Cing Kiang Wie tersenyum, kemudian setelah meneguk araknya dia bilang: "Kang Laote, engkau tampaknya terlalu berhati-hati sekali. Malah menurutku, engkau keterlaluan lagi dalam berwaspada, karena engkau terlalu memandang tinggi para pemberontak itu!
"Sesungguhnya, menurut hematku, para pemberontak itu tidak memiliki kepandaian apa-apa. Mereka semuanya merupakan gentong-gentong nasi tidak punya guna!
"Hemmm, jelas untuk pertama kali mereka mengutus orang-orangnya, pasti orang-orang yang memiliki kepandaian tinggi, yang mereka segani. Dan jika mereka itu telah dapat kita obrak-abrik, hemm, nyali mereka akan ciut...... Selanjutnya jelas mereka tidak berani sembarangan mengirim orang!"
Setelah berkata begitu, Cing Kiang Wie tertawa bergelak-gelak.
Sedangkan Kang Wei mengangguk-angguk beberapa kali.
"Mudah-mudahan saja begitu...... karena walaupun bagaimana memang akupun mengharapkan tugas ini dapat kita selesaikan secepatnya, agar kita bisa kembali ke istana, buat melanjutkan tugas kita di sana.......!"
Ke duanya tertawa bergelak-gelak tampaknya riang sekali. Selesai sarapan pagi, mereka meninggalkan rumah penginapan itu, buat jalan-jalan berputaran di dalam kota Lam-yang.
Banyak orang-orang yang mengawasi mereka, tetapi ke dua perwira kerajaan ini justeru mengambil sikap acuh tak acuh. Mereka sengaja tidak menyamar, karena mereka hendak memancing para orang gagah yang tergabung dalam perhimpunan yang diadakan Tang Bun.
Sambil berputaran di kota itu, Cing Kiang Wie dan Kang Wei pun menyerap-nyerapi menyelidiki tentang kekuatan kaum pemberontak itu. Tetapi jarang sekali penduduk yang mau bicara, mereka takut kerembet-rembet.
Setelah menjelang lohor, barulah ke dua orang perwira ini kembali ke rumah penginapan buat mengasoh.
Sore harinya, mereka berkeliling di kota Lam-yang lagi, malah mereka telah datangi daerah-daerah di luar kota tersebut, untuk melihat-lihat keadaan di sekitar tempat itu.
Di waktu itulah mereka memperoleh kenyataan, penduduk kota tersebut seperti juga tidak menyukai kehadiran mereka. Namun ke dua perwira kerajaan ini tidak memperdulikannya. Dan setiap tentara kerajaan Boan yang bertemu dengan mereka, tentu akan memperlihatkan sikap yang sangat menghormat sekali.
Demikian juga para pembesar kota itu, yang mereka temui, semuanya jadi sibuk mempersiapkan jamuan dan memperlakukan ke dua perwira tersebut dengan hormat sekali.
Puas hati Cing Kiang Wie dan Kang Wei melihat penyambutan para pembesar yang ada di Lam-yang, karena diam-diam merekapun perintahkan para pembesar itu buat setiap saat mempersiapkan tentara kerajaan, jika memang dibutuhkan. Ke dua perwira tinggi ini akan meminta bantuan untuk membasmi para pemberontak itu.
Jumlah tentara yang ada di Lam-yang, karena letaknya berdekatan dengan Siang-yang dan merupakan kota yang sangat penting, hampir meliputi sepuluhribu orang. Karenanya Kiang Wie dan Kang Wei yakin jika sewaktu-waktu mereka memerlukannya tentu mereka bisa mengerahkan tenaga tentara kerajaan yang cukup besar.
Menjelang malam, Cing Kiang Wie dan Kang Wei bersiap-siap untuk memulai kerja mereka. Dimana mereka telah menyalin pakaian dengan pakaian Ya-heng-ie, yang selalu dikenakan oleh orang-orang yang berjalan malam.
Waktu mereka tengah salin pakaian, Cing Kiang Wie bilang, "Malam ini kita mulai bekerja. Menurut laporan yang telah ada pada kita, pemimpin dari para pemberontak itu berdiam di luar kota, di sebuah rumah yang sangat besar. Tetapi anggota perkumpulan tersebut tidak berkumpul di sana semuanya, karena mereka telah dipecah menjadi sepuluh bagian, yang kekuatannya terpencar-pencar.
"Jika memang kita satroni mereka, niscaya mereka tidak akan dapat memberikan perlawanan yang berarti. Yang terpenting kita harus menangkap atau membinasakan pemimpin pemberontak itu yang kabarnya bernama Tang Bun!"
YOU ARE READING
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia