Octagon 2 - 21 : Reaksi Relasi

477 51 22
                                    

Melihat bahwa Hongjoong naik begitu saja ke dalam bus, membuat Seonghwa berdiri di samping mobil Yeosang dalam diam.

Semalam, sangat mengerikan dan menyakitkan.

Seonghwa melihat Hongjoong menangis kembali, setelah sebelumnya, selalu menahan dan jarang sekali melakukannya. Hanya terjadi ketika ia benar-benar sudah tak tahan, berdiri di atas kakinya sendiri.

Semalam, Seonghwa baru saja merasa bahagia.

Hongjoongnya kembali, bukan?

Satu tempat yang paling menyimpan memori indah mereka, membantunya untuk kembali, bukan?

Namun sekarang ternoda.

Tempat itu ternoda akan munculnya sebuah memori baru, yang terjadi, akan bagaimana Hongjoong tak kuasa ketika menghadapinya. Melihatnya.

Apakah Seonghwa... semenyakitkan itu untuk Hongjoong?

Jikalau iya, apakah cinta semenyakitkan ini?

Tak bisakah... Seonghwa dan Hongjoong menjadi kembali sebagai si murid yang tak punya teman karena penyuka sesama jenis dan terlalu menarik juga si ketua kelas pun ketua OSIS, kesayangan para guru yang ternyata sering menggunakan kekuasaannya di sana?

Walau Hongjoong tampak mengerikan bagi Seonghwa—memang, Hongjoong selalu lembut, khusus padanya, tetapi tidak membuat fakta bahwa dia tahu dirinya berkuasa atas harta, otak, kemampuan dan hati para guru—dirinya ingin kembali ke masa itu. Masa di mana semua baik-baik saja, dan Seonghwa, bisa tetap merasa nyaman dan aman, walau dengan banyaknya penolakan.

Toh, penolakan itu ada karena Seonghwa memaksakan diri untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Seonghwa hanya berpikir, Hongjoong dahulu tak memiliki perasaan serupa, dan Seonghwa memilih untuk menguburnya, asalkan tidak kehilangannya.

Semua rasa sakit di masa lalu, lebih baik terjadi. Asalkan, Seonghwa dapat menyatakan perasaannya lebih dahulu, dan semua kemalangan ini takkan pernah terjadi.

Seonghwa meremas pinggiran pintu, selagi Jongho dan Nagyung sudah berada di kursi belakang, menunggu. Selagi Yeosang ikut berdiri di samping pintu, karena menunggu bis yang meninggalkan tempat itu lebih dulu.

Bersamaan dengan itu, salah satu anggota The Overload justru mendekat pada mereka. Adalah Mingi, yang dengan tergesa menghampiri, sampai berhenti di samping Seonghwa.

Seonghwa menatapnya yang terlihat akan mengatakan sesuatu. Tetapi karena tak kunjung dikatakan, Seonghwa yang justru mendekat dan kemudian memeluk tubuh Mingi.

"Mingi..." bisik Seonghwa memulai.

Mingi tampak terkejut, walau ini bukan pertama kalinya Seonghwa memeluknya setiap kali dirinya sedih selama tiga bulan terakhir ini.

"Kasihan, Hongjoong." Seonghwa menahan sesak, pun menahan fakta bahwa Hongjoong jadi tak bisa hadir, untuknya pergi bersama ke rumah orang tuanya. Di saat Seonghwa ingin menunjukkan pada mereka, bahwa dirinya, akan terus baik-baik saja jika bersama Hongjoong. "Tapi... gue lagi takut..."

"Takut... kenapa?" Perlahan, Mingi membalasnya dengan pertanyaan.

Selagi Seonghwa, menyembunyikan wajahnya di dada Mingi, dan menahan tangisannya yang bisa jatuh, kapan saja.

"Takut... kalau satu-satunya bikin dia bahagia... cuma dengan gue pergi dari hidupnya..."

.

.

.

Benar-benar mengisolasi diri, Hongjoong kembali masuk kr dalam podnya, dalam bis tersebut untuk tidur. Seperti bukan Hongjoong yang biasanya, yang bahkan disuruh untuk tidur pun ia tak mau.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang