"Silahkan masuk."
Ketika dipersilahkan, dua sosok yang melihat ke arah pintu—yaitu San dan juga Juyeon, tersenyum—sampai Wooyoung, yang datang itu, masuk ke dalam sembari memegang sebuah bingkisan. Wooyoung menunduk pelan, melihat bagaimana di satu ruangan khusus di mana Hajoon bekerja—sebelumnya dan masih menjadi miliknya—tengah mempersiapkan alat untuk melepas gips San.
Hajoon mengangguk, sekilas.
Sebelum kemudian Hajoon melirik San, memintanya naik ke atas kasur pemeriksaan.
Juyeon hendak membantunya, tetapi San menepis.
"Masih aja." Juyeon memutar mata.
Sedangkan San tak melihatnya, hanya naik ke atas kasur sembari meledeknya. "Mending lo pikirin sebentar lagi lo shooting video buat comeback Mei, tapi samping kepala lo masih botak gara-gara jahitan."
"Come on?" Juyeon menadahkan tangannya. "Ini sengaja gak gue tumbuhin rambut bagian ini, heh?"
Wooyoung tertawa, untuknya berdiri di samping Juyeon dan mengangguk. "Ganteng kok."
"Tuh, ganteng!" seru Juyeon.
Hajoon langsung melirik Juyeon karena suaranya terlalu keras, membuat ia langsung mengatupkan bibir. Juyeon pun mencari pengalihan, dengan bertanya pada Wooyoung kemudian.
"Ke sini sama siapa?"
"Yeosang." jawab Wooyoung.
San melirik, sembari meluruskan kaki sesuai arahan dari Hajoon. "Loh? Yeosangnya mana?"
"Di luar pintu." Wooyoung mengedik. "Lagi nunggu pac—eh?"
"Pac?" San mengernyit. "Pacar maksud lo?"
Juyeon mendadak panik kemudian, mengingat sudah sebulan lebih, dirinya memperhatikan Yeosang agar tak menyulitkannya. Di mana sejauh ini memang tidak, lantaran Yeosang sering menghabiskan waktu bersama Wooyoung, baik di rumah maupun di kampus.
Ya, jika Wooyoung tidak sedang bersama Juyeon, atau San, atau keduanya.
Entah, tetapi sesuatu... rasanya tercipta. Hanya perlu salah seorang, mengambil langkah lebih dulu.
"Anjir, Yeosang punya pacar? Kenapa gak bilang gue?!"
"Mampus gue keceplosan... "Wooyoung meringis pelan. "Bukan gitu... bukan gue gak mau bilang tapi—"
"Sakit gak?" San agak meringis, saat melihat Hajoon di hadapannya sudah siap dengan sebuah gergaji kecil. "Kok agak... ngeri?"
Juyeon dan Wooyoung teralihkan, dengan bagaimana mereka menatap satu sama lain, melihat perbedaannya. Awal-awal, San terlihat takut sekaligus canggung, setiap kali ada Hajoon. Namun, bisa Juyeon konfirmasi, Hajoon terasa lebih lunak—tak seperti awal sampai memukuli Hongjoong dahulu—karena rasanya, setelah San menjadi bagian di Nama Amannya, Hajoon menjadi terasa lebih dekat. Bukan hanya pada San, tapi pada seluruhnya.
Bahkan penghuni rumah lain, mengingat Hajoon jadi sering sekali ke rumah waktu itu, untuk mengurus The Overload, pun memastikan San tak membuat gipsnya pecah.
Saat itu, Hajoon tak menjawab, hanya mulai memotong gipsnya secara hati-hati. Membuat coretan-coretan itu kemudian terbelah, dan terpecah.
Selanjutnya Hajoon melepas dan mengangkatnya secara hati-hati—setelah menaruh gergaji, membuat San agak meringis melihat bagian kakinya tersebut tampak lebih pucat dari miliknya keseluruhan. Lalu Hajoon mengambil gunting, untuk memotong bantalan pelindung dan stockinette.
Setelahnya selesai.
Untuk Hajoon kemudian memijat ringan kaki tersebut dan kemudian agak menepuknya. "Sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023