Jilid 35

508 18 0
                                    

Yo Him tersenyum. "Dapatkah paman memberitahukan kepada kami di mana tempat tinggal dari Hoa Sin-se dengan tepat, sehingga kami tidak perlu terlalu mencari-cari lagi?"

Lelaki setengah baya itu ragu-ragu, tampaknya dia keberatan jika harus mengantarkan sendiri orang-orang asing ini ke rumah Ho Sin-se.

Namun Yo Him telah cepat-cepat merogoh sakunya mengeluartan dua tail perak, diselesapi ke tangan laki-laki setengah baya tersebut, sehingga wajah laki-laki itu berobah jadi cerah.

"Tentu, tentu saja mau!" katanya dengan segera. "Mari ikut denganku, aku akan memberitahukan rumah Ho Sin-se. Tentu kalian akan segera memperoleh pertolongannya. Mudah-mudahan saja kalian bisa bertemu dengan Ho Sin-se dan bicara langsung dengannya. Biasanya Ho Sin-se suka keluar rumah selama seminggu atau dua minggu, mencari obat-obatan di puncak gunung....."

Lalu dengan bersemangat laki-laki setengah baya ini telah menuju ke arah barat dari perkampungan tersebut. Ia tampaknya girang dan bersemangat sekali.

Yo Him dan Sasana mengikutinya dengan segera. Mendengar dari cerita laki-laki setengah baya ini, tentunya memang tabib yang diceritakan oleh laki-laki ini, merupakan tabib yang cukup pandai. Hanya saja Yo Him masih ragu-ragu, apakah seorang tabib kampung dapat mengobati penyakit seberat yang diderita oleh Hok An.

Tidak lama kemudian mereka tiba di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar. Hanya saja dari jauh telah tercium bau obat-obatan dan ramuan lainnya. Dan Yo Him segera dapat menduganya bahwa rumah tersebut tentunya rumah tabib yang diberitahukan laki-laki setengah baya itu.

Benar saja, laki-laki setengah baya tersebut telah menghampiri pintu rumah dan mengetuknya perlahan-lahan. Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan muncul seorang lelaki tua berusia hampir tujuhpuluh tahun.

"Ho Sin-se ada tamu!" kata laki-laki setengah baya itu sambil memberi hormat. "Tuan-tuan ini ingin bertemu dengan Ho Sin-se untuk minta pertolongan......!"

Tabib itu memiliki potongan muka tiga persegi yang lancip pada dagunya, matanya seperti mata tikus sipit sekali, memancarkan kelicikan jiwanya. Karena itu, segera juga Yo Him dan Sasana memiliki perasaan kurang menyukai tabib yang tampaknya licik itu.

Sedangkan tabib itu, telah mengawasi tamu-tamunya, sampai akhirnya dengan sikap yang agak angkuh katanya: "Baik, masuklah..... sesungguhnya aku sedang sibuk!"

Yo Him melangkah masuk membawa Hok An, sedangkan Sasana mengucapkan terima kasih kepada laki-laki setengah baya yang telah mengantarkan mereka. Dan laki-laki setengah baya itu telah pergi meninggalkan rumah Ho Sin-se sambil tersenyum berseri, karena ia memperoleh hadiah yang cukup besar.

Tiauw-jie terbang di atas rumah Ho Sin-se berputaran beberapa kali, memekik perlahan, dan kemudian hinggap di pekarangan rumah tabib tersebut.

Yo Him melihat ruangannya cukup bersih, hanya saja tampak tiga buah lemari obat yang semuanya penuh berisi obat. Juga terlihat betapa tabib tua itu telah menghampiri mejanya, dia duduk di kursinya, sambil tanyanya dengan sikapnya yang tetap angkuh:

"Orang yang kau bawa itukah yang ingin diobati? Kecelakaan apa yang dialaminya sehingga bisa terluka seperti itu?"

Yo Him telah mengangguk sambil tersenyum, katanya: "Kami ingin meminta pertolongan Sin-se, harap Sin-se mau mengobati teman kami ini..... lukanya cukup parah......"

Ho Sin-se telah menunjuk ke arah pembaringan kayu yang berukuran tidak begitu besar, katanya: "Rebahkanlah di sana!"

Yo Him menurut, walaupun hatinya tidak menyukai sikap Ho Sin-se yang agak angkuh, namun ia memang tengah mengharapkan pertolongan dari tabib ini, maka dia menurut saja. Hok An telah direbahkannya di pembaringan kecil itu perlahan-lahan. Sedangkan Hok An masih juga merintih dan melantur, menggumam tidak hentinya seperti orang mengigau.

Anak RajawaliTempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang