Jilid 76

709 20 0
                                    

Bukan main herannya Ko Tie. "Apa yang menyusahkan hati gadis tersebut. Bukankah dia telah memiliki kepandaian yang tinggi dan tinggal di tempat yang demikian indah, seperti berada di puncak gunung Heng-san yang memiliki pemandangan yang menarik dan hawa udara yang nyaman hangat ini?"

Disebabkan itulah maka Ko Tie telah mengawasi terus, sampai akhirnya dia melihat Giok Hoa mulai berlatih silat. Dia memperhatikan setiap jurus yang dipergunakan Giok Hoa, dan melihat bahwa ilmu pukulan tangan kosong Giok Hoa merupakan ilmu pukulan kosong yang memiliki tenaga sangat kuat dan mengagumkan sekali.

Akhirnya Ko Tie sudah tidak bisa menahan hatinya. Dia melihat bahwa Giok Hoa menyudahi latihannya itu dengan gerakan dan jurus yang sangat manis sekali. Ko Tie jadi melompat keluar dari tempat bersembunyinya, dia pun menepuk tangan memberikan pujian.

Justeru munculnya Ko Tie secara tiba-tiba begitu, membuat Giok Hoa jadi kaget dan malu bukan main, dan juga dia menjadi tambah jengkel. Dari malu, malah Giok Hoa akhirnya menjadi marah. Dengan bertolak pinggang dia kemudian telah membentak Ko Tie: "Mengapa engkau berbuat rendah seperti itu bersembunyi mengikuti aku?!"

Ko Tie melompat turun dari atas batu, dia telah merangkapkan sepasang tangannya dan menjura: "Maafkan nona..... tentunya engkau mengerti, bahwa aku tadi iseng seorang diri dan tidak tahu akan ke mana pergi, karena keadaan di Heng-san ini sangat asing sekali. Itulah sebabnya aku telah mengejarmu, dengan maksud hendak menanyakan kepadamu ke mana saja sekiranya aku bisa pergi melihat-lihat tempat yang indah di Heng-san ini!"

"Hemmm, kau pandai sekali memutar lidah yang tidak bertulang itu! Sesungguhnya hatimu seperti ular dan licik sekali! Masih beruntung kau dilindungi guruku, kalau tidak..... kalau tidak..... aku....."

Tetapi Giok Hoa tidak meneruskan perkataannya, dia memandang kepada Ko Tie dengan mata berkilat-kilat mengandung kemarahan.

Ko Tie tetap sabar dan tenang, dia malah tertawa kecil, karena hatinya semakin tertarik melihat gadis itu semakin marah jadi semakin cantik.

"Jika tidak bagaimana, nona?!" tanyanya.

Justeru sikap Ko Tie seperti ini dianggap oleh Giok Hoa seakan-akan juga Ko Tie hendak mempermainkannya, maka kemarahannya jadi semakin meluap.

"Jika tidak aku akan membunuhmu!"

Dan membarengi dengan perkataannya itu, Giok Hoa melompat gesit sekali, tangan kanannya digerakkan buat menghantam Ko Tie dengan dahsyat. Karena dalam keadaan malu dan marah seperti itu, Giok Hoa telah mempergunakan sebagian besar tenaga dalamnya.

Melihat Giok Hoa menyerang dirinya. Dia pikir jika dia melayani Giok Hoa, itupun sudah tidak ada gunanya lagi, karena hanya akan melibatkan mereka dalam pertempuran yang berkepanjangan. Dan juga Ko Tie merasa tidak enak hati kalau dia sampai harus bertempur lagi dengan Giok Hoa dan diketahui oleh wanita she Yo itu, anak angkat dari Yo Ko dan Siauw Liong Lie.

Maka, Ko Tie berdiam diri di tempatnya, tanpa bergerak, dia membiarkan saja serangan gadis itu menuju ke sasarannya.

Bukan main kagetnya Giok Hoa melihat Ko Tie tidak berusaha mengelakkan diri dari serangannya. Semula dia memang bernafsu sekali untuk menghajar Ko Tie. Tetapi sekarang melihat pemuda ini tidak berusaha mengelakkan diri dari serangannya, dia malah jadi kaget tidak terkira.

Buat menarik pulang dan menahan meluncur tenaganya yang sangat besar itu sudah tidak mungkin.

"Tangkislah!" teriak Giok Hoa. Dan dia pun masih berusaha untuk membendung tenaganya.

Tetapi baru saja dia berteriak begitu, justeru pukulannya telah tiba di dekat pundak kanan Ko Tie, menimbulkan suara "Buk!" yang sangat nyaring sekali, membuat tubuh Ko Tie seketika terjengkang dan bergulingan di tanah beberapa kali.

Anak RajawaliTempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang