Octagon 2 - 65 : Hari Tanggal 2 Februari Pt. 6

575 45 82
                                    

Di malam yang nyaris berganti hari tersebut, Jongho berdiri dalam diam, menyaksikan bagaimana Nagyung bertumpu lutut di hadapan dua makam berdampingan.

Satu, terbuat dari batu.

Satu lainnya, masih berupa tanah basah.

Bersama keheningan malam, dan pahit yang menyayat hati, Jongho menemaninya. Menemani bagaimana Nagyung menginginkan untuk datang kemarin, masih tak rela dengan kepergian.

Terlebih, begitu sakit melihat tanggal yang tertera.

Satu, tanggal 1 Februari.

Satu lainnya, tanggal 2 Februari. Baik di tanggal kelahiran, maupun kematian.

Melihat punggungnya bergetar, sudah terlalu lemah untuk menangis sampai tak ada suara, Jongho pun berjongkok perlahan. Satu tangannya mengusap punggungnya secara hati-hati, tahu bahwa sosok itu tengah rapuh. Begitu rapuh.

Di titik ini, Jongho ingin menemaninya.

Tetapi di sisi lain, Jongho ingin tahu... di mana Hongjoong berada. Tidakkah dia terpikirkan, untuk pulang kembali dan setidaknya... menemani adiknya?

.

.

.

Satu hirupan itu dengan cepat membawa kedua mata Hongjoong bergulir ke belakang—pertama kali dalam hidupnya merasakan sensasi seperti ini.

Tubuh Hongjoong didorong ke belakang, untuknya bersandar pada sofa, ketika dirinya memilih untuk memejamkan mata dan merasakan sensasi menyengat sekaligus menguar di sepanjang lorong lubang hidungnya. Masuk ke dalam rongga pernapasan dan langsung menyerang kepalanya.

Pintu terbuka.

Hyunjae masuk ke dalam selagi Minhyuk tersenyum puas, dengan apa yang sudah ia lakukan. Atas persetujuan Hongjoong, untuk kini, menundukkan kepalanya, bukan?

Seperti ditampar kenyataan.

Benar adanya, Hongjoong berada di bawah, dan terlalu takut untuk melihat ke atas. Selama ini yang Hongjoong lakukan, hanya terus melihat ke arah bawah, untuk memastikannya di atas.

Padahal, masih banyak langit yang tak bisa dijunjungnya. Begitu banyak lapisan, takkan bisa digapainya semudah itu.

Hyunjae mendekat dengan senyuman, sembari mendudukkan diri di lengan sofa yang Hongjoong duduki. Membawa bibir gelas dari minumannya mendekat pada bibir Hongjoong, yang semula mendorongnya lemah—masih dikuasai akan bagaimana serbuk putih itu merasuk seluruh sel di dalam tubuhnya.

Saat itu, Minhyuk bersandar dan mengedik pada Hyunjae. Menyuruhnya untuk memberikan minuman itu pada Hongjoong, yang masih terpejam dengan perasaan baru yang baru dirasakannya.

Hyunjae menekan bibir gelasnya, sampai kedua belah bibir Hongjoong terbuka. Lalu meminumkan cairan berwarna coklat bening tersebut ke dalam mulutnya.

Apakah ini... jawabannya?

Perasaan ini... sesuatu ini...

Sesuatu... yang membuat Hongjoong mulai berpikir...

Dapatkah ia... membalaskan dendam pada Dion sekarang?

Atas bantuan lingkaran dalam?

Hanya untuk... Seonghwa... seorang?

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang