Jilid 94

731 19 0
                                    

Siauw Kwie menyaksikan Bok Lan yang diketahuinya memiliki kepandaian tinggi, berada setingkat di atas kepandaiannya, masih tidak bisa menghadapi Swat Tocu, pun tidak mau tinggal diam, pedangnya tahu-tahu berkelebat dia menyerang Swat Tocu dengan beberapa tikaman, dia bermaksud membantui Bok Lan buat mengeroyok Swat Tocu.

Tetapi tocu Pulau Es itu sama sekali tidak gentar, walaupun dikeroyok kedua wanita yang sangat lihay itu. Dengan tenang dia melompat berdiri, bersamaan waktu dengan menyambarnya pedang Bok Lan dan Siauw Kwie. Swat Tocu mengibaskan lagi tangannya, di mana dia membuat ke dua batang pedang itu mencong arah sasarannya, dan telapak tangan Bok Lan maupun Siauw Kwie terasa pedih bukan main.

Di waktu itu tampak Swat Tocu juga sudah tidak mau tinggal diam. Dia membarengi begitu ke dua batang pedang lawannya mencong arah sasarannya, cepat sekali tubuhnya berkelebat, ke dua tangannya digerakan sebat sekali.

Tahu-tahu pedang Bok Lan dan pedang Siauw Kwie berhasil dirampasnya! Malah seketika itu juga ke dua batang pedang tersebut dijadikan satu, ditekuk dengan ke dua tangannya, membuat pedang-pedang itu menjadi patah tiga!

Bok Lan dan Siauw Kwie kaget tidak terkira, karena mereka sama sekali tidak menyadari kapan dan bagaimana caranya Swat Tocu merampas pedang mereka. Setelah saling pandang, antara wanita sinting dan Siauw Kwie, ke duanya tahu-tahu menjejakkan kaki mereka, tubuh mereka melesat mundur dan kemudian memutar tubuh, melarikan diri.

Siauw Kwie pun telah meneriaki anak buahnya agar segera meninggalkan tempat itu.

Swat Tocu tertawa bergelak-gelak nyaring sekali, tapi ia tidak mengejarnya, membiarkan orang-orang Lang-kauw itu meninggalkan tempat tersebut.

Sedangkan Giok Hoa telah menghela napas, melihat Swat Tocu begitu mudah mengusir orang-orang Lang-kauw tersebut. Yo Kouw-nio sendiri cepat-cepat menghampiri Swat Tocu, dia menjurah dalam-dalam, katanya:

"Terima kasih atas pertolongan locianpwe yang tidak terkira besarnya ini..... Kalau saja locianpwe tidak datang, tentu boanpwe telah menjadi korban mereka!"

Swat Tocu berhenti tertawa, katanya: "Yo Kouw-nio, kau terlalu merendah! Siapakah didunia ini yang bisa mencelakai puteri Yo Tay-hiap yang begitu terkenal? Siapa yang berani berbuat kurang ajar kepada puteri Sin-tiauw-tay-hiap?!

"Sudahlah..... sudahlah, jangan terlalu banyak peradatan! Kudengar bahwa engkau tinggal di sekitar tempat ini....... benarkah itu?!"

Yo Kouw-nio mengangguk dengan cepat, ia menunjuk rumah yang sebagian telah terbakar itu.

"Benar, itulah Boanpwe!" katanya.

Swat Tocu memandangi rumah yang terbakar sebagian, kemudian menghela napas.

"Tentu dibakar oleh orang-orang tadi?!" katanya dengan suara menggumam.

Yo Kouw-nio mengangguk mengiyakan.

"Sesungguhnya di antara kalian terdapat permusuhan apa sehingga mereka berusaha mencelakaimu?!" tanya Swat Tocu lagi.

"Siauw Kwie mempunyai dendam pada ayahku! Ia tampaknya memang sengaja memasuki perkumpulan Lang-kauw, di mana ia hendak meminjam kekuatan Lang-kauw guna memusuhi ayahku!"

"Hemmm...... perbuatan rendah! Sudah kepandaiannya yang rendah dan memang tidak memiliki kesanggupan buat menandingi ayahmu ternyata ia mencari jalan buat meminjam kekuatan orang lain untuk meruntuhkan ayahmu! Malah, terhadap Sin-tiauw-tay-hiap dia tidak berani berurusan, maka dia mencari kau, anaknya, yang jelas kepandaiannya masih berada di bawah Sin-tiauw-tay-hiap!"

Yo Kouw-nio mengangguk, dan dia segera menoleh kepada Giok Hoa, melambaikan tangannya, katanya: "Giok Hoa, cepat beri hormat kepada Swat Locianpwe!"

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now