Jilid 170

348 17 0
                                    

Ko Tie sesenggukan.

"Boanpwe teringat dan rindu kepada suhu......!" menyahuti Ko Tie.

"Hem, air mata buaya!" mendadak Oey Yok Su mendengus seperti itu, sikapnya dingin sekali, seakan juga ia muak melihat Ko Tie.

Sedangkan Ko Tie terkejut bukan main. Dia merasakan kepalanya seperti itu dikemplang oleh palu. Dia sampai berhenti menangis seketika itu juga.

"Locianpwe......?" katanya dengan suara tergagap.

Oey Yok Su tertawa dingin, dia bilang: "Hemmm, engkau ternyata seorang murid yang berhati palsu! Seseorang, yang dapat menangis hanya disebabkan rindu terhadap gurunya, adalah seorang manusia berhati palsu.....!"

Dingin dan tawar sekali suara Oey Yok Su, mukanya yang tidak memperlihatkan perasaan apa-apa.

Waktu itu Ko Tie telah memandang Oey Yok Su dengan sorot mata tidak mengerti, karena memang ia benar-benar tidak mengerti, akan perangai Oey Yok Su yang demikian aneh sekali!

Oey Yok Su juga menatap tajam sekali kepada Ko Tie, kemudian dia telah berkata dengan suara yang tawar: "Baiklah, kau seorang murid yang berhati palsu, seorang murid yang pandai menangis, hanya untuk merayu belaka, untuk mendustai gurumu...... hemmmm, aku jadi muak!"

"Locianpwe.......!"

"Kau tidak perlu memberikan bermacam-macam alasan! Ribuan bahkan laksaan alasan yang bisa dipergunakan untuk menutupi kesalahan! Tapi justeru kita bisa melihat kesalahan seseorang dari tingkah laku yang sebenarnya, yang tentu saja tidak dibuat-buat!"

"Tapi locianpwee...... boanpwe sungguh-sungguh rindu pada suhuku......!" kata Ko Tie penasaran.

"Masa bodoh! Itu urusanmu sendiri, bukan urusanku dan tidak ada sangkut pautnya denganku!" menyahuti Oey Yok Su dengan suara yang ketus sekali.

Mendengar jawaban Oey Yok Su seperti itu, muka Ko Tie jadi berobah merah. dia segera menunduk dan berdiam diri.

Memang benar apa yang dikatakan Oey Yok Su, bahwa Oey Yok Su tidak ada hubungan apa-apa antara Swat Tocu dengan dia. Dan juga memang urusan itu tidak perlu dibicarakannya dengan Oey Yok Su.

Namun memang pada dasarnya Oey Yok Su aneh sekali sifatnya dan tabiatnya, di waktu itu dia telah berkata dengan suara yang tawar:

"Hmm, baiklah, aku jelaskan kepadamu, bahwa aku tidak bisa untuk mengobati kau! Aku tarik janjiku tadi, dan aku segan, aku muak, untuk mengobati seseorang yang berhati palsu!"

Hati Ko Tie jadi mencelos.

"Locianpwe....... ?"

"Hemmm, memang sudah kuduga, bahwa engkau seorang murid yang tidak setia kepada gurumu! Engkau telah memperoleh kecelakaan seperti ini, dan dengan tidak tahu malu engkau hendak mengemis-ngemis kepadaku, agar engkau diobati, bukan?!"

Muka Ko Tie memerah. Namun akhirnya ia bilang:

"Tapi dalam hal ini....... boanpwe....... boanpwe tidak memaksa locianpwe! Dan..... dan jika memang locianpwe keberatan buat mengobati lukaku ini, terserah kepada locianpwe sendiri, boanpwe tidak akan memaksanya..... terima kasih terhadap kebaikan locianpwe yang beberapa saat yang lalu telah menolongi boanpwe.......!"

Ko Tie berkata begitu, karena memang dia telah nekad, dia pun merasakan harga dirinya diinjak-injak oleh Oey Yok Su. Jika ia mengalah, tentu akan memalukan gurunya, dan meruntuhkan nama besar gurunya. Karenanya ia mengeluarkan kata-kata yang nekad seperti itu.

"Plakkk!" tiba-tiba Oey Yok Su telah menghantam tepian pembaringan dengan tangan kanannya, sampai tepian pembaringan itu sempal dan juga telah membuat pembaringan itu tergetar keras, dapat dirasakan oleh Ko Tie.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now