Sudah bukan Yunho yang menunggu, namun Mingi, yang hanya duduk diam, di kasurnya ketika teman sekamarnya pergi untuk mandi di malam itu. Dalam kelelahannya—baik fisik maupun batin—Mingi berusaha untuk terus menguatkan dirinya. Kepalanya bersandar, pada kepala ranjang, pun matanya terpejam.
Menunggu.
Masih menunggu.
Sampai setelah sekian lama, Yunho pun keluar dari kamar mandi.
Mingi membuka mata, melihat bagaimana sosok ikut berbalut handuk di pinggangnya, bertelanjang dada, dalam keadaan rambut yang basah. Mingi tahu dan sadar bahwa dirinya menyukai Yunho.
Tetapi rasanya, semua tenggelam dalam rasa sakit.
Tak disangka juga, melihat Yunho berjalan ke arah lemari seperti itu, membuatnya teringat bayangan masa lalu. Hongjoong juga sebelumnya seperti itu.
Jujur saja, Mingi tak tahu yang dirasakannya.
Namun di sana, dirinya, seperti bagaimana ketika bersama Hongjoong dahulu, membuka suara.
"Yun."
Panggilan itu membuat Yunho menoleh, baru saja mendapatkan kausnya untuk tidur. Yunho belum mengenakannya, hanya menunggu Mingi melanjutkan kalimatnya.
"Beberapa hari terakhir ini lo terus ganggu gue."
Tangan Yunho turun, wajahnya merasa bersalah. "Sorry, Gi. Gue—"
"Lo pengen apa dari gue?" Mingi memotongnya.
Yunho menjadi tergagap karena hal itu.
Tetapi Mingi sudah sampai pada keputusannya, yaitu, bahwa ia tidak ingin dipermainkan. Hanya saja Mingi sadar, ia akan selalu dipermainkan.
Sehingga, setidaknya, Mingi tidak dipermainkan dalam kebohongan.
"Lo pengen apa dari gue?" Mingi mengulang, penuh penekanan. "Bilang secara jujur."
Melihatnya seperti itu, Yunho berjalan mendekat ke arah kasur, melupakan diri untuk mengenakan kausnya. Dari tatapan Yunho, terlihat perasaan tak enak, tak bersalah.
Apa-apaan?
Permainan anak teater?
Mingi tak percaya akan apa yang tersuguh di wajah Yunho, padanya.
"Mingi..."
"Bilang." Mingi memaksa, sudut matanya agak memerah, menahan gertakan dari giginya. "Jujur, Yunho."
Jelas sekali, Yunho menelan ludahnya susah payah.
Bahkan ketika dirinya, terduduk perlahan di tepian kasur, tanpa memutus tatapan dari Mingi.
"Gue bakal terima, kalau lo jujur. Apapun itu."
Karenanya, Yunho menjatuhkan kausnya dan mulai mengusap wajahnya sendiri, agak kasar. Yunho agak mengerang, seperti tertekan.
Selagi Mingi pun tak mau mencoba mengerti diri Yunho, karena ia pun tertekan di sini.
Yunho... adalah sosok satu gender pertama yang memikat hatinya sangat jauh, tetapi justru malah menyelubunginya dengan duri. Setiap gerakannya, menyakitkan.
Masih mempertahankan posisinya, kedua mata Mingi memerah. Kesulitan untuk mempertahankan bagaimana hatinya melihat Yunho.
"Gue pengen... berhubungan seks... sama lo..."
Berubah.
Sungguh berubah.
Yunho menatapnya secara takut. Takut akan penolakan. Selama Mingi, mempertahankan tatapannya, sangat lekat, namun secara kosong pada sosok tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023