Mendengar gurauan wanita baju kuning itu Ko Tie tersenyum dan mengeluarkan kata-kata yang menyenangkan si wanita baju kuning.
"Giok Hoa, kemari kau.....!" panggil wanita baju serba kuning itu.
Giok Hoa waktu itu masih cemberut saja, tetapi wajahnya jadi semakin cantik dan manis, dan Ko Tie melihat gadis itu yang kekanak-kanakan, jadi tersenyum.
"Siapkan dan bersihkan kamar belakang, buat tamu kita ini.....!" perintah wanita baju kuning itu kemudian.
Muka Giok Hoa berobah, sikap tidak senangnya makin tampak sekali.
"Dia..... dia akan menginap di rumah kita?!" tanyanya kemudian sambil melirik kepada Ko Tie.
Sang guru tersenyum dan bergurau: "Kau jangan cemberut terus menerus seperti itu, nanti engkau cepat tua......!"
Giok Hoa semakin cemberut, sedangkan Ko Tie hanya tersenyum saja. Melihat pemuda itu memandangnya dengan tersenyum, Giok Hoa ,jadi semakin gemas, jengkel dan juga semakin tidak karuan rasanya.
Sedangkan wanita baju kuning itu telah mengajak Ko Tie untuk singgah di rumahnya, di mana Giok Hoa telah berlari mendahului buat melaksanakan perintah gurunya, membersihkan kamar belakang buat Ko Tie.
Terlihat sebuah ruangan yang sederhana, namun sangat bersih sekali, ketika Ko Tie di- bawa ke sebuah rumah yang memang dibangun sangat sederhana sekali. Wanita berbaju kuning itu mempersilahkan Ko Tie duduk dikursi yang dibuat kasar dari kayu batang pohon yang dihaluskan.
"Sebuah rumah yang tidak pantas untuk menyambut kedatanganmu, sebetulnya!" kata wanita baju kuning itu. "Tetapi memang kami harus berdiam di tempat ini, untuk lebih mudah mendidik Giok Hoa, agar dia dapat melatih diri dengan sebaik-baiknya!" menjelaskan wanita baju kuning itu.
"Ya, inilah tempat yang sangat baik sekali, menyenangkan, Yo Peh-bo!" kata Ko Tie sambil memandang kagum sekeliling ruangan tersebut. "Jauh dari keramaian yang akan melibatkan kita dalam berbagai urusan. Di tempat ini tentunya kita dapat berdiam dengan tenang..... terlebih lagi memang adik Giok Hoa membutuhkan waktu-waktu yang tenang untuk mempelajari ilmu silat yang akan diwarisi oleh Peh-bo.....!"
Wanita berpakaian kuning itu mengangguk.
"Ya, memang begitulah maksudku..... rupanya kau sangat cerdas sekali, Hiante..... pantas engkau menjadi murid tunggal dari Swat Tocu Locianpwe.....!" memuji wanita berbaju kuning itu.
Ko Tie cepat-cepat mengeluarkan kata-kata merendah.Waktu itu Giok Hoa telah keluar membawakan minuman buat Ko Tie dan gurunya, dua cawan teh hangat.
Muka gadis itu, walaupun masih cemberut, tetapi tidak segalak tadi. Malah dia agak canggung waktu meletakkan ke dua cawan itu.
"Berapa lama kau akan berdiam di sini, Hiante?" tanya wanita baju kuning itu.
"Mungkin beberapa hari, Peh-bo, untuk mencari-cari tempat yang sekiranya cocok buat Insu.....!" menjelaskan Ko Tie.
"Bagus!" berseru wanita baju kuning itu, yang segera menoleh kepada Giok Hoa, katanya: "Giok Hoa, selanjutnya untuk beberapa hari, engkau akan mempunyai seorang kawan dengan demikian engkaupun akan bisa bertanya-tanya minta nasehat dari tamu kita ini.
"Tetapi ingat, bahwa engkau tidak boleh berlaku kurang ajar dan manja..... Jika aku tahu, tentu aku akan menghukummu! Engkau harus pandai-pandai memanfaatkan kesempatan ini untuk meminta nasehat dan petunjuk dari Lie Koko ini.....!"
Setelah berkata begitu, wanita baju kuning tersebut tertawa nyaring, rupanya dia puas telah mengoda muridnya.
Muka Giok Hoa berobah memerah malu. Dia sengit dan gemas sekali, gurunya menggodanya seperti itu di hadapan Ko Tie, langsung di depan pemuda itu. Cepat-cepat setelah meletakkan cawan teh itu, dia memutar tubuhnya, berlari dengan segera.
YOU ARE READING
Anak Rajawali
AventuraLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia