Jilid 20

576 22 0
                                    

Hok An melihat cara burung rajawali hitam itu menyerang dirinya, diam-diam terkejut, karena cara menyerang burung rajawali hitam tersebut seperti juga memiliki perhitungan. Diam-diam Hok An jadi kagum sekali, karena seekor burung rajawali ternyata bisa menyerang dengan taktik dan penuh perhitungan, pula tenaga sampokan dari sepasang sayap burung rajawali tersebut sangat kuat sekali.

"Aku tidak bisa melayaninya dengan kekerasan, karena akan sia-sia belaka merubuhkannya! Jika dia kesakitan dapat kuserang, diapun akan dapat terbang pergi..... aku harus mempergunakan taktik lainnya.....!"

Karena berpikir begitu, maka Hok An tidak berusaha menangkis sampokan sayap dari burung rajawali hitam tersebut. Dia menantikan sampai rajawali hitam itu terbang menukik lebih dekat lagi, dan ketika burung rajawali hitam tersebut bermaksud akan terbang naik pula.

Kesempatan ini dipergunakan Hok An menjejakkan sepasang kakinya, dengan cepat sekali dia telah melesat ke tengah udara, dan tubuhnya berjumpalitan. Kemudian hinggap di punggung burung rajawali hitam itu, dengan sepasang tangan memeluk leher burung rajawali itu.

Bukan main kagetnya burung rajawali tersebut, sampai memekik-mekik dan membawa Hok An terbang tinggi. Burung rajawali ini juga sebentar terbang menukik, lalu terbang naik ke atas pula, miring ke kiri dan ke kanan, mengipas-ngipaskan sepasang sayapnya, seakan juga dia tengah berusaha buat menjatuhkan Hok An dari atas punggungnya.

Akan tetapi usaha burung rajawali hitam tersebut tidak berhasil, karena Hok An tetap saja memeluk kuat-kuat leher burung rajawali hitam itu, demikian juga sepasang kakinya telah melingkari perut burung rajawali itu. Walaupun burung rajawali hitam itu melakukan gerakan-gerakan menukik yang tajam, tokh tetap saja dia tidak berhasil menjatuhkan Hok An dari atas punggungnya.

Hok An mengerahkan tenaganya, dia memeluk lebih keras, di samping sepasang kakinya menjepit lebih kuat juga.

Burung rajawali hitam itu memekik-mekik karena merasakan lehernya seperti tercekik kuat sekali, sulit buat bernapas. Dan semakin lama cekikan di lehernya semakin kuat juga, membuat dia jadi lemas sendirinya. Tubuhnya akhirnya terbang meluncur ke bawah sebuah jurang, terus juga meluncur dengan gerakan seperti sudah tidak bisa mengendalikan tubuhnya, sayapnya itu telah mengibas-ngibas kacau sekali.....

Hok An girang, yakin bahwa tidak lama lagi dia akan berhasil buat merubuhkan lawannya ini, maka semangatnya terbangun dan dia juga terus merangkul semakin kuat, dia tidak mau mengendorkan lingkaran tangan dan jepitan kakinya.

Benar-benar burung rajawali hitam itu sulit bernapas, sehingga dia jadi begitu panik dan telah terbang turun ke dasar jurang, kemudian bergulingan di dasar jurang itu.

Hok An terkejut, dia tidak menyangka. bahwa burung rajawali hitam ini memiliki akal seperti itu, dia jadi bingung juga. Batu-batu yang tersampok sepasang sayap burung rajawali hitam tersebut beterbangan, demikian juga debu beterbangan menghalangi pandangan matanya.

Akhirnya terpaksa Hok An melepaskan rangkulan pada leher burung rajawali itu, demikian juga jepitan ke dua kakinya. Tubuhnya dengan ringan melesat menjauhi burung rajawali hitam tersebut.

Sedangkan burung rajawali hitam itu merasakan lingkaran dan cekikan di lehernya telah mengendor, dan kemudian terlepas, juga jepitan ke dua kaki Hok An telah terlepas tanpa membuang-buang waktu lagi, dia terbang naik pula dengan cepat, sambil memekik nyaring marah sekali.

Namun pelajaran pahit yang tadi dialaminya benar-benar membuat burung rajawali hitam itu tidak berani terlalu lama berada di tempat itu. Begitu dia terbang keluar dari dasar jurang, dia terbang ke arah barat, sambil memekik tidak hentinya, sampai akhirnya dia telah terbang pergi jauh, lenyap di dalam gumpalan awan.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now