Octagon 2 - 10 : Tercekik Terikat

547 62 22
                                    

Berdiri menghadapnya, di dalam kamar mereka, Hongjoong tak bisa mengatakan apapun. Walau jelas kedua matanya memerah, menatap sangat marah sekaligus terluka pada seseorang yang berdiri tepat di hadapannya. Tak ada yang bisa ia lakukan selain menahan sakit ini, walau ia tahu sosok di hadapannya pun juga merasa sakit.

Tetapi Hongjoong tak bisa menerima alasan apapun.

Semuanya sudah terlanjur basah, dan Hongjoong hanya perlu terus berenang untuk sampai ke daratan.

Seonghwa, yang mencoba menahan tangisannya walau tak bisa, perlahan menggelengkan kepalanya. Seolah sudah tak tahan akan seluruh luka dan sakit yang kini Hongjoong torehkan padanya.

Padahal, Hongjoong selalu bersumpah menjadi orang yang akan terus membahagiakannya.

"Sedikit aja, Hongjoong... coba ngerti dari posisi aku..."

Hongjoong tahu, tetapi tak mau mengerti.

Bukan. Lebih tepatnya, bukan saatnya ia harus mengerti. Tetapi kini saatnya ia dimengerti.

"Sakit banget..." Seonghwa menepuk dadanya berulang kali, lalu meremasnya. "Aku baru seneng karena cinta aku ke kamu berbalas... kenapa jalannya harus kayak gini?"

"Kamu tau kenapa."

"Aku gak tau kenapa!" Seonghwa agak membentaknya, ketika air matanya menjadi semakin deras. "Aku tau kamu sangat benci manusia itu, tapi kamu harus mikir, diri kamu gak boleh dibenci sama Ovu lagi, cuma karena aku! Aku tau kamu perlakuin aku berharga, maka dari itu, kamu harus paham kenapa aku minta kamu kayak gini!"

Hongjoong ingin sekali saja untuk lebih mengedepankan egonya. "Kamu pikir aku lakuin ini semua buat siapa?"

"Aku tau, buat aku!" Seonghwa terlihat tak bisa menahan apapun lagi. Suaranya sangat serak dan bergetar, isakannya menguat. "Cuma yang dipertaruhin itu Ovu!"

Sembari menggertak giginya, Hongjoong mencoba mendekat. "Aku mikirin kam--"

"Terus kenapa kamu malah ninggalin aku dulu?"

Satu pertanyaan yang menyayat hatinya itu, membuat langkah Hongjoong langsung terhenti. Kedua matanya memanas tak kuasa, ketika dadanya menjadi semakin nyeri.

"Kenapa kamu anterin aku ke tempat tinggal Dion, tanpa mikir kalau aku cuma anak laki-laki lemah yang baru legal, masuk ke sebuah pesta berisi banyak orang dewasa?!"

Tak bisa.

Hongjoong tak bisa diingatkan kembali pada penyesalannya, yang memang menghantuinya sampai terasa membuatnya gila. Hongjoong tak bisa menerima hal ini, terlebih ketika Seonghwa dengan hancurnya, meremas dadanya sendiri sekuat tenaga, sembari mendekat padanya dan kemudian menjerit keras.

"Kenapa kamu pergi di malam itu?!"

Hongjoong terlonjak.

Napanya tersengal tiba-tiba, saat terasa berhenti mendadak.

Seperti tercekik.

Kedua matanya terbuka begitu saja, ketika disadarinya bahwa itu hanya salah satu episode dari seluruh mimpi buruknya selama tiga bulan ke belakang. Wajah dan tubuh Hongjoong berkeringat. Tatapannya terarah lurus ke arah langit-langit, di ruang tengah, di mana dirinya ingat selepas The Overload latihan malam itu, ia memilih untuk tidur di sofa. Dikarenakan Nagyung masih tetap di rumah ini, dan meminta untuk tidur bersama Seonghwa.

Tiba-tiba saja, sebuah wajah muncul di hadapannya. Dari arah atas, di antara temaramnya lampu itu, sampai membuatnya terkejut.

Mingi, sosok itu, terkekeh kecil melihat Hongjoong terlonjak. Lalu Mingi menjauh, untuk duduk di sofa sampingnya yang berukuran single, selagi Hongjoong mendudukan diri sembari menelan ludahnya.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang