Setelah mengetuk pintu dua kali, Hongjoong, masih dalam keadaan berkeringat setelah tampil—melewati berinteraksi dengan fans di bawah panggung—menunggu di depan sebuah kamar hotel, di tempat yang sama dengan acara diadakan. Pintu terbuka setelahnya, menampilkan Stella, yang masih juga dalam balutan pakaian sama seperti sebelumnya, mempersilahkan masuk.
Hongjoong melangkah dan masuk, pada kamar hotel yang tipenya di atas satu dari mereka.
Segera setelah itu, Hongjoong berdiri. Namun Stella berjalan menuju sofa, duduk di salah satunya, kemudian menepuk tepat di sampingnya pada sofa terpanjang itu.
Mau bagaimana pun juga, Hongjoong mengikutinya. Dengan patuh. Toh, Hongjoong ada di bawah kendalinya, bukan?
Raut wajah Hongjoong tak bisa disembunyikan. Hal itu membuat Stella menyentuh pipinya secara lembut, kemudian mengusapnya.
"Kamu akhir-akhir ini selalu kelihatan murung." ucap Stella dengan lembut. "Berbeda dengan Hongjoong yang penuh semangat, yang saya tau."
Hongjoong menjilat bibir bawahnya yang mendadak kering, hanya untuk membuatnya merekahkan senyuman, walau terlihat jelas tak tulus. "Saya rasa gak seperti itu, Kak Stella."
"Kamu ini." Tangan Stella berpindah ke kepala Hongjoong, mengacak rambutnya yang sudah tak terlalu rapi dan agak basah oleh keringat. "Penampilan kamu bagus. Total seperti biasa. Apa yang kamu pikirkan?"
"Alasan kita berdua ada di sini?" Hongjoong menjawabnya dengan pertanyaan balik.
Karenanya, Stella tertawa kecil sembari menepuk pahanya sendiri. "Ah, ya ampun. Jangan dibawa pikiran. Saya cuma ingin mengobrol dengan kamu. Sudah lama sekali sejak kamu berubah."
"Berubah setelah aku tau kalau Kak Stella bukan kawan?"
Balasan Hongjoong hanya membuat Stella terkejut, namun dibuat-buat dengan ekspresinya. "Oh? Bukankah saya masih kawan kamu?"
Hongjoong mengangkat satu alis.
Sedangkan Stella membawa tangannya berpindah ke pipi, turun ke dagu Hongjoong dan mengangkatnya. Hanya untuk menatapnya lekat, dari dekat. "Saya masih kawan, Hongjoong. Bukan lawan."
Di titik itu, Hongjoong tak berniat berucap.
Selagi Stella tampak tengah memperhatikan wajah Hongjoong—dari poni di dahinya, turun ke mata, hidung, lalu bibirnya. "Saya ini tetap kawan kamu. Saya sangat menyukai kamu, itu mengapa saya akan tetap ikut campur untuk urusan kamu."
"Alasannya?"
"Karena kadang kekuasaan membosankan." Stella menjawab tanpa ragu, sebelum menepuk bibir Hongjoong menggunakan ibu jari dari jemari di dagunya. "Dan kamu, satu-satunya orang yang bisa muasin saya tentang itu."
Hongjoong sengaja agak memiringkan wajahnya, untuk menarik Stella agak menatap matanya karena pergerakan itu. "Jadi, Kak Stella bakal terus nyari apapun yang bisa Kakak gunain sebagai senjata kekuasaan, terhadapku?"
"Salah." Stella menatap dengan raut wajah kecewa, tepat di mata. "Saya cuma mau kamu nikmati semua ini. Toh, semua kekuasaan ini, untuk kamu juga."
"Gak setelah Kak Stella melibatkan orang lain."
"Dion?" Stella tertawa kecil, dengan sangat anggun setelah mendengarnya. "Oh, dia lagi."
Hongjoong tak menjawab, lagi.
Sementara Stella menggelengkan kepalanya, seperti kecewa atas balasan Hongjoong. "Serius, Hongjoong. Saya gak peduli akan ucapan kamu bahwa Dion itu pemerkosa, atau apapun. Saya juga gak masalah kalau gak ada Dion."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023