Setelah Liang Tie bertiga mengundurkan diri, buat mencegah Cing Kiang Wie mengejar, Thio Kim Beng muncul memperlihatkan diri dan bertempur dengan ke dua perwira kerajaan tersebut.
Cing Kiang Wie semakin lama semakin penasaran, dia berdua dengan rekannya, Kang Wei, yang memiliki kepandaian setingkat dengannya, namun masih tidak bisa merubuhkan pengemis itu. Jagankan buat merubuhkan atau membinasakannya, sedangkan mendesak saja mereka pun masih belum sanggup, dimana mereka bertempur sama berimbang.
Akhirnya Kang Wei berseru: "Baiklah, karena kami masih memiliki urusan penting, kami tidak bisa menemani engkau terlalu lama! Jika memang engkau mau, merobah pikiran menerima tawaran kami buat kami pujikan engkau kepada Hong-siang, kau boleh datang ke kota raja menemui, nanti kami membantu kau?"
Sambil berkata begitu, tampak Kang Wei telah memutar cambuknya cepat sekali seperti titiran, dan dia melompat ke belakang menjauhi diri dari Thio Kim Beng.
Sedangkan Cing Kiang Wie juga telah membarengi melompat menjauhi diri dari lawannya.
Si pengemis tua Thio Kim Beng sama sekali tidak mengejar, dia berdiri tegak dengan tongkat bambu hijaunya yang digerak-gerakkan dan tertawa bergelak: "Manusia-manusia hina dina bangsa pengecut tidak kenal malu!" Mencaci pengemis tersebut.
Kang Wei dan Cing Kiang Wie tidak memperdulikan makian si pengemis, mereka telah berlari-lari pesat buat kembali ke dalam kota. Mereka batal buat menyatroni sarang dari kaum pemberontak. Dan mereka kembali ke rumah penginapan.
Thio Kim Beng melihat ketiga lawannya melarikan diri, dia tertawa bergelak-gelak senang karena merasa telah dapat mempermainkan ke dua perwira kerajaan tersebut. Tapi setelah puas tertawa dia menghela napas dalam-dalam.
"Tampaknya Kublai Khan memang tidak bermaksud main-main menumpas semua orang-orang gagah di daratan Tiong-goan, karena ke dua orang itu saja telah memiliki kepandaian yang tinggi, dan terus di istana Kublai Khan masih terdapat para pahlawannya yang memiliki kepandaian lebih liehay, baik dari orang Han bangsa hina dina yang berkhianat menganggap Kublai Khan sebagai majikannya, atau juga jago-jago Mongolia yang dibawanya.
Tampaknya memang tidak mudah buat para orang-orang gagah itu melakukan perjuangan, sebab mereka akan menghadapi kesulitan yang tidak kecil. Menghadapi ke dua orang perwira itu tadi saja jika memang bukan kepandaianku benar-benar tinggi, tentu sulit aku menghadapi keroyokan mereka berdua!
Kembali Thio Kim Beng menghela napas dalam-dalam setelah menggumam seperti dia menjejakkan ke dua kakinya, tubuhnya melompat ke atas cabang pohon, dan merebahkan tubuhnya di situ buat tidur.
Malam semakin larut dan keadaan di dalam hutan itu sepi sekali, hanya terdengar suara binatang malam belaka yang berdiam di dalam hutan, di mana binatang hutan yang tengah berkeliaran mencari mangsa atau burung-burung yang terbang pindah tempat. Namun pengemis tua itu yakin, ke dua perwira tersebut tidak akan muncul lagi......!
◄Y►
Apa yang diduga oleh Thio Kim Beng memang benar, karena Cing Kiang Wie dan Kang Wei langsung pulang ke rumah penginapan mereka, di mana ke dua perwira tersebut telah merundingkannya, langkah-langkah apa yang harus mereka lakukan.
Ke duanya merupakan komandan pasukan khusus dari istana Kaisar, dengan demikian, mereka sangat cerdik dan licik. Melihat apa yang baru ini mereka alami, telah memperlihatkan di antara para pemberontak itu memang banyak yang memiliki kepandaian tinggi. Si pengemis tua Thio Kim Beng justeru mereka duga sebagai salah seorang anggota pemberontak itu.
"Memang benar apa yang diduga oleh Hong-siang sebelumnya, Kay-pang merupakan perkumpulan yang cukup membahayakan. Karena jika Kay-pang dibiarkan terus hidup, berarti sama saja dengan duri di dalam daging...... Tidak terlalu mengherankan jika belum lama yang lalu Hong-siang telah perintahkan agar semua orang-orang Kay-pang disapu bersih!
YOU ARE READING
Anak Rajawali
एड्वेंचरLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia