Bergegas meraih kausnya, dan juga celana, Hongjoong membawanya tergesa. Lalu Hongjoong berlari keluar untuk menyusul Seonghwa yang berjalan cepat untuk turun menuruni tangga, setelah kedatangannya di lantai dua tersebut, entah sejak kapan.
Di langkahnya menuruni tangga, Hongjoong mengenakan kausnya dengan sangat cepat. Lalu juga celananya, sampai dirinya hampir terjatuh di bagian tangga terbawah.
Tetapi Hongjoong terus berlari, menciptakan kegaduhan di waktu dini hari tersebut.
Hongjoong dengan cepat berlari masuk ke dalam kamar dari pintu yang terbuka, setelah Seonghwa masuk ke dalam sana. Lampu tak Seonghwa nyalakan—hanya bantuan cahaya dari lampu luar yang sebagian masih menyala, juga dari jalanan karena kaca jendela besar di sana hanya tertutup bagian tipis gorden, tanpa yang tebal—ketika ia mengambil koper dan membuka lemari.
Akan bagaimana Hongjoong menarik bahunya untuk berbalik, San yang baru saja tertidur lagi setelah terbangun, kembali terjaga. San langsung melihat keadaan, dan turun dari kasur kemudian.
"Kenapa ini?"
Namun tak ada antara keduanya yang menggubris.
Hongjoong tetap pada Seonghwa, yang kini menepis tangannya.
Melihat ada jejak air mata di mata Seonghwa, San ikut mendekat dengan kekhawatiran. Hanya saja San tak tahu, sampai isi kepalanya menebak, membuatnya membulatkan mata seketika.
"Mingi?"
Sontak saja, Seonghwa mengalihkan tatapan pada San, dan langsung memperlihatkan kekecewaannya. "Lo tau?"
"Gak—!" San langsung mencoba mengelak, walau di sisi lain, dia benar-benar terkejut dengan jawaban tersebut. Memberi arti bahwa tebakannya benar.
Tetapi Seonghwa terlanjur kecewa.
Pertama, Mingi.
Kemudian, San mengetahuinya dan hanya diam.
Seonghwa kembali untuk membuka kopernya kali ini, selagi Hongjoong mencoba menahannya.
"Seonghwa, dengar—"
"Aku dengar dari awal." Seonghwa menoleh, untuk tersenyum dalam sakit, namun itu hanya satu detik. Sebelum Seonghwa meraih pakaiannya secara asal dan memasukannya tanpa peduli kerapihan ke dalam koper. "Cuma suara yang kedengeran aja. Sisanya enggak. Tenang aja."
Hongjoong masih mencoba mendapatkannya. "Seonghwa, dengar dul—"
"Diem, Hongjoong." Seonghwa menepisnya, masih bersikeras untuk memasukan pakaian.
Selagi San mematung, merasa bersalah. Tepatnya saat dia telah tertidur dan Seonghwa masuk ke dalam untuk bertanya padanya di mana Hongjoong. Maka San menjawab dengan hal yang ia ketahui, sebelum kembali tidur saat itu.
Nyatanya, semua berbelok seperti ini.
"Seonghwa, aku—"
"Aku bisa terima kalau Jennie. Atau orang lain." Tiba-tiba saja Seonghwa melempar pakaiannya ke dalam koper terbuka itu, sambil menatap Hongjoong. Secara lekat. "Tapi kenapa harus Mingi...?"
Tentu saja Hongjoong dibuat bisu.
Tetapi yang berada di pikiran Hongjoong sekarang adalah, bahwa Mingi, tercipta jauh sebelum semua ini. Sehingga Hongjoong benar dibuat bingung dengan pembelaannya.
"Mingi yang selalu nemenin aku dan peluk aku—"
Kalimat Seonghwa terhenti sendiri.
Kala itu, sebulir air matanya jatuh, tetapi bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman, dalam kesadaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023