Karena waktu itu angin utara berhembus santer, suaranya berisik di antara daun-daun dan cabang pohon di rimba situ. Suara berisik itu sering tersamar. Itulah sebabnya mengapa mereka tidak dapat mendengarnya dari jauh-jauh.
Juga uap air merupakan seperti mega yang tebal, sehingga tidak mudah untuk melihat jelas di sekitar air tumpah itu.
Ko Tie memandang tajam sekian lama. Di balik uap air terjun itu, ia melihat sebidang tempat bagaikan paso. Di tengah-tengah tempat itu ada sekelompok bangunan rumah yang cukup rapi letaknya.
Giok Hoa tidak dapat melihat sejelas Ko Tie. Si pemuda jauh lebih mahir, tenaga dalamnya, itulah sebabnya mengapa Ko Tie bisa melihat lebih jelas.
"Pastilah itu sarangnya si bangsat Kwee Lu!" kata Ko Tie girang setelah mengawasi sekian lama. "Mari kita pergi melihatnya!" Ia segera juga menarik tangan si gadis, guna diajaknya berlari separuh diseret.
Giok Hoa pun mulai dapat melihat lebih jelas, hatinya memukul keras.
Setelah datang lebih dekat, dengan berani Ko Tie mengajak si gadis melompat turun ke tempat yang tadi mereka awasi itu, yang diduga adalah sarangnya Kwee Lu.
Justru di waktu itu terdengarlah seruan yang nyaring sekali: "Tahan.....!"
Ke duanya segera juga menunda gerakan mereka, bahkan mereka telah mengawasi arah dari mana datangnya suara bentakan itu.
Segera dari sisi air terjun terlihat muncul tiga sosok tubuh yang merupakan tiga orang berusia pertengahan, yang tubuhnya kurus dan semua matanya tajam serta bengis. Salah seorang di
antaranya memiliki apa yang biasanya disebut sebagai kumis kambing gunung."Tuan-tuan, mengapa kalian tidak dengar kata?" Orang itu menegur, dengan suara yang bengis.
"Kami memanggil beberapa kali, mengapa kalian diam saja? Apakah kalian mengira Kwee-san-cung tempat yang depat didatangi oleh sembarangan orang?"
Suara orang itu keras dan dingin, juga di balik nada kata-katanya itu terdapat sikap tekeburnya. Ia tidak memandang sebelah mata pada Ko Tie dan Giok Hoa.
Ko Tie jadi tidak senang, ia malah sengaja memperdengarkan suara tertawa dingin.
"Tuan, mengapa kau bicara begitu tidak tahu aturan?" ia malah balik menegur, "Kau dengar sendiri, suara air terjun demikian berisik, mana kami bisa mendengar teriakanmu yang seperti suara nyamuk?"
Orang yang kumisnya seperti kambing gunung itu jadi gusar bukan main, tapi dia tertawa bergelak dengan nada yang hebat sekali, bengis dan mengandung kekejaman hatinya.
"Bocah ingusan keparat, kau benar-benar tidak tahu tingginya langit dan tebalnya bumi!" Dia bilang kemudian dengan suara mengguntur.
"Kami Sam-lang-hun (Arwah Tiga Serigala) bukanlah sahabat dari orang-orang Kwee-san-cung itu! Hemmm, bahkan kami adalah musuh dari Kwee Lu!
"Kami telah berlaku baik hati mencegah kalian, agar kalian tidak memasuki tempat mereka. Kalian tahu, jika kalian lompat turun dan memasuki tempat itu tiga lie, kalian akan terbinasa oleh panah beracun!
"Lagipula di sana, kecuali Kwee Lu, ada lagi dua orang yang sangat lihay sekali. Ialah dua orang tokoh rimba persilatan yang sangat ternama!
"Kami mengetahui tentunya kedatangan kalian ke mari untuk berurusan dengan pihak Kwee Lu. Karena itu kami hendak mencapaikan lidah, agar kalian tidak tertimpah bencana!"
Dua orang kawannya yang lain tertawa.
"Tuan-tuan jangan kecil hati!" kata salah seorang di antara mereka, "Bagaimana jika kita bekerja sama? Sebenarnya kamipun memiliki urusan dengan pihak Kwee-san-cung!"

ANDA SEDANG MEMBACA
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia