Octagon 2 - 135 : Di Ambang Kecewa dan Harapan

349 44 73
                                    

Him.

i can't make it tonight
im sorry
but please stay
ill see you in the morning

Membaca pesan tersebut, Seonghwa merasa terluka, tepat di hatinya. Permasalahannya adalah, bagaimana bisa, Hongjoong selalu menepati apapun untuk yang lain, sedangkan untuknya, bisa beralasan seperti ini?

Seonghwa menggigit lidahnya, mencoba menahan sengatan di matanya, setelah baru saja membuka pemikirannya tentang sosok tersebut pada seseorang. Sekarang Seonghwa disakiti lagi, seperti bukan yang utama. Ya, Seonghwa siap untuk disakiti, sebagaimana yang Hongjoong lakukan bersama Jennie. Toh Seonghwa tahu, dirinya yang utama.

Sampai semua berubah saat Hongjoong bersama Mingi... Seonghwa benar-benar takut. Takut Hongjoong berpaling... takut Hongjoong bisa menaruh hati padanya...

Jadi Seonghwa sudah menjelaskan sebelumya pada Seungwoo, bahwa dirinya hanya mencari rasa dari satu orang itu. Semua rasa, bahkan kengerian dari sebuah trauma.

Seonghwa yang meremas ponselnya membuat Suzy mengalihkan tatapan padanya. Di mana Suzy mengantarnya pulang, sesuai janjinya, setelah selesai menjalani sesinya di pukul satu pagi itu; setengah jam lebih lama dari kemarin.

Tentu saja, melihatnya seperti itu membuat Suzy khawatir. Karenanya, Suzy segera menyentuh tangan Seonghwa, untuk meremasnya pelan, agar berhenti untuk meremas ponselnya sendiri sekuat itu.

"Sayang..." panggil Suzy secara lembut. "Kenapa, mm? Tadi sesinya sulit?"

Namun Seonghwa langsung menatap padanya, untuk tersenyum, menahan tangisnya. "Kak... maaf, tapi boleh jangan antar aku ke rumah yang kemarin? Aku perlu pergi... ke rumah yang lain..."

Tak ada keinginan untuk menolak, Suzy langsung mengangguk. "Tentu. Kamu arahkan, ya?"

.

.

.

Dalam diam, San membaca pesan tersebut.

Ah... jadi Hongjoong meminta untuk bicara, tetapi sesuatu menahannya sampai ia tak bisa? Baiklah. San tak akan protes sama sekali lantaran, dirinya penuh dengan perasaan bersalah pada Hongjoong, yang entah apa yang dia usahakan, sampai membuat dirinya tetap bisa masuk ke dalam Nama Aman.

San akan menunggu dan bertahan.

Selagi memperbaiki dirinya bahwa... sudah seharusnya dia hidup di masa sekarang. Bersama yang lain, karena semua sudah terjadi, dan yang tersisa hanya penyesalan tanpa perubahan. Rasanya akan menyulitkan jika ia terpuruk; walau sebenarnya ia berada di ambang dirinya untuk menyerah.

Hanya saja, San teringat lagi; dirinya berada di depan, bersama Hongjoong. Seharusnya San yang melindungi, bukan dilindungi.

Karenanya, di dekat ruang tengah tersebut, San mencoba untuk berdiri sendiri dari kursi rodanya. Tanpa bantuan tongkat kruk. Berhubung tak ada siapapun di rumah, hanya Jongho. Karena Seonghwa tiba-tiba pergi tetapi mengatakan bahwa ia aman dan akan pulang. Lalu Wooyoung dan Yeosang di rumah sakit. Sisanya, The Overload, pergi ke agensi dan belum kembali.

Ketika San hampir berdiri, pintu utama tiba-tiba terbuka. San menjatuhkan dirinya untuk duduk, namun tak sengaja malah menyakitinya sendiri. Di mana bertepatan dengan Mingi dan Yunho masuk ke dalam, membuat satu dari mereka langsung berlari mendekat.

"Lo gak apa-apa, San?"

San meringis sebelum menggeleng. "Gak kok..."

"Di rumah ada siapa?" tanya Yunho.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang