Octagon 2 - 95 : Pembicaraan di Dalam Mobil Pt. 2

407 52 47
                                    

Berpisah.

Yunho pulang menggunakan mobilnya, bersama Juyeon. Selagi Yeosang melakukan hal yang sama, bersama Wooyoung.

Walau dipenuhi rasa takut—akan informasi yang diberikan mengenai adanya orang-orang suruhan alumni lingkaran dalam di sekitar untuk Hongjoong—Seonghwa berusaha bersikap tak tahu apapun. Seonghwa hanya keluar dari parkiran bawah dalam tersebut, membawa diri untuk berjalan menuju tempat yang dituju di sore hari tersebut.

Tujuannya adalah aula, di mana teman-temannya pasti sudah menunggu untuk berlatih. Akan ada penampilan dari mereka selama lima belas menit untuk acara Hearts in Havana, maka dari itu mereka akan berlatih.

Lagi, dikarenakan nama Seonghwa menjadi semakin naik setelah pertunjukan bersama Titik Koma kemarin, dirinya kembali menjadi pemeran utama. Ini semua akan sangat berguna untuk portofolionya nanti. Terlebih semester depan, Seonghwa ada di tahun terakhirnya, jadi untuk berpartisipasi di luar tugas sepertinya akan sulit.

Saat itu, Seonghwa segera membawa diri menuju aula. Melewati booth Hearts in Havana, melewati orang-orang yang menyapa, atau juga melewati orang-orang yang berbisik tentangnya.

Tentu Seonghwa tahu julukan-julukan yang orang-orang berikan padanya setelah perbuatannya terhadap Younghoon terbongkar tahun lalu.

Si Jalang.

Si Lonte Pria.

Si Fake.

Si Paling Korban.

Well, Seonghwa tak marah.

Justru, semakin dirinya memamerkan lehernya, toh, better hide your boyfriend, girls. Begitulah setidaknya yang ada di kepalanya.

Terlebih, rasa percaya dirinya benar-benar menjadi lebih tinggi. Setelah semalam...

Karena Hongjoong.

Sekarang lebih menggila saat Seonghwa tahu kemungkinan untuk permintaannya pada Hongjoong akan lebih mudah terlaksana jika lelaki itu menjadi ketua.

Seonghwa merasa jahat.

Namun di sisi lain, Seonghwa merasa siap menjadi pihak yang jahat pada akhirnya. Bukan Seonghwa memanfaatkan Hongjoong, namun, jika untuk hidup damai berdua dengannya harus melenyapkan trauma mereka, maka, Seonghwa sangat menantikannya.

Ah, Seonghwa belum sempat memikirkan tentang Lino. Tetapi jelas, pagi tadi saat Lino membukakan pintu, tak ada cara untuk menyembunyikan lehernya, jadi Seonghwa, hanya tersenyum saja.

Tak sadar, langkah Seonghwa terlalu cepat sampai tak sengaja menabrak tubuh seseorang. Sialnya adalah perempuan, yang membuatnya sampai terjatuh, dari bagaimana dirinya membawa sebuah jus stroberi di tangannya, dan juga sebuah kunci mobil di tangannya.

Yang tak bisa dicegah, tumpah, mengenai celananya sendiri.

Seonghwa membulatkan mata dan langsung berjongkok. Langsung merasa bersalah, pikirannya menjadi sangat fokus sebelumnya.

"M-maafkan aku—! Tadi aku gak lihat dan—ya Tuhan, basah... what to do..."

"Gak apa, gak apa~" Suara lembut itu berucap, walau arah tatapannya masih terarah pada celana longgar berwarna putih yang dikenakannya bernoda merah sekarang.

Tetapi Seonghwa tak bisa begitu saja mengiyakan. "Ini putih... uh... aku harus gimana... mau pakai outerku buat nutupin?"

"Gak apa." Kembali suara lembut itu mengalun, untuknya mengangkat wajah. "Untung tadi adikku ngasih kunci mobilnya ke aku, katanya dia pulang sama temannya dan—"

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang