"Welcome, Your Highness~"
Dengan bercanda, seolah seperti seorang pelayan, Wooyoung membukakan pintu utama rumah tersebut, untuk Yeonjun masuk ke dalam. Yeonjun pun terkekeh namun dengan segera meraih satu tangan Wooyoung, secara sopan, lalu mengecup punggung tangannya.
Tahu, bahwa tak ada orang lain di rumah selain dirinya. Seluruhnya pergi berangkat, untuk The Overload.
Bahkan Yeosang dan Jongho sekalipun.
"Gak salah panggilan? Seorang pangeran malah membukakan pintu untuk seorang rakyat jelata?"
Wooyoung membalas kekehannya, menutup pintu dengan kaki, lalu menggenggam tangan Yeonjun yang masih menyentuhnya.
Yeonjun pun menatapnya sembari memundurkan langkah, membuat dirinya yang berada lebih menjorok ke area dalam. Lalu berjalan secara moonwalk yang membuat Wooyoung tertawa gemas.
"Tuan Muda Pangeran ingin rakyat jelata ini melakukan headstand, atau breakdance?" tanya Yeonjun.
Lupa dengan banyak hal, Wooyoung melepas ranselnya begitu saja, yang membuat Yeonjun mengikutinya.
Wooyoung menatap dengan tatapan kesal yang dibuat-buat. "Mau meledek?"
"Terlihat kayak gitu, kah?" tanya Yeonjun, lalu menyentuh kedua tangan Wooyoung dalam sebuah pose untuk memulai dansa, sebelum memindahkan satu ke pinggangnya. Bermain, dengan panggilan itu. "Mau menari bersama, Tuan Muda Pangeran? Saya diutus oleh Baginda Raja untuk memberikanmu senyuman~"
"Buat saya tersenyum kalau begitu?"
"Baik." Yeonjun langsung merapatkan tubuh mereka, tersenyum, sebelum melirik sedikit ke arah kaki mereka yang saling melepas sepatu. "Tuan Muda Pangeran, apa kakinya baik-baik saja untuk berdansa?"
Wooyoung ikut melirik, senyumannya tak kunjung hilang. "Salah kau jika terjadi sesuatu."
"Kita bisa mulai dengan langkah pelan." Yeonjun menginisiasi gerakan, dengan gerakan dansa di sebuah pesta formal. "Tuan Muda Pangeran tentu mahir."
"Semua mahir sebelum kecelakaan." jawab Wooyoung, mengarahkan langkah mereka ke halaman belakang.
Beruntung, Yeonjun mengerti akan arahannya. "Tak apa, Tuan Muda Pangeran. Anda bisa lebih bersinar walau bukan dalam tarian."
"Benarkah?" Wooyoung masih mengikuti langkah untuk menari. Saling berputar pelan dalam tarian tersebut. "Jikalau begitu, bisa kau tunjukan, dimanakah diri saya bisa lebih bersinar?"
"Seperti ini." Yeonjun agak berhenti di muka pintu kaca, pembatas antara bagian dalam rumah dan bagian luar, yang memang ditinggalkan terbuka. "Sekarang ini."
Wooyoung tersenyum lalu mendorong langkah mereka untuk menjadi semakin mundur, memasuki area luar. Wooyoung menginisiasi dansa untuk dilanjutkan, membuat Yeonjun melakukannya. Hanya saja, kakinya tiba-tiba terasa nyeri sampai lututnya agak melemas.
Hal itu membuat Wooyoung hampir terjatuh dan Yeonjun dengan sigap menahan tubuhnya dari tangannya yang masih bertahan di pinggang.
Wooyoung terkejut, namun ia menatap Yeonjun, yang dengan khawatir juga menatapnya.
"Kakinya gak apa-apa?" tanya Yeonjun dengan cepat.
Wooyoung agak melirik ke bawah sebelum meringis miris. "Kayaknya nari sedikit juga udah gak mungkin."
"I'm sorry, Wooyoung..." Yeonjun merasa tak enak karenanya.
Tetapi Wooyoung menggeleng, sebelum meluruskan tubuh, dengan masih bertahan memegang tangan Yeonjun juga bahunya. "Nah. Justru setelah kenal lo lebih dekat, gue ngerasa lebih seneng aja, bisa lihat orang lain jalanin mimpi gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023