Octagon 2 - 113 : Malam Kasih Sayang Pt. 5

415 50 59
                                    

Di atas tubuhnya, duduk di atas paha itu, Seonghwa menguasai Lino yang hanya dapat meremas pinggangnya secara kuat. Di saat Seonghwa terus menguncinya dalam ciuman yang sangat menggairahkan, dengan bagaimana ia juga terus menggesekkan tubuh bagian bawahnya pada kejantanan Lino di balik bungkusan karet tipis tersebut.

Seonghwa sadar dan mau melakukan ini.

Tak bohong.

Apalagi menguasai seseorang, seperti bagaimana keahliannya. Menaklukan laki-laki, untuknya selepas SMA, adalah perkara mudah. Siapa yang tak berhasil didapatkannya? Dahulu saja, jika Seonghwa mau, San yang jelas memiliki ketertarikan secara lurus saja bisa dikuasainya.

Masalahnya, Seonghwa mencoba untuk memberikan sedikit perasaan di sini.

Agar tak hambar.

Agar tak perlu mencari lagi selama menunggu.

Agar tak dikonsumsi rasa takut.

Gel berwarna merah muda itu sudah melumuri permukaan lubangnya—sebenarnya Seonghwa siap kapan saja. Namun Seonghwa mencoba membuat Lino benar-benar terbiasa, sampai saatnya ia menggenggam batang kemaluan tersebut dan mulai mengangkat pinggulnya.

Ciuman dilepas untuk keduanya meraup oksigen.

Dengan hawa yang memanas, dengan suasana yang menjadi begitu intens, Seonghwa mengunci Lino dalam tatapannya. Mempertahankan manik mata mereka untuk terus saling menatap, selagi Seonghwa mulai mendorong ujung penis tersebut terhadap lubangnya, yang membuat mulutnya setengah terbuka.

Masih menahan erangannya, bersama dengan Lino yang menahan nikmat yang mulai menjalar dari jepitan yang dirasakannya.

"Hwa... hh..." Lino merasakan napasnya memberat, secara luar biasa. Bukan hanya dari rasa aneh yang pertama kali dirasakannya, tetapi juga dengan bagaimana jantungnya berdetak tak karuan. "It's... uh..."

Seonghwa melirik ke bawah sekilas—memastikan posisinya benar, untuknya mendorong lebih dalam nantinya. "Tight...?"

"Iya..." Lino menekan permukaan bibirnya, saat Seonghwa menatapnya lagi. "Should we... put in... more...?"

"You sure?" Justru, sebagai pihak yang dimasuki, Seonghwa yang bertanya. "Katanya mau pelan...? Takut serangan jantung?" tambah Seonghwa, terkekeh tipis.

Lino mengangguk namun wajahnya memerah. "I just wanna hug you... so..."

"Okay..." Seonghwa tersenyum, menurunkan tubuhnya lagi untuk dapat membuat sekiranya sepertiga penis Lino menembus analnya. Kemudian Seonghwa menumpu tangan di perut Lino yang mengeras, memberikannya usapan lembut. "I like you, Lino... really..."

Langkah yang berani, tetapi Seonghwa harus memberikan sugesti. Pada kepala, pada hati.

Di saat wajah Lino memerah padam, Seonghwa menekan tubuhnya ke bawah untuk membuat penis tersebut lebih menyeruak masuk ke dalam dirinya. Yang sukses membuat Lino menahan erangan nikmat, selagi Seonghwa, agak melepaskannya.

"A-ahh... Lino..."

Suaranya memanggil seperti rengekan tipis.

Seonghwa melirik sekilas ke bawah, mencoba menggerakkan pinggulnya memutar, hanya untuk merilekskan lubangnya saat dirinya kembali menekan untuk membuat penisnya tertanam lebih dalam.

"Hwa..." Lino berusaha menggapainya.

Melihatnya demikian, Seonghwa sengaja menekan pinggul sebelum merendahkan tubuh untuk masuk ke dalam pelukan Lino—yang masih mencoba menyesuaikan diri dan perasaan. Seonghwa memberikannya ciuman lembut di bibirnya, mencoba mengatur napasnya juga.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang