"Oke, aku tau, tadi banyak banget keanehan, tapi..."
Juyeon berucap cepat, tepat setelah pintu ditutup dan dikunci, di mana membuatnya segera melempar pisang bekas Hongjoong ke tempat sampah terdekat, untuk melihat bagaimana Wooyoung berjalan lebih cepat menjauh darinya. Juyeon menyeringai gemas, sebelum mengejar Wooyoung yang terkejut, dan langsung memeluknya dari belakang pada pinggangnya; mengangkatnya agar tak lari lagi darinya.
"...ini kamu beneran ngewe sama San?"
Sontak Wooyoung tertawa di pelukan tersebut, tak mau menjawab.
Selagi Juyeon membawa diri mereka ke sofa, dekat gorden yang diceritakannya, untuk membuatnya kemudian membanting Wooyoung ke sana.
Wooyoung tertawa dan berusaha melindungi dadanya sendiri, karena tepat setelah itu, Juyeon naik ke atas tubuhnya, dan menumpu diri menggunakan lutut dengan memenjarakan tubuhnya.
"Beneran?" Juyeon bertanya lagi, penasaran.
Namun Wooyoung yang tampaknya lebih penasaran. "Ini kenapa kamu keliatannya malah girang?"
"Karena artinya aku udah boleh ngewein kamu lagi, ya?" tanya Juyeon, sembari menaik-turunkan alisnya.
Wooyoung terkekeh, tetapi penasaran. Nadanya semakin turun di kata per katanya. "Tunggu dulu, Juy. Aku mau tanya... karena memang ini persaingan sehat, tapi... memang gak ada sesak ya, atau apa gitu... karena harus berbagi...?"
"Ada." Juyeon menjawab tanpa ragu, untuk melepas kausnya sendiri dan melemparnya asal. "Banget malah, karena waktu awal kamu sama aku, kamu juga sesuka itu sama San."
Di sana Wooyoung tak menjawab.
Juyeon pun harus meredam diri, untuk turun perlahan. Untuknya mengusap kepala Wooyoung, turun ke pipinya, lalu tersenyum dengan lembut. "Tinggal hitung waktu aja, sampai kamu milih. Jadi, aku gak mau nyia-nyiain waktu."
Ragu untuk Wooyoung untuk membalas senyumannya, karena sejujurnya, di balik semua ini, ia merasa takut. "Aku tuh nyakitin kamu banyak banget loh, Juy... gara-gara Yeonjun..."
"I know." Juyeon mengangguk. "Tenang aja, selama itu pula, aku coba nyari yang salah di aku. Nyari yang kurang di aku. Coba introspeksi diri dan nyari tau alasan kenapa kamu bisa berpaling."
Di sanalah, Wooyoung langsung menangkup pipi Juyeon, dengan sangat lekat pun menatapnya. "Gak, Juyeon. Kejadian itu murni muncul karena aku serakah. Karena aku merasa butuh sama dia yang punya semua mimpi-mimpi aku..."
"Kalau alasannya itu, artinya, kalau ada Yeonjun kedua... bakal sama, ya?"
Wooyoung benar-benar merasa bersalah.
Sampai Wooyoung berusaha bangun, tanpa melepaskan tangkupan pipinya dari Juyeon, yang hanya membawa dirinya mundur. Wooyoung memposisikan dirinya untuk menjadi duduk, menghadapnya, sebelum kemudian merapat, untuk mencium bibirnya dengan sangat dalam.
Begitu dalam, juga menghisap.
Di saat Juyeon belum bisa bereaksi apapun, lantaran Wooyoung, sudah berbisik di antaranya.
"Perasaan aku benar-benar ada buat kamu dulu, Kak Juyeon... aku gak bohong..."
Terbiasa dengan semua jarak ini, Juyeon sampai lupa bahwa, Wooyoung berada satu umur di bawahnya.
.
.
.
"Don't worry, it won't hurt you. Okay? Just relax. Nod if you understand."
Begitu lembut, bahkan sangat lembut, dari Hongjoong ketika mengatakannya. Mencoba memastikan pada sosok yang terbaring lemah di hadapannya, yang tengah menutup mulutnya sendiri dengan telapak tangan, lalu mengangguk kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023