Namun belum lagi Hek-siang-sat menjalankan kehendaknya itu, di mana dia hendak menyelamatkan diri dengan menjauhkan diri dari burung rajawali itu, justeru di waktu itulah terlihat burung rajawali putih itu telah menggerakkan sepasang sayapnya semakin hebat. Dengan demikian membuat tubuh Hek-siang-sat terangkat tinggi sekali ikut terbang dengan burung rajawali putih itu.
Malah sebelum Hek-siang-sat sempat untuk melepaskan cekalannya, burung rajawali putih yang cerdik itu telah mengibaskan sayapnya yang dicekal Hek-siang-sat. Seketika itu juga tubuh Hek-siang-sat terlempar tinggi sekali, ke tengah udara bagaikan dilontarkan oleh suatu kekuatan yang sangat hebat.
Dalam keadaan seperti itu Hek-siang-sat pun menyadarinya bahwa dia tidak bisa melawan dengan kekerasan, karenanya dia telah meringankan tubuhnya, membiarkan tubuhnya itu terlontar ke tengah udara, dia berpok-say dengan maksud hendak melompat turun dengan sepasang kaki terlebih dulu.
Hanya saja yang membuat Hek-siang-sat jadi kaget tidak terkira justeru di saat itulah terlihat bahwa burung rajawali itu telah menerjang kepadanya terbang dengan sepasang sayap yang besar itu bermaksud hendak menyampok kepadanya.
Hati Hek-siang-sat tercekat kaget, dia terkesiap. Inilah hebat. Dia bisa bercelaka oleh sampokan sayap dari burung rajawali putih tersebut.
Dalam keadaan seperti ini Hek-siang-sat tidak menjadi gugup. Dia melihat betapa sayap itu menyampok kepadanya kuat sekali dan telah dekat.
Begitu tinggal beberapa dim, cepat-cepat Hek-siang-sat menghantam dengan tangannya, meminjam sampokan angin pukulan tersebut, tubuhnya telah mencelat setombak lebih, terpisah dari burung rajawali itu, kedudukannya tepat di atas sayap burung rajawali tersebut. Maka sepasang kaki Hek-siang-sat telah menotol sayap burung rajawali tersebut dan tubuhnya mencelat tinggi sekali tiga tombak lebih dengan meminjam tenaga totolan pada kakinya kemudian berpok-say di tengah udara.
Dalam keadaan seperti inilah segera tampak bahwa Hek-siang-sat bisa menyelamatkan diri tiba di tanah dengan ke dua kaki terlebih dulu. Namun tidak urung dia mengucurkan keringat dingin juga karena dia melihatnya bahwa dengan cara seperti tadi, dia bagaikan baru saja lolos dari lobang jarum. Dan karenanya dia telah berusaha untuk mengatur pernapasannya menenangkan perasaannya.
Pek-siang-sat yang sempat terpaku menyaksikan hebatnya burung rajawali putih itu, diam-diam tergetar juga hatinya. Hanya saja dia segera tersadar, maka dia menjejakkan kakinya, tubuhnya melesat ke tengah udara. Cepat sekali tangan kanannya bergerak, dia telah menimpuk dengan senjata rahasia.
Tiga batang paku berwarna kuning emas itu dapat dihindarkan oleh burung rajawali putih yang waktu itu hendak memutar tubuhnya buat terbang menerjang pada Hek-siang-sat. Tetapi salah satu dari paku-paku itu telah menghujani sayapnya. Segera juga burung rajawali putih itu mengeluarkan pekik kesakitan, dan telah terbang menjauh.....!"
Hek-siang-sat pun tidak tinggal diam. Dia telah melancarkan serangan, sambil mengerahkan sebagian besar tenaga lweekangnya, namun burung rajawali itu sama sekali tidak memperdulikan pukulan yang jatuh di tubuhnya, sayapnya menyampok tubuh Hek-siang-sat.
Hantaman sayap dari burung rajawali itu yang memiliki tenaga sangat kuat sekali, telah membuat Hek-siang-sat seperti diterjang oleh suatu kekuatan yang bagaikan gunung runtuh menyebabkan dia terhuyung lagi. Beruntung saja Hek-siang-sat telah keburu mengerahkan tenaga dalamnya, dia telah mengempos semangatnya untuk memperkokoh sepasang kakinya dengan demikian membuat dia tidak sampai terguling, hanya merasakan napasnya agak sesak.
Burung rajawali putih itu benar-benar nekad, dia seperti tidak memperdulikan pukulan-pukulan Hek-siang-sat, juga dia tidak memperdulikan sayapnya telah terluka. Dia masih juga menyerang dengan kalapnya, seakan juga burung rajawali itu benar-benar setia ingin menolong Giok Hoa, majikannya itu.

ANDA SEDANG MEMBACA
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia