Jilid 47

859 24 0
                                    

Sampai dia berpikir, alangkah girangnya dan berterima kasihnya kalau saja Bun Kie Lin mau mewarisi seluruh kepandaian ilmu pengobatannya itu kepadanya, sehingga dia bisa benar-benar memiliki kepandaian ilmu pengobatan yang sangat tinggi dan dapat mengobati berbagai penyakit yang paling berat sekalipun.

Tidak seperti sekarang, dimana Ho Sin-se hanya dapat mengobati penyakit yang mudah disembuhkan karena penyakit itu ringan. Sedangkan jika ia bertemu dengan seseorang yang menderita penyakit yang berat dan parah, tentu dia tidak bisa mengobatinya.

Sambil mengawasi bengong, Ho Sin-se juga terus memperhatikan cara gerak jari-jari tangan Bun Kie Lin yang tengah mengurut sekujur tubuh Hok An, sehingga walaupun tidak keseluruhannya, tokh dia bisa mengingatnya sebagian besar dari cara mengurut tersebut. Dia yakin jika dia bertemu dengan seseorang yang menderita penyakit yang cukup berat, kalau saja dia mengikuti cara mengurut seperti yang dilakukan Bun Kie Lin, tentu dia akan dapat mengobati luka orang itu. Walaupun tidak keseluruhannya, tokh dia dapat juga untuk mengobatinya.

Dalam keadaan seperti itu, Ho Sin-se juga telah memeras seluruh ingatannya. Dia telah berusaha untuk mengingat selengkap atau sebanyak mungkin dari cara mengurut yang dilakukan oleh Bun Kie Lin.

Waktu itu Bun Kie Lin telah selesai mengatur pernapasannya, dan dia mulai bekerja lagi, menguruti jalan darah terpenting di tubuh Hok An, dengan demikian tampaknya memang Bun Kie Lin tidak kenal lelah buat menyembuhkan Hok An. Dan dia berusaha keras, agar Hok An dapat disembuhkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Malam sangat sunyi sekali. Tetapi pendengaran Yo Him yang sangat tajam telah mendengar suara berkeresek yang perlahan sekali, seperti juga jatuhnya daun kering.

Sasana yang mendengar juga suara berkeresek tersebut, telah melirik kepada Yo Him. katanya: "Jika memang tidak salah di sebelah kanan.....!" dia memberitahukan Yo Him dengan berbisik.

Dan Yo Him mengangguk.

"Lindungi Giok Hoa!" hanya itu pesan Yo Him, yang juga membisiki Sasana.

Sasana mengangguk.

Bagitulah, dengan penuh kewaspadaan Yo Him telah mengawasi sekitar tempat itu. terutama sekali pada sumber suara berkeresek tadi, yaitu di sebelah kanan.

Tiba-tiba berkelebat bayangan putih yang bergerak sangat perlahan sekali, seperti juga tengah mengindap-indap.

Tidak lama kemudian, tampak sesosok bayangan putih lainnya. Jarak mereka terpisah dari Yo Him belasan tombak, dan berada di dekat tempat beradanya Bun Kie Lin yang tengah mengobati Hok An.

Yo Him jadi kuatir, kalau sampai orang-orang itu melompat keluar dengan serentak dan juga menghantam kepada Bun Kie Lin yang seluruh perhatiannya tengah dicurahkan kepada Hok An yang tengah diurutinya, niscaya dia tidak akan keburu buat menolonginya. Karena itu, segera juga Yo Him berdiri, dia melangkah mendekati Bun Kie Lin, herdiri di sampingnya, membawa sikap seperti juga tengah memperhatikan cara pengobatan yang dilakukannya Bun Kie Lin terhadap Hok An.

Sosok bayangan putih itu masih tetap bersembunyi di tempatnya. Akan tetapi melihat pakaian mereka yang serba putih seperti itu, seketika Yo Him menyadari dan dapat menerka siapa adanya mereka.

Dikala itu tampak Bun Kie Lin rupanya telah mengetahui akan kedatangan orang-orang tidak diundang yang tengah bersembunyi. Dia hanya melirik, tetapi ke dua tangannya terus juga mengurut pada jalan darah di sekujur tubuh Hok An, seperti juga dia tidak begitu memperhatikan dan seluruh perhatiannya dicurahkan untuk mengurut terus sekujur tubuh Hok An.

Sesungguhnya, pada waktu itu benar-benar merupakan detik-detik yang cukup berbahaya buat Bun Kie Lin. Dia tengah mengurut dengan mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya yang disalurkan pada ke dua tangannya.

Anak RajawaliTempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang