Jilid 27

803 17 0
                                    

"Bukkk!" sakit bukan main, giginya terasa rontok beberapa biji. Rupanya, waktu rambutnya itu ditarik ke belakang sampai dia menengadah, maka berbareng dengan itu orang Boan yang lainnya mengayunkan sepotong besi yang cukup besar kepada mulutnya.

Waktu jambakan pada rambutnya itu dilepaskan, tidak heran mulut Hok An telah bengkak besar, darah juga telah mengalir keluar dari bibirnya yang pecah akibat hantaman besi itu.

"Kau bukan orang Kay-pang?!" tanya Kwee Tayjin itu dengan suara yang tawar.

Giok Hoa yang menyaksikan apa yang dialami paman Hok nya, jadi menjerit keras dan menangis sejadi-jadinya. Akan tetapi sama sekali orang-orang Boan itu tidak memperhatikan Giok Hoa.

Saking marahnya, Hok An sampai merasakan dadanya seperti ingin meledak.

"Aku memang bukan orang Kay-pang kalian biadab..... kalian manusia-manusia berhati serigala.....!" teriak Hok An gusar. Dia mengempos semangat dan tenaganya, berusaha untuk mematahkan borgolan ke dua tangannya, sambil kakinya juga menendang.

Namun orang-orang Boan yang berdiri di sisi kiri kanannya sudah mengetahui apa yang akan dilakukannya, mereka dapat menyingkir dengan cepat. Malah salah seorang Boan lainnya di belakang Hok An telah menghantam dengan potongan besi lagi ke punggung Hok An.

"Bukkk!" Hok An merasakan matanya jadi berkunang-kunang gelap, tubuhnya terjerembab ke depan. Orang-orang Boan itu bekerja sangat cepat sekali, karena mereka segera mengikat ke dua kaki Hok An.

"Sekarang kau ingin mengakui atau tidak bahwa engkau sesungguhnya anggota Kay-pang?!" Kwee Tayjin berkata dengan suara yang tawar, bagaikan tidak terjadi suatu apapun juga. Dia bertanya bagaikan penyiksaan terhadap diri Hok An tidak mempengaruhi perasaannya.

Hok An tidak bisa segera menyahuti, karena dia menggeliat menahan sakit yang luar biasa pada punggungnya, di mana dirasakan tulang punggungnya bagaikan hendak patah.

"Baik-baik, jika kau mengambil sikap menutup mulut, akupun bisa saja mengambil sikap membuka mulut.....!" kata Kwee Tayjin. "Buka mulutnya.....!"

Hok An tahu, itulah perintah untuk menyiksanya lagi. Akan tetapi dalam keadaan diborgol dan diikat ke dua kakinya seperti itu, Hok An hanya dapat gusar tanpa berdaya mengadakan perlawanan. Dia menyesal setengah mati, mengapa tadi dia membiarkan dirinya dibawa ke gedung ini dan diborgol seperti itu.

Dua orang Boan telah maju, mereka menjambak rambut Hok An, kemudian kepala Hok An ditengadahkan. Salah seorang lainnya telah memegang sebatang obor, yang apinya menyala cukup besar.

"Kau mau buka mulut atau terpaksa kami yang akan membuka mulutmu?!" tanya Kwee Tayjin pula, suaranya begitu dingin tidak mengandung perasaan.

"Kalian..... manusia-manusia biadab! Kalian..... ohhh, sungguh kalian manusia-manusia biadab!" seru Hok An dengan suara mengguntur.

Waktu Hok An tengah memaki seperti itu, justeru orang Boan yang seorang tersebut telah menyodokkan obornya ke mulut Hok An, api itu segera menjilat langit-langit mulut Hok An, bibir dan sebagian mukanya.

Giok Hoa yang menyaksikan penyiksaan begitu hebat pada diri paman Hok nya, menjerit keras di antara isak tangisnya dan segera pingsan tidak sadarkan diri.

"Kami memang nanti akan meminta maaf kepadamu, jika terbukti engkau bukan orang Kay-pang!" kata Kwee Tayjin dengan suara yang tawar. "Kamipun akan membebaskanmu! Maka engkau jangan berpikir buat menutup mulut rapat-rapat, karena hal itu hanya membuat engkau menderita sekali!"

"Aku memang sesungguhnya aku tidak memiliki hubungan apapun juga dengan Kay-pang. Bagaimana mungkin kalian bisa memaksa agar aku mengakui sebagai anggota Kay-pang? Atau kalian bisa saja menyelidiki dulu, apakah benar-benar aku orang Kay-pang?!"

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now