Tubuh itu terbaring—tak lembut sama sekali di atas kasur tersebut, di mana Mingi langsung menahan diri dengan kedua lengan menumpu. Selagi Soobin, menaruh ponselnya di atas meja nakas kasur tersebut, dan naik ke atas secara satu per satu. Melalui lututnya.
Tak kuasa menahan rangsangan dari bagaimana wajah Mingi memperlihatkannya—Mingi tengah berada dalam fase sakit hati, keinginan balas dendam, membutuhkan ada yang mengerti dirinya. Sesungguhnya, itu adalah makanan paling nikmat untuk Soobin.
Soobin adalah seseorang yang sejak dahulu diajarkan seluruh tata krama yang menjadikannya bertutur kata lembut, bicara dengan lembut dan menatap dengan lembut.
Tetapi bukan berarti itu semua segaris dengan apa yang bisa berada di dalam kepalanya, pun dengan apa yang dilakukannya.
"Want to make it slow and steady, or," Soobin bertumpu lutut di hadapannya, segera melepas sweater yang dikenakannya, yang tak memiliki dalaman apapun. Lalu menjatuhkannya ke bawah kasur begitu saja, sembari tetap mengikat tatapan dengan Mingi. "Long and nasty?"
Mingi baru bertemu dengannya, secara langsung.
Mingi baru bicara dengannya, secara satu sama lain.
Mingi bahkan tak mengenalnya.
Biasanya, Mingi takut untuk mengenal orang baru, sehingga benar ia selalu menghindar. Tetapi sekarang, sebuah pengecualian.
Mingi melirik ke arah pintu terbuka dan tak ingin melewati ini; seseorang yang Yunho inginkan, tengah berada di kamarnya yang dihuni bersama Yunho, untuknya.
Jadi Mingi, menjawab dengan berani. "Fuck me brainless."
Soobin mulai tersenyum lembut, sebelum menurunkan sweatpants abu, berwarna senada dengan sweaternya, sampai paha. Lagi, tak mengenakan apapun di baliknya. Hanya itu.
Dengan santai, Soobin mengurut penis panjangnya—jelas sayang panjang dan terlihat keras.
Mingi masih mempertahankan posisinya—kedua lengan masih menumpu—dengan tubuh setengah terduduk. Memperhatikan bagaimana Soobin hanya memompa dan mengurutnya—menaik-turunkan kulupnya secara berulang.
Satu tangan Soobin yang bebas, mengajak Mingi mendekat. "Come to me."
Mingi melakukannya.
Ini akan menjadi kali ketiganya bersetubuh dengan laki-laki, sebagai dirinya di pihak bawah. Tetapi Mingi tak keberatan, untuk sekarang. Toh, semua kejadian ini hanya membuatnya, merasa dikuasai oleh... tiga orang tersebut.
Masih dengan posisi serupa, Mingi meluluskan sebagian tubuhnya diantara kedua kaki Soobin. Membuat wajahnya tepat berhadapan dengan penis tersebut, sembari masih harus menumpu tubuhnya dengan satu lengan. Selagi tangan lain, menyentuh penis Soobin, melalui tangan Soobin sendiri.
Sebenarnya, tatapan Mingi benar-benar tergambar jelas.
Ekspresi sedih, tetapi bernafsu.
Soobin... menyukainya.
Dengan itu, Soobin tahu cara menguasainya. Soobin pun menepuk-nepukan penisnya pada kedua belah bibir Mingi yang terbuka, mengangguk mempersilahkannya.
Hal itu membuat Mingi menyentuh kedua paha Soobin, hanya untuk menjadikannya tumpuan. Saat Mingi membuka mulutnya lebar, untuk memasukan penis tersebut ke dalam kulumannya.
Tak langsung masuk sekaligus—toh Mingi belum terbiasa. Tetapi Mingi tetap melakukannya, untuk dapat menelan penis dari sosok yang menatapnya dengan mata membulat polos itu.
Ini aneh, diantara mereka.
Soobin berwajah polos, mempertahankan ekspresi polos, namun menjadi satu yang menguasai Mingi di balik seluruh keras dan tak tersentuhnya ia di atas panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023