Octagon 2 - 07 : Kedatangan

568 57 42
                                    

"Paham, San?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Paham, San?"

Pertanyaan dari Hongjoong membuat San mengerang dan melempar bantal ke arah Hongjoong. Selagi di posisinya yang berbaring tengkurap, ia mulai menarik Wooyoung merapat, yang memang masih terlelap juga di sampingnya.

Bagaimana tidak?

Hongjoong tiba-tiba masuk ke kamar mereka, duduk di tepi kasur, bagian San, lalu mulai bicara panjang lebar pada sosok yang belum benar-benar bangun.

"Loh, yang gue jelasin, masuk gak?" tanya Hongjoong yang menerima lemparan bantal tersebut. "Itu yang harus lo omongin ke atas. Memang gak langsung ke Dion, tapi lo harus pastiin nyampe ke dia."

"Gak ada yang masuk ke telinga gue, anjing!" balas San mengerang marah. Dagunya langsung diistirahatkan di kepala Wooyoung. "Tai, jam berapa sih ini?"

"Kata Yunho ada kelas pagi?"

"Fuck me!" San langsung terkesiap, dengan cepat mendudukkan diri dan memaksa untuk membuka kedua matanya yang masih rapat. "Setan! Gue lupa! Hari pertama banget!"

Hongjoong tersenyum mengedikan bahunya secara santai. "Kan, terlambat."

"Bacot!"

Dengan cepat, San melompat dari kasur dan bergegas masuk ke kamar mandi. Meninggalkan Hongjoong begitu saja, yang menyelesaikan kekehannya, sebelum melirik ke arah Wooyoung.

Hongjoong menggerenyit, sadar bahwa ada pergerakan di balik pelupuk mata yang tertutup itu. Sehingga yang Hongjoong lakukan, adalah memberikan usapan di kepalanya.

"Gue tau lo udah bangun."

Wooyoung pun membuka satu matanya, dengan satu lain masih terpejam. Hanya untuk melihat ke arah Hongjoong yang tengah mendekatkan wajah ke arahnya.

"Gak mau bangun?"

"Ada apa?" tanya Wooyoung dengan suara agak serak. "Kalau mau bilang makasih buat kemarin, gue jawab sama-sama."

Hongjoong menjawab dengan santai sembari mengedikan bahu. "Kaget aja."

"Akhirnya gak sendirian, ya?" Wooyoung membalas malas, sebelum merenggangkan tubuhnya kemudian duduk. "Gue cuma coba lihat apa yang lo rasain. Maksudnya, gue paham betul kalau lo selalu lakuin apapun buat Seonghwa. Jadi, pasti bikin stress banget ketika lo harus tunduk ke orang yang gue yakin paling pengen lo musnahin dari muka bumi."

Senyuman itu melebar, Hongjoong merasa lega. "Gue sebelumnya gak pernah butuh dukungan, karena gue tau cara bergerak sendiri. Tapi sekiranya sekarang, gue butuh."

"I'm in, apapun itu." Wooyoung menghela napasnya. "Berjuang buat seseorang, lalu gak dihargai. Sakit pasti."

"San sendiri gimana? Udah ngehargain lo?"

Tiba-tiba saja Wooyoung mendecih. Caranya menatap berubah menjadi malas. "Gue gak tau jawaban—"

Namun, ucapan Wooyoung terhenti begitu mendengar suara bel yang mengudara di luar kamar. Wooyoung dan Hongjoong saling menatap, melirik pintu, dan kembali satu sama lain.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang