Octagon 2 - 165 : Seks Pertama Pt. 1

568 44 47
                                    

Hapal bahwa basement mall tersebut memiliki tujuh lantai ke bawah, Jongho dan Nagyung keluar dari elevator pada urutan ke lima. Sekiranya sudah cukup sepi, walau rasanya sangat pengap. Hanya saja, selama di elevator pun, keduanya yang berpegangan tangan, rasanya tak tahan sama sekali untuk menahannya.

Memikirkan untuk pergi keluar, menghadapi macet di jam pulang kantor, sepertinya bukan ide bagus. Memanfaatkan bahwa sekarang adalah hari Selasa, takkan banyak yang datang ke mall.

Maka, ketika elevator berdenting, terbuka di lantai tersebut, tak bisa menahan, Jongho langsung menahan kepala belakang Nagyung, untuk mencium bibirnya lagi.

Bisa dikatakan bahwa keduanya tengah dimabuk asmara, bahkan sangat.

Sampai Nagyung pun tak segan untuk memejamkan mata dan melingkarkan kedua lengannya di leher Jongho, lalu membiarkan lelaki itu mengangkat tubuh ramping dan kecilnya, sembari mencium lebih dalam.

Tentu Jongho tak memejamkan matanya, walau sesekali melakukannya. Jongho mencari tempat yang tepat, sekiranya tak terekam CCTV di sekitar.

Ada satu.

Dekat elevator di arah lain dekat mereka, yang bertuliskan rusak. Di sana, tampak bahwa ada sudut yang memiliki blind spot.

Rasanya gila saat keduanya tak bisa membendung lagi.

Selama ini hanya berciuman dan saling menyentuh, dengan dengan bagian intim, tapi tak sampai. Baik Jongho yang hanya sampai paha dalam, atau juga di bawah dada, juga Nagyung yang hanya sampai selangkangan.

Keduanya ingat saat mereka berada di dalam gang, pertama kalinya berciuman.

Tak bohong, keduanya bernafsu saat itu, hanya saja, saling berpikir.

This is not a proper time and place to have sex.

Untuk kali pertama.

Sekarang, semuanya menjadi tak berlaku.

Sama sekali.

Tepat saat Jongho mencapai dinding, menekan punggung Nagyung terhadapnya—dengan bagaimana Jongho pun menekan, ciuman mereka menjadi lebih dalam. Lebih menuntut dan bahkan lebih basah.

Satu tangan Jongho masih menahan tubuh Nagyung, sedangkan tangan lainnya menjalar pelan dan lembut, pada pahanya, kemudian masuk ke balik rok pendek tersebut. Satu sentuhan di area sensitifnya, membuat tubuh Nagyung bergelinjang.

Jelasnya.

Satu sudah basah.

Satu sudah keras.

.

.

.

"Kenapa... diam terus... San?"

Pertanyaan ragu itu diajukan oleh Wooyoung, lantaran sepanjang perjalanan mereka, San tampaknya masih sering diam. Seperti fokus mengemudi dari mobil yang rasanya ia todong langsung—tak membiarkan mobil diantar ke rumah, tak membiarkan pengurusan lainnya, hanya meminta dipersiapkan di tempat dan di sinilah mereka berada.

Agak gila, Wooyoung pikir.

Lagipula mengapa bisa tiba-tiba membeli mobil? Hanya untuk alasan agar bisa merebut waktunya dari Juyeon?

Tak mungkin.

"San..." Wooyoung memanggil lagi. "Lo kenapa sih...?"

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang