Pagi hari, tanggal 4 April 2023.
Cukup gelap, melihat waktu masih menunjukan pukul lima pagi.
Hongjoong menekan lidahnya, pada pipi bagian dalam, begitu melihat bagaimana pintu gerbang dibuka, oleh seseorang yang kemudian memasukan motornya ke dalam. Di dalam posisinya sendiri, Hongjoong tengah menggenggam sebuah kotak, dari sebuah benda yang baru, namun sudah tak memiliki segel—karena ya, Hongjoong lebih dahulu mengutiknya.
Saat itu, setelah melepas helmet dan menaruhnya, lelaki itu berjalan perlahan, menaiki tangga, sembari berusaha menjauhkan tatapan dari Hongjoong. Sayangnya, Hongjoong terus menatapnya lekat, sampai ia berdiri ketika langkahnya semakin dekat.
Mingi, yang menghilang sejak kemarin, akhirnya tiba. Terlihat bagaimana pakaiannya sudah berbeda, tetapi raut wajahnya masih sama; terluka di dalam hatinya.
Terpaksa Mingi berhenti, di satu tangga lebih bawah daei Hongjoong.
Sedangkan Hongjoong, saat itu, langsung menyodorkan kotak tersebut padanya.
"Semua nomor urusan agensi dan anak rumah udah masuk semua." Hongjoong mengucapkannya dingin, dengan datar. "Gue gak butuh penolakan; ini cuma tanggung jawab gue sebagai ketua lo. Bukan artinya gue melunak sama lo."
Mingi tak punya pilihan selain menerimanya.
Setelahnya, Hongjoong memasukan kedua tangan, ke dalam sakunya. "Lo punya jadwal sama Yunho jam delapan pagi. Bagus kalau lo ingat."
"Makasih." Mingi bergumam, sembari menunduk. "Gue mau masuk dulu ke dalam."
Belum Hongjoong mempersilahkannya, gerbang telah dibuka kembali. Oleh seseorang, yang membiarkan mobilnya berada di luar gerbang, untuknya masuk ke dalam.
Baik Hongjoong maupun Mingi melihatnya.
Yunho tiba, dengan tergesa, tampak panik untuk menaiki tangga. Arah tatapannya melirik pada Mingi, agak bingung, sebelum menuju Hongjoong, takutkan dia akan marah.
"Oke, gue tau kalau lo cuma ngasih gue waktu sampai tadi malam, tapi—"
"Berhasil gak?" Hongjoong memotong, dengan mengedik, bertanya padanya.
Yunho menahan kalimatnya sebelumnya, melirik Mingi sekilas, lalu menjawab dengan nada yang agak turun. "B-berhasil..."
Kedua pupil Hongjoong agak melebar.
Yunho sendiri tampak bisa bernapas lega, walau langsung menjabarkannya untuk membuat kejelasan. "Belum ditandatangani, tapi udah setuju. Gue datang lagi besok."
"Apa yang lo kasih?" tanya Hongjoong. "Anak lo lahir?"
Seketika itu juga Yunho tersenyum, walau terlihat miris. "Lahir, Hongjoong... cantik banget... bulan depan dia ulang tahun..."
Hongjoong tak membalas.
Sedangkan Yunho langsung meraih tangan Mingi dan menggenggamnya. "Gi... anak gue lahir, Gi. Hidup... namanya Yvanna. Anak gue cantik banget... matanya mirip Yena... gue rasa bibirnya mirip gue."
Di sana, Mingi, menyempatkan diri untuk tersenyum pada Yunho, walau hanya selebar yang ia bisa. "Gue ikut senang, Yun..."
"Lo bisa ketemu dia?" tanya Hongjoong, memotong.
Yunho teralih, sebelum menggelengkan kepalanya. "Gue ingin setiap Yvanna ulang tahun, seenggaknya gue bisa datang. Tapi gak bisa. Gue ganti dengan setiap ulang tahun Yvanna, biarin gue dapat foto atau video, tapi tetap gak diterima. Lalu terakhir gue minta setiap Yvanna ulang tahun, biarin gue kirim kado."
"Diterima?" Mingi bertanya untuknya.
Yunho perlahan menghadapnya, untuk menariknya ke dalam sebuah pelukan. "Awalnya enggak, tapi akhirnya diperbolehin, Gi. Bahkan besok, waktu tanda tangan, gue bakal dikasih kesempatan buat ngobrol sama Yvanna, dengan pengawasan... Gi... gue sedih tapi gue seneng... seharusnya gue gak kayak gini... tapi kenapa, dalam dada gue sesak banget...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023