Octagon 2 - 180 : Bertahan Untuk Tertahan

377 44 44
                                    

Layarnya terbuka.

Di dalam mobil tersebut, Hongjoong melihatnya. Mengingatnya. Tanggal yang sama, dengan bagaimana keadaan di saat semuanya menjadi seburuk ini.

Hongjoong tak memiliki apapun untuk dipikirkannya, selain banyak hal. Sebanyak yang tak bida terduga oleh dirinya sendiri, jika menjabarkannya.

Nagyung yang sulit untuk diberitahu.

San yang meminta izinnya.

Mingi yang membutuhkannya.

Seonghwa yang pasti tengah terluka di hari ini.

Hanya saja, sekuat tenaga, Hongjoong tak datang, pun menghubunginya. Hongjoong benar-benar harus menjaga jaraknya, sejauh mungkin dari Seonghwa, agar semuanya tak terganggu.

Karena berkurangnya satu pun tetap membuatnya gila, apalagi jika ada?

Hongjoong menggertak giginya, selepas dirinya mendatangi agensi, hanya untuk beberapa keperluannya hari ini. Toh sisanya, adalah jadwal yang lainnya.

Sehingga kini, Hongjoong mencoba mengakhiri tugasnya, untuk mematenkan posisi seseorang. Di mana saat itu, Hongjoong tepat mengunci layar kembali, begitu kaca di sebrang sampingnya diketuk, dalam mobil tersebut.

Berusaha untuk tak terlihat kacau, Hongjoong tersenyum. Begitu pintu dibuka dan sosok berambut merah muda itu masuk ke dalamnya.

"Hei, Kak Rastafara." Veronica, menyapanya dengan senyuman lembut. "Semalam agak canggung... ya? Maaf ya, Kak... posisinya agak jauh, aku agak takut kalau pulang bareng temen-temenku... yang ada rencana mabuk..."

Tak ada balasan.

Hongjoong hanya melajukan mobilnya setelah itu, berharap, tak ada siapapun yang akan menangkap kejadian ini, lalu berakhir dengan menodongnya dengan pertanyaan memuakkan seperti sepanjang malam.

Sakit sekali... kepala dan hatinya.

.

.

.

Seonghwa mengunci layarnya karena sepertinya, yang ditunggunya takkan pernah menghubunginya.

Di sampingnya, Lino memperhatikannya dalam diam. Sebelum mencoba untuk mengalihkan suasana, dengan menyentuh lengan Seonghwa, dan menunjuk ke arah seberang jalanan.

"Kita pindah ke sana yuk?"

Seonghwa melihat ke arah depan, kebetulan di Jalan Benggala itu.

Ah... toko es krim yang dama, dengan yang pernah dikunjunginya bersama Suzy.

"Mau?" tanya Lino, sembari tersenyum lembut. "Tadi lihat yang keluar dari sana bawa es krim stroberi, yang topingnya penuh stroberi. Mau coba gak?"

Sudah pernah...

Seonghwa hanya tersenyum simpul padanya.

Semua sudah pernah...

Lino tak seistimewa itu sekarang...

Mendapat persetujuan—setidaknya yang Lino tangkap—dirinya berdiri lebih dahulu. Kemudian Lino mengulurkan tangan, untuk mengajak Seonghwa melakukan hal yang sama. Berdiri untuknya, lalu menggenggam tangannya erat dan keluar dari area restoran tersebut.

Keduanya menyebrang jalan.

Dengan langkah itu, mereka berdua memasuki toko es krim dan mencari satu kursi kosong yang bisa ditempati.

Sekilas Lino melirik ke arah menu yang terpanjang di belakang order table. Kemudian Lino yang tersenyum lembut, kembali pada Seonghwa untuk memastikan apa yang akan dipesannya.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang