia akan mencari Hok An, karena budi kebaikan Hok An tidak bisa dilupakannya.
Burung rajawali putih itupun sebelum terbang meninggalkan tempat tersebut, telah menghampiri Hok An, menggesek-gesekkan kepalanya ke tubuh Hok An. Barulah kemudian sambil mengeluarkan pekik yang nyaring sekali, dia terbang dengan perkasa di tengah udara.
Gadis berpakaian kuning itu sengaja melakukan perjalanan tidak terlalu cepat, karena dia mengetahui bahwa Giok Hoa baru mengerti kulit ilmu silat dari Hok An, tak bisa berlari cepat. Dan gadis berpakaian serba kuning itupun memang tidak bermaksud hendak melakukan perjalanan cepat.
Karena dari itu, dia membiarkan saja menurut kesanggupan dan kekuatan yang ada pada Giok Hoa. Mereka telah melakukan perjalanan cukup jauh, ketika Giok Hoa menyatakan dia sangat letih.
"Ayoh kita beristirahat dulu.....!" kata gadis berbaju kuning itu sambil tersenyum.
Dan memang dia memberikan kesempatan kepada Giok Hoa untuk beristirahat. Giok Hoa duduk di bawah sebatang pohon yang rimbun, kemudian dia bersiul nyaring sekali.
Burung rajawali putih dengan segera datang hinggap di sampingnya. Segera juga Giok Hoa perintahkan padanya, agar dia pergi mencari buah-buahan.
Burung rajawali putih yang begitu jinak dan seperti mengerti setiap perintah Giok Hoa, segera terbang, dan tidak lama kemudian dia telah kembali, dengan membawa cukup banyak buah-buahan yang segar ranum pada cengkeraman kakinya dan paruhnya.
Buah-buahan itu cukup menyegarkan, dan setelah perasaan letihnya lenyap, Giok Hoa melanjutkan perjalanan lagi bersama gurunya!
Gadis berpakaian serba kuning itu sangat sayang kepada Giok Hoa. Terlebih lagi dilihatnya Giok Hoa sangat cerdas. Setiap apa saja yang diajarkan kepadanya, gadis kecil itu dapat menerimanya dengan cepat! Maka gadis berbaju kuning itu semakin bersemangat buat mendidik Giok Hoa.
YOU ARE READING
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia