Jilid 45

518 20 0
                                    

"Apa?!" Yo Him kaget sekali, dia juga memandang tertegun.

"Kau mau jika kawanmu itu kuobati?" tanya Bun Kie Lin sambil mengawasi Yo Him dengan melontarkan senyuman yang tawar.

Yo Him jadi girang, wajahnya jadi berseri-seri dan kemudian dia telah mengangguk dan katanya: "Tentu! Tentu saja aku memang mengharapkan bahwa kau dapat menolong kawanku ini!"

"Jadi kau mengharapkan pertolonganku itu?" tanya Bun Kie Lin.

"Benar!" sahut Yo Him sambil mengangguk.

"Oh, maaf, aku justru sekarang berpikir mengobati kawanmu itu tidak ada gunanya, aku tidak bersedia untuk mengobati kawanmu itu, aku membatalkannya....."

Meluap kemarahan Yo Him, yang merasakan dadanya seakan juga ingin meledak, karena merasa dirinya dipermainkan.

"Manusia tidak tahu diuntung dan tidak dapat dihormati!" seru Yo Him yang sudah tidak sabar lagi, segera maju sambil menghantam dengan tangan kanannya.

Dalam keadaan gusar, tentu saja hantaman tangan Yo Him bukan merupakan pukulan yang bisa dipandang remeh. Itulah serangan yang mengandung tenaga lwekang sangat dahsyat.

Bun Kie Lin rupanya menyadari juga bahwa ia tengah terancam oleh pukulan yang hebat tersebut. Dia mempergunakan jari telunjuk tangannya menotol tanah, seketika tubuhnya melambung pindah tempat ke samping.

Angin pukulan telapak tangan Yo Him menghantam tempat yang tadi diduduki oleh Bun Kie Lin. Segera terdengar suara menggelegar dan juga tanah telah berhamburan muncrat ke mana-mana, karena dahsyatnya tenaga pukulan itu, malah tempat di mana tadi Bun Kie Lin duduk telah tercipta sebuah lobang yang cukup besar.

Bukan main terkejutnya Bun Kie Lin, karena dilihatnya bahwa tempat di mana tadi dia duduk, telah berlobang besar seperti itu. Tetapi dia malah tertawa untuk tenangkan hatinya.

"Apakah engkau benar-benar tidak menginginkan lagi aku menolongi kawanmu itu?" tanyanya dengan suara yang agak nyaring.

"Tidak! Biarlah kawanku itu tidak tertolong, tetapi engkau harus kubuat bercacad juga. Karena biarpun engkau memiliki ilmu pengobatan yang tinggi, aku justeru hendak melihat apa yang bisa kau lakukan buat mengobati dirimu sendiri!" Sambil berkata begitu Yo Him telah melompat ke dekat orang tua she Bun itu.

Bun Kie Lin menegasi: "Benar-benar engkau tidak ingin menolong kawanmu itu?"

"Tidak!" Dan Yo Him hendak menggerakkan pula tangan kanannya.

"Jika engkau sudah tidak mengharapkan, malah aku ingin menolongi kawanmu itu," kata Bun Kie Lin dengan suara yang nyaring.

"Tidak! Aku sudah tidak akan mengijinkan engkau mengobati luka kawanku itu!" teriak Yo Him

"Aku justeru hendak mengobati!" teriak Bun Kie Lin, "Aku tentu akan mengobatinya!"

"Tidak boleh!" teriak Yo Him.

"Ohhh, kau tidak mungkin dapat mencegahku, karena aku akan mengobati kawanmu itu....." teriak orang tua she Bun itu, benar benar dia telah melompat dengan tubuh yang ringan dalam keadaan duduk bersemedhi itu.

Yo Him yang cukup cerdas telah dapat melihat bahwa Bun Kie Lin seorang yang ku-koay. Semakin orang memohon dan memintanya, walaupun ia dipukul sampai mati, ia tidak akan mengabulkan atau meluluskan permintaan itu. Tetapi jika ia ditolak maksudnya melakukan sesuatu, semakin kuat dan keras juga keinginannya itu, buat dapat melaksanakan apa yang diinginkannya itu.

Karenanya, waktu Bun Kie Lin bertanya apakah Yo Him sudah tidak mengharapkan lagi pertolongannya agar mengobati luka kawannya itu, Yo Him segera mencegahnya, dan memang dilihatnya Bun Kie Lin jadi memaksa hendak menolongi Hok An.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now