Octagon 2 - 162 : Terjalin Lama dan Baru

359 44 57
                                    

"Jadi, ini nomor baru?"

Saat Yunho menanyakan hal itu padanya, Mingi hanya mengangguk pasrah sembari menyuapkan sarapan terlambatnya—lebih cocok dikatakan makan siang pada jam setengah 12 siang tersebut—di kantin agensi mereka. Tepat setelah jadwal mereka usai—sebuah wawancara dan juga les instrumen musik lainnya, ide dari Hongjoong—keduanya memilih untuk diam di sini sejenak, sebelum pergi ke kampus.

Mingi menceritakan seluruhnya; tak benar-benar rinci, tetapi semuanya keluar juga. Bagaimana pun juga, Mingi tetap menganggap Yunho sebagai teman dekatnya, walau pernah terluka.

Hal itu membuat Yunho, menatapnya dengan perasaan bersalah.

Sedangkan Mingi, mendapatinya dengan aneh. "Kenapa?"

"Seharusnya gue gak main-main sama Soobin dari awal..." bisik Yunho. "Gue gak tau... gimana cara gue jelasin... tapi... gue setenggelam itu sama Soobin dulu..."

"Paham." Mingi menjawab dengan tipis, lalu menyuapkan lagi makannya. "Gue tau rasanya..."

"Gi, gue minta maaf." ucap Yunho, sebelum mendesahkan napasnya pelan, tau bahwa Mingi takkan mau membicarakannya lebih lanjut. Maka dari itu, Yunho hanya mengambil dua potong ayam filletnya, lalu menaruhnya di atas piring nasi goreng Mingi. "Makan yang banyak. Lo hilang berarti dari kemarin malam, 'kan?"

Mingi menatap dua potongan coklat keemasan itu, sebelum mengambilnya dalam sebuah suapan. "Gak hilang... gue cuma pulang ke kota gue..."

"Ah..." Yunho mengangguk. "Kota lo di sebelah sih, dekat."

Secara hati-hati, Mingi mengambil suapan tersebut masuk ke dalam mulutnya.

"Terus lo ke mana?" 

"Suatu tempat." Mingi berbisik rapuh, sembari mengunyah makanannya. "Habis itu, minta tidur ditemani adik gue."

Yunho tersenyum simpul, cukup hapal dengan itu. "Sayang ha-pe lo dibanting..."

Sedikit, Mingi meliriknya.

Selagi Yunho melanjutkan. "Soalnya dulu... 911 lo itu gue, hehe. Ya walau dulu masalahnya bukan masalah berat kayak sekarang. Kalau gak karena lo gak bisa mesen minuman atau makanan di café sendiri, pasti karena lo tiba-tiba pengen main basket tapi di tempat random."

Tak disangka, hal itu membawa Mingi pada senyumannya. "Waktu belum serumah ya...?"

"Waktu belum serumah." Yunho terkekeh dan mengangguk-angguk. "Kalau gak, lo pasti dateng ke tempat gue, jam berapapun itu. Di apartemen gue sih, bukan di rumah, since gue males pulang ke rumah. Tapi—"

"Selalu ada cewek atau cowok yang berbeda." Mingi memotong kemudian mengangguk-angguk. "Hapal kok, gue sangat hapal."

Yunho meringis, menyentuh dadanya sendiri kemudian sembari terkekeh. "Gue gak akan gitu lagi~"

"Yakin?" tanya Mingi, mulai bercanda, sambil mengambil suapan kembali untuk nasi gorengnya.

Yunho meliriknya dan bergerak cepat, sebelum Mingi menyuapkannya, untuk mengambil potongan katsu tersisa, di atas nasinya. "Makan pakai itu."

Dalam diam Mingi melirik.

Tetapi Yunho tampak tak ingin mempermasalahkannya, dengan menjawab pertanyaan sebelumnya. "Yakin. Gue, yakin, mau serius ke Yeosang."

"Tapi Yeosang sekarang..."

"Gak apa." Yunho menggeleng, tersenyum lebar. "Gue mau nunggu. Udah waktunya gue nunggu."

Mingi menatap tak percaya.

Berhasil membuat Yunho merasa terluka, sampai kemudian mengerang pelan. "Gue gak tau sih, gue bisa gak ya, gak main sama siapapun...?"

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang