Jilid 63

784 20 0
                                    

Namun sekali ini benar-benar Pek-siang-sat melupakan sesuatu. Yaitu dia tidak ingat bahwa gadis berpakaian baju kuning itu baru mempergunakan satu tangannya belaka, berarti satu tangannya yang lain masih bebas. Karena itu, begitu Pek-siang-sat menyerang lagi dengan perobahan pada ke dua tangannya, justeru tangan gadis berbaju kuning itu telah meluncur cepat sekali menghantam dengan kuat.

"Bukkk.....! Dukkk!" terdengar benturan dua kali benturan.

Ternyata dalam keadaan seperti itu, Pek-siang-sat masih bisa menahan serangannya, tangannya tidak meluncur terus, sehingga masih sempat menangkis gempuran dari gadis berpakaian serba kuning tersebut. Bentrokan tenaga yang terjadi dari benturan tangan mereka, menimbulkan suara yang keras. Dan juga Pek-siang-sat merasakan tangannya itu pedih.

Gadis berpakaian serba kuning itupun tak kurang kagetnya, karena begitu tangannya menangkis tangan Pek-siang-sat, seketika dia merasakan tubuhnya bagaikan diterjang sesuatu kekuatan yang seperti juga terjangan gelombang laut. Namun karena dia memiliki lweekang yang tinggi, maka gadis berpakaian serba kuning tersebut tidak sampai terhuyung, hanya tubuhnya tergoncang sedikit.

Setelah ke duanya mengadu kekuatan tenaga dalam, kemudian seperti berjanji, ke duanya menjejakkan kaki mereka masing-masing melompat ke belakang. Dengan begitu mereka saling menjauhi dirinya.

Sedangkan gadis berpakaian kuning itu telah berkata dengan suara yang tetap lembut dan juga sikap yang sabar: "Ternyata Siauw-moay tengah berurusan dengan seorang yang sakti!"

Hek-pek-siang-sat berobah memerah, karena ia mendengar pujian gadis berpakaian kuning itu seperti juga sebuah olok-olok yang mengejeknya. Maka katanya dengan murka: "Siapa engkau sebenarnya?"

Walaupun Pek-siang-sat bertanya dengan gusar, tokh tidak urung di dalam hatinya diliputi perasaan heran dan kagum. Dia heran melihat usia gadis berpakaian baju kuning itu yang masih muda belia, tetapi lweekangnya tadi, di mana mereka telah saling mengadu kekuatan dalam satu gebrakan itu.

Pek-siang-sat mengetahui lweekang gadis berpakaian kuning ini tidak berada di sebelah bawah kepandaiannya. Dan perasaan kagum, karena dia melihat juga jurus-jurus dari gerakan itu tidak dapat dikenalinya.

Sebetulnya Pek-siang-sat memiliki pengalaman yang luas sekali, dia boleh dibilang mengenal hampir seluruh ilmu silat dari berbagai aliran. Namun sekarang ini ternyata dia tidak bisa mengenali ilmu silat gadis itu, walaupun mereka telah mengadu ilmu sebanyak beberapa jurus.

Sedangkan gadis berpakaian baju kuning itu tersenyum sabar, katanya: "Sekarang begini saja! Tolong kau katakan, siapakah sebenarnya kalian..... nanti Siauw-moay akan sebutkan siapa Siauw-moay adanya."

Pek-siang-sat waktu itu sebetulnya tengah murka juga, dia sebetulnya pun tidak mau menyebutkan siapa dirinya. Namun Hek-siang-sat yang waktu itu masih duduk di bawah batang pohon, dengan memegangi terus pergelangan tangan Giok Hoa, telah mewakili menyahuti: "Kami adalah Hek-pek-siang-sat!"

Gadis berpakaian serba kuning itu memperlihatkan sikap terkejut.

"Ohhh, kiranya jie-wie Locianpwee..... maaf, maaf Siauw-moay tadi berlaku kurang ajar." Benar-benar gadis berpakaian kuning itu telah membungkukkan diri menjurah memberi hormat.

Sedangkan Pek-siang-sat yang sudah tidak sabar segera membentak: "Siapa kau?!"

Gadis berpakaian serba kuning itu tersenyum, dia menyahuti dengan tetap sabar: "Siauw-moay she Yo......!"

"She Yo.....?!" tanya Pek-siang-sat seperti terkejut, karena dia teringat seseorang.

"Mengapa?!" tanya gadis berpakaian serba kuning she Yo tersebut ketika melihat Pek-siang-sat terkejut seperti itu, juga dilihatnya Hek-siang-sat pun sangat kaget, sampai hampir-hampir cekalannya terlepas.

Anak RajawaliTempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang