Jilid 50

590 19 3
                                    

Bola mata Bun Kie Lin mencilak semakin cepat, dengan gusar dia bilang: "Aku tidak mendustaimu! Hemmm, apakah engkau seorang saja yang tidak berdusta? Baik! Baik! Kita tunggu saja sampai kawanmu itu tersadar....."

Setelah berkata begitu, Bun Kie Lin terdiam sejenak lamanya, dia tidak mengatakan sepatah perkataanpun juga.

◄Y►

Tangan Yo Him bermaksud akan menghampiri Sasana, diwaktu itulah terdengar orang bertanya: "Siapa puteranya Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko?"

Suara itu terdengar sangat menyeramkan sekali. Jika suara itu terdengarnya sumbang sekali, sengau, membuat telinga yang mendengarnya jadi sakit.

Dalam keadaan seperti itu, Yo Him telah menoleh ke arah datangnya suara pertanyaan tersebut, tidak dilihatnya seorang manusiapun juga.

"Aku!" menyahuti Yo Him segera. "Akulah putera dari Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko!"

"Hemmm, inilah kebetulan yang sangat membawa keberuntungan buatku!" kata suara sengau yang mengerikan. Memang aku mengharapkan dapat suatu saat menemui detik-detik sebaik ini."

Menyusul dengan perkataan tersebut, tiba-tiba terdengar suara ledakan, yang terjadi tidak begitu jauh dari Yo Him, di mana dia merasakan itu demikian kuat dan panas menggetarkan tempat berpijaknya.

Ringan sekali Yo Him telah melesat ke samping, dengan demikian dia tidak perlu sampai terkena tanah yang telah berhamburan itu.

Sedangkan Sasana menyaksikan itu kaget tidak terkira, dia sampai berseru nyaring, dan Giok Hoa yang tengah tertidur jadi bangun.

Tubuh Yo Him telah melesat cepat sekali ke arah dari mana menyambarnya benda hitam yang tadi bisa meledak, di mana dia ingin mencekuk orang yang telah menyerangnya secara membokong dan pengecut seperti itu. Akan tetapi dia telah tiba di tempat yang sepi sekali, tidak ada seorang manusiapun juga.

Yo Him sesungguhnya memiliki mata yang awas dan juga pendengaran yang sangat tajam, dia telah melihat memang keadaan di sekitar tempat itu sepi sekali, tidak ada seorang manusiapun juga. Jangan kata manusia, seekor burung yang terbang sekalipun dia masih sanggup untuk melihat dan juga mendengar suara berkereseknya.

Diam-diam Yo Him jadi menduga, tentunya orang yang tengah menyerangnya secara menggelap itu memiliki kepandaian yang tinggi. Maka dari itu dia berwaspada.

Sewaktu Yo Him bermaksud untuk memasuki tempat itu lebih jauh, tiba-tiba telah terdengar pertanyaan Bun Kie Lin: "Hemm, engkau rupanya ingin ikut berkecimpung dalam urusanku ini, bukan?"

Segera juga secepat terbang Yo Him telah melasat ke arah tempatnya semula. Dilihatnya Bun Kie Lin masih duduk bersila di tempatnya, di mana dia tengah bertanya kepada salah seorang yang bentuk tubuhnya tinggi kurus, yang di dekatnya itu.

Seketika itu Yo Him menduga bahwa orang itulah yang tadi telah melemparkan padanya bahan peledak itu. Maka segera juga dia bilang: "Hmmmm, tidak tahunya engkau di sini!"

Orang bertubuh tinggi kurus itu memiliki muka yang runcing dengan sepasang alis yang hitam gompiok, dia menoleh sedikit mendengarkan perkataan Yo Him, dam dia tertawa bergelak, kemudian katanya: "Kau mengaku sebagai putera Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko, tetapi mana kepandaianmu yang tertinggi. Apakah putera dari Sin-tiauw-tay-hiap hanya sebegini saja?!"

Mendongkol Yo Him mendengar ejekan dari orang tersebut, segera juga dia berkata dengan suara yang mengandung kegusaran: "Hemmm, siapa engkau sebenarnya? Ada hubungan apa kau dengan ayahku, sampai engkau berani mengeluarkan kata-kata kurang ajar seperti itu ditujukan kepada ayahku?!"

Mendengar pertanyaan tersebut, orang bertubuh tinggi kurus itu tertawa dingin.

"Jika aku memberitahukan siapa adanya diriku, mungkin engkau akan kaget dan semaput tidak sadarkan diri.....!" kata orang tersebut. "Kukira, cukup aku memberitahukan saja bahwa ayahmu sendiri tidak berani berlaku kurang ajar seperti itu kepadaku, maka engkau lagi. Jika engkau berani bersikap lancang dan kurangajar kepadaku, hemmm, hemmm, tentu akan kupatahkan batang lehermu, sekali hantam tentu batok kepalamu itu akan hancur.....!"

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now