Jilid 61

758 21 0
                                    

Giok Hoa tertawa dingin, katanya: "Jika memang begitu, mengapa kalian tidak mau membebaskan aku?!"

Pek-siang-sat membuka matanya lebar-lebar kemudian katanya: "Jika memang engkau ingin pergi, kamipun tidak berani menahanmu! Bukankah telah kami katakan, engkau sangat manis sekali, berani dan menimbulkan perasaan kagum pada kami!

"Karenanya, untuk ini telah membuat kami ingin bercakap-cakap sekedarnya denganmu untuk dapat mengikat tali persahabatan! Tentunya engkau bersedia menjadi sahabat kami?!!"

"Tidak mau!" Giok Hoa menggeleng keras-keras. "Aku tidak mau bersahabat dengan manusia-manusia jahat!"

"Kami bukan orang-orang jahat!" kata Pek-siang-sat tersenyum.

"Kamu orang jahat! Murid kalian saja seorang penjahat rendah tidak tahu malu!" menyahuti Giok Hoa ketus sambil melirik kepada Bong Kie Siu.

Bukan main gusarnya Bong Kie Siu, sampai dia berjingkrak.

Namun sebelum dia sesumbar memaki, waktu itu Hek-siang-sat telah menoleh kepadanya, telah mendelikinya, dengan begitu membuat Bong Kie Siu tidak berani mengumbar kemarahannya itu.

Sedangkan Pek-siang-sat telah berkata lagi: "Murid kami itu memang seorang yang kasar tidak tahu aturan, karena dari itu kami ingin meminta maaf kepada nona..... jika memang nona tidak keberatan, maka kami akan menegurnya dan juga menghukumnya jika perlu!"

"Mengapa aku harus keberatan, dia murid kalian, sudah tentu kalian pula yang berhak buat menghukumnya! Dia seorang yang rendah dan jahat, tidak tahu malu.....!" kata Giok Hoa ketus. "Dan juga kalian tampaknya bukan manusia baik-baik, karena Pek-jie telah kalian lukai.....!"

Mendengar perkataan Giok Hoa seperti itu membuat Hek-pek-siang-sat benar-benar kewalahan menghadapi gadis cilik yang keras hati itu. Namun Pek-siang-sat masih tersenyum, walaupun senyum pahit.

Mereka memang benar-benar sangat aneh! Coba jika Giok Hoa ketakutan dan juga meminta-minta ampun kepada mereka, tentu Hek-pek-siang-sat tidak akan bersikap manis kepada gadis cilik ini, malah akan memperlakukannya dengan keras dan bengis. Tetapi justeru gadis cilik ini sangat berani, maka mereka tambah menyukai gadis kecil ini, mereka memperlakukannya dengan manis.

Waktu itu Pek-siang-sat telah memanggil Bong Kie Siu, tanyanya dengan bengis: "Apa yang telah kau lakukan terhadap nona manis ini?!"

Bong Kie Siu ditegur seperti itu oleh gurunya, kaget tidak terkira. Dia mengetahui, mungkin jika gurunya hendak ambil hati pada Giok Hoa, dirinya yang akan dikorbankan dan dihajar. Karena itu cepat-cepat Bong Kie Siu menggeleng dengan semangat seperti terbang meninggalkan raganya.

"Tidak..... tecu tidak melakukan sesuatu apapun juga padanya..... Bukankah tadi suhu berdua perintahkan tecu agar memaksanya untuk dapat memerintahkan dia mengusir burung rajawali putih itu?!"

Pek-siang-sat mencilak matanya.

"Engkau seorang murid yang terlalu bodoh, dengan begitu, kalian telah menimbulkan kesan seperti juga kami ini berdua pun bukan sebangsa manusia baik-baik! Hemm, engkau menjadi murid kami, tetapi engkau tidak berusaha mengangkat nama harum gurumu, malah telah mencemarkannya. Seharusnya engkau menerima hukuman yang setimpal dengan perbuatanmu......!"

Setelah berkata begitu, Pek-siang-sat mengibaskan tangannya, dari kibasan tangan itu telah meluncur angin yang sangat kuat, membuat tubuh Bong Kie Siu terguling. Namun dia bersyukur, dengan begitu dia batal dihukum berarti gurunya hanya pura-pura marah belaka, dan perintahkan dia pergi.

Begitu merangkak bangun, segera juga dia berlari meninggalkan tempat itu, dia memasuki hutan itu lebih dalam, karena dia tahu, semakin lama dia berada di situ kemungkinan besar dia terancam hukuman gurunya, jika saja Giok Hoa masih terus juga "ngambul".

Anak RajawaliTempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang