Pada tanggal 8 Februari, sekitar jam 11 pagi tersebut, Hongjoong membuka pintu utama dari rumah dan mempersilahkan Juyeon untuk mendorong kursi roda di mana San duduk. Walau memang sebelumnya ketika turun dari mobil dan menaiki tangga, San berjalan dengan bantuan Juyeon dan Hongjoong, dikarenakan tongkat kruk untuknya masih berada di mobil.
Juyeon mendorong kursi roda itu ke dalam dan San agak memukul lengannya. Sembari terkekeh—selagi Hongjoong turun untuk mengambil barang-barang di mobil dan juga tongkat kruk—Juyeon pun menatapnya dari samping belakang.
"Lo diem, bisa? Rese."
Tetapi San menepis lengannya lagi. "Gue gak lumpuh, anjing. Biarin gue pakai tongkat lagi."
"Lo tuli atau apa?" Juyeon memutar mata malas. "Jelas tadi dokternya bilang, lo kudu pakai kursi roda dulu, jangan maksain pakai kruk. Seenggaknya seminggu."
"Lama."
Suara langkah kaki tergesa dari arah belakang, di mana Hongjoong telah kembali, membuat San dan Juyeon melirik. Jelas melihat bagaimana Hongjoong langsung membawa barang-barang itu ke arah kamarnya, pun dengan tongkat kruk.
"Hongjoong?"
"Lo stay di kamar gue sampai lepas gips." Hongjoong membalas, membuka pintu kamarnya kemudian. "Gak ada penolakan."
San menatap malas.
Selagi Juyeon tertawa kecil dan kemudian menepuk kepalanya. "Ciye, dirawat sama yang bikin celaka."
Hongjoong agak menoleh.
Sehingga Juyeon yang melihatnya, langsung mengangkat kedua tangan sejajar dengan kepala. "Sorry! Bercanda!"
San bergerak untuk memukul pinggang Juyeon, yang membuatnya langsung menghindar kemudian menggerutu.
"Apa sih? Hongjoong juga gak masukin ke hati, anjir, kok lo yang baper?"
Malas membalas, San memutar matanya, yang kemudian terhenti di mana Hongjoong mendapatkan panggilan masuk ketika dirinya berjalan untuk membawa barang-barangnya. Hongjoong memilih untuk meletakkan dulu seluruhnya di dekat ranjang dan kemudian mengangkat panggilan.
Atas apa yang Hajoon katakan, San langsung mengabaikan Juyeon yang mulai bicara kembali untuk mendorong kursi rodanya sendiri ke dalam kamar.
Di posisi Hongjoong, dirinya mengangkat satu panggilan, yang berasal dari Kino. Hongjoong membelakangi arah pintu, sehingga tak tahu bahwa San masuk, dan Juyeon mengekor sampai muka pintu.
"Ya, No? Kenapa?"
"Hei!" Seruan di seberang sangat bersemangat. "Tebak?"
Hongjoong langsung mendapatkan tebakannya. "Lo udah pindah?"
"Benar! Kok lo bisa tau?"
"Ya, memang tebakannya tentang apa lagi?" Hongjoong membalas, sembari kemudian berjongkok. Tangannya mulai membuka salah satu tas, di mana berisi barang-barang dan juga makanan yang sempat diberikan mereka yang menjenguk San. "Kapan? Tadi?"
"Semalam. Ini kami lagi beres-beres." Kino menjawabnya. "Eh, Hyunjae bilang beberapa hari lalu lo ke café, ya?"
"Iya." Hongjoong mengeluarkannya satu per satu di atas kasur. "Niat awal nyari kalian, tapi, ya, baguslah, seenggaknya gue jadi kenal sama Hyunjae."
"Udah ingat belum Hyunjae yang mana?"
Hongjoong menggeleng, masih melakukannya. "Gak."
"Duh, parah." Kino berdecak di seberang. "Yang lo pukulin sampai masuk rumah sakit, bego. Terus lo ngacir karena Seonghwa."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023